Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Deteksi Dini Tentukan Keberhasilan Pengobatan Penyakit Kanker

Ardi Teristi Hardi
12/2/2025 19:48
Deteksi Dini Tentukan  Keberhasilan Pengobatan Penyakit Kanker
ilustrasi(freepik)

DOKTER Spesialis Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, dr. Mardiah Suci Hardianti,  SpPD-KHOM mengungkapkan, deteksi dini pada pasien kanker sangat penting agar tingkat keberhasilan pengobatan bisa lebih baik.

Sebagai contoh, ia mengatakan pada pasien kanker payudara, jika kanker tersebut ditemukan dalam stadium dini, tingkat keberhasilan terapi, yang diukur dengan kesintasan lima tahun sebesar 90%.  Namun, bila penyakit tersebut ditemukan dalam stadium lokal lanjut, terang dia, sekitar 50%.

“Nah, jika ditemukan pada stadium metastatik atau telah menyebar ke organ jauh, maka kesintasan lima tahun hanya kurang dari 20%,” ujar Mardiah.

Data dari register kanker RSUP dr Sardjito, sepanjang tahun 2008-2021 terdapat sejumlah 48.429 kasus kanker baru yang didominasi oleh kanker payudara, kolorektal, serviks, ovarium, dan limfoma non hodgkin. Pada kasus tersebut, 62,9% adalah perempuan dengan rentang usia 31-70 tahun.

Mardiah lalu menyebutkan beberapa jenis kanker yang sering terjadi pada usia muda di antaranya adalah leukemia akut, limfoma hodgkin dan non hodgkin, kanker tulang seperti osteosarkoma dan ewing sarkoma, tumor otak seperti medulloblastoma dan glioma, serta kanker testis dan melanoma. 

“Ada banyak faktor yang berpengaruh, seperti paparan radiasi unltraviolet dan bahan kimia, infeksi virus Epstein Barr, serta faktor kerentanan individu dan gangguan sistem imun,” ungkap dia dalam siaran pers dari Humas UGM, Rabu (12/2).

Mardiah lalu menjelaskan beberapa gejala berdasarkan lokasi primer ditemukannya kanker. Pada kanker payudara, gejalanya dapat berupa munculnya benjolan yang kadang tidak terasa nyeri namun ukurannya membesar seiring perkembangan penyakit.

Di kasus ini, kewaspadaan dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan setelah siklus menstruasi selesai. Batuk dan sesak napas yang terjadi secara terus-menerus bisa berhubungan dengan kanker paru. Pada kanker nasofaring, gejala awal yang harus diwaspadai berupa telinga berdengung yang disertai dengan nyeri kepala, mimisan, dan hidung tersumbat.

“Kalau di kanker usus, terjadi perubahan pola pada sistem pencernaan seperti buang air besar yang disertai darah, konstipasi, dan juga diare,” ungkap dokter yang bertugas sebagai staf medik untuk layanan kanker dan kelainan darah di RSUP Sardjito, RS Akademik UGM, dan RS PKU Yogyakarta tesebut.

Ia menambahkan, pendarahan yang kerap terjadi berulang juga bisa digunakan untuk mendeteksi kanker. Sebagai contoh, pendarahan dari anus bisa menjadi tanda kanker usus. Selanjutnya, pendarahan dari area kewanitaan dapat menjadi tanda kanker leher Rahim. Pendarahan pada urin bisa menjadi gejala awal kanker pada saluran kemih, seperti ginjal dan kandung kemih.

Ia juga menjelaskan bahwa penurunan berat badan dalam jumlah banyak di waktu yang singkat, tanpa adanya program penurunan berat badan, juga dapat  menjadi salah satu tanda kanker karena adanya peningkatan metabolisme tubuh. Badan mudah terasa letih dan lemas berkepanjangan, sambungnya, menjadi salah satu tanda kanker bila disertai dengan tanda dan gejala yang lain. Ia mencontohkan gejala dan tanda kanker darah di antaranya infeksi yang berulang karena penurunan fungsi imun, lemas, dan pucat, karena kekurangan sel darah merah serta perdarahan yang berkaitan dengan penurunan jumlah trombosit atau sel pembeku perdarahan.

Dengan banyaknya kasus kanker di Indonesia, menurutnya jumlah fasilitas layanan kanker di Indonesia, yang menyediakan fasilitas dan tenaga ahli lintas bidang yang bekerja dalam satu tim multidisiplin untuk pelayanan kanker terbaik, masih sangat terbatas.

Melihat kondisi ini, ia merasa skrining dan deteksi dini menjadi solusi penting agar jumlah pasien kanker stadium lanjut dan akhir bisa menurun jumlahnya. “Jadi jangan lupa, lakukan cek kesehatan secara berkala, tidak merokok, rajin berolahraga dan melakukan aktifitas fisik, diet seimbang, istirahat yang cukup dan pandai mengelola stres merupakan hal-hal yang sangat dianjurkan untuk pencegahan penyakit tidak menular termasuk kanker,” pungkas dia. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya