Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Jangan Anggap Remeh! Nyeri Menstruasi Bisa Jadi Alarm Tubuh Akan Masalah Kesehatan Reproduksi

Nur Amalina
14/10/2024 09:56
Jangan Anggap Remeh! Nyeri Menstruasi Bisa Jadi Alarm Tubuh Akan Masalah Kesehatan Reproduksi
Nyari haid bisa jadi tanda masalah kesehatan reproduksi(Freepik)

NYERI saat menstruasi sering dianggap hal biasa oleh banyak perempuan, namun sebaiknya tidak diabaikan. Rasa sakit yang berlebihan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius.

Alih-alih dianggap sebagai gangguan bulanan, nyeri yang tidak wajar mungkin menandakan kondisi medis yang membutuhkan perhatian lebih. Mengenal tubuh sendiri dan peka terhadap perubahan adalah langkah awal dalam menjaga kesehatan reproduksi secara keseluruhan.

Tahukah Anda bahwa gangguan menstruasi bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan masalah kesuburan, seperti siklus yang tidak teratur dan nyeri menstruasi berlebihan? Sayangnya, banyak wanita tidak menyadari kondisi ini. Padahal, gangguan tersebut bisa menjadi gejala kondisi medis seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan endometriosis.

Baca juga : 12 Penyebab Siklus Haid Tidak Teratur

Oleh karena itu, pemeriksaan dini perlu dilakukan untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. Mari kita simak penjelasan dari dr. Ferry Darmawan, Sp.OG, MIGS di Bocah Indonesia, mengenai nyeri menstruasi pada perempuan dan apa yang sebaiknya dilakukan.

Menstruasi normal pada perempuan memiliki siklus yang lancar setiap bulan. Siklus normal terjadi setiap 24-28 hari dengan durasi 2-8 hari. Jumlah darah yang normal dikeluarkan saat menstruasi adalah sekitar 80 cc.

Namun, bagaimana jika menstruasi mengalami gangguan? Berikut ini adalah tanda-tanda gangguan menstruasi yang harus disadari:

Baca juga : 5 Cara Mengatasi Rasa Lemas dan Kelelahan saat Haid

  1. Siklus tidak teratur
  2. Durasi tidak teratur
  3. Tidak menstruasi
  4. Nyeri berlebihan
  5. Jarang menstruasi hingga siklus memanjang
  6. Kuantitas darah yang terlalu banyak hingga mengganggu aktivitas

Dr. Ferry menjelaskan bahwa nyeri saat menstruasi adalah hal yang perlu mendapat perhatian lebih karena berkaitan erat dengan kesehatan reproduksi.

“Ketika perempuan mengalami gangguan haid, seperti menstruasi yang jarang atau nyeri berlebihan, mereka mulai bertanya-tanya ada apa dengan tubuh mereka. Salah satu isu yang sering muncul adalah nyeri saat haid, yang terbagi menjadi dismenore primer dan dismenore sekunder,” jelas dr. Ferry.

Dismenore primer biasanya tidak berbahaya, tetapi dismenore sekunder memerlukan penanganan lebih lanjut. Dismenore sendiri berarti nyeri saat menstruasi, di mana dismenore primer tidak memiliki penyebab yang jelas, sementara dismenore sekunder dapat disebabkan oleh kondisi medis yang mendasari.

Baca juga : Kebersihan Saat Menstruasi Penting untuk Kesehatan Reproduksi Perempuan

Gejala dismenore yang sering dialami perempuan antara lain:

  • Kram di perut bagian bawah
  • Nyeri di punggung bawah
  • Nyeri menjalar ke kaki
  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Lemas
  • Pingsan
  • Sakit kepala

Bahkan beberapa perempuan mengalami nyeri yang sangat hebat hingga tidak bisa beraktivitas. Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 81 Ayat 1, dijelaskan bahwa wanita di Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan cuti saat nyeri haid pada hari pertama, dan perusahaan tidak boleh memotong cuti tersebut dari cuti tahunan.

“Nyeri saat menstruasi itu bervariasi, bahkan beberapa perempuan sampai pingsan karena menahan sakit. Hal ini bukan sesuatu yang bisa dianggap berlebihan, seperti yang sering terjadi saat masa sekolah,” kata dr. Ferry.

Baca juga : Anak Perempuan 6 Kali Lipat Lebih Rentan Terkena Kasus Kekerasan Seksual dan Fisik

Penyebab kram pada dismenore sekunder antara lain adenomiosis dan endometriosis. Adenomiosis adalah kondisi di mana jaringan endometrium tumbuh ke dalam dinding rahim, sedangkan endometriosis adalah kondisi di mana jaringan endometrium tumbuh di luar rahim. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan infertilitas atau masalah kesuburan.

Bagaimana cara mengatasi hal tersebut? Dr. Ferry merekomendasikan langkah awal penanganan dismenore dengan cara:

  1. Perubahan pola makan
  2. Relaksasi atau pengaturan pernapasan
  3. Olahraga teratur
  4. Menggunakan bantalan pemanas di perut
  5. Mandi air panas
  6. Pijat punggung bawah dan perut

Untuk penanganan lebih lanjut, dapat dilakukan dengan konsumsi obat, terapi hormon, Histeroskopi Diagnostik (HD), Histeroskopi Diagnostik Simple Procedure (HDSP), Histeroskopi Operatif (HO), dan Laparoskopi Operatif (LO). Jika ditemukan endometriosis atau adenomiosis, maka akan dilakukan prosedur untuk mengatasi penyebabnya.

Jangan anggap remeh nyeri saat menstruasi karena hal ini bisa menjadi sinyal dari tubuh bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Jangan ragu untuk memeriksakannya ke dokter agar mendapatkan penanganan yang terbaik. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya