Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
NYERI saat menstruasi sering dianggap hal biasa oleh banyak perempuan, namun sebaiknya tidak diabaikan. Rasa sakit yang berlebihan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius.
Alih-alih dianggap sebagai gangguan bulanan, nyeri yang tidak wajar mungkin menandakan kondisi medis yang membutuhkan perhatian lebih. Mengenal tubuh sendiri dan peka terhadap perubahan adalah langkah awal dalam menjaga kesehatan reproduksi secara keseluruhan.
Tahukah Anda bahwa gangguan menstruasi bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan masalah kesuburan, seperti siklus yang tidak teratur dan nyeri menstruasi berlebihan? Sayangnya, banyak wanita tidak menyadari kondisi ini. Padahal, gangguan tersebut bisa menjadi gejala kondisi medis seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan endometriosis.
Baca juga : 12 Penyebab Siklus Haid Tidak Teratur
Oleh karena itu, pemeriksaan dini perlu dilakukan untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. Mari kita simak penjelasan dari dr. Ferry Darmawan, Sp.OG, MIGS di Bocah Indonesia, mengenai nyeri menstruasi pada perempuan dan apa yang sebaiknya dilakukan.
Menstruasi normal pada perempuan memiliki siklus yang lancar setiap bulan. Siklus normal terjadi setiap 24-28 hari dengan durasi 2-8 hari. Jumlah darah yang normal dikeluarkan saat menstruasi adalah sekitar 80 cc.
Namun, bagaimana jika menstruasi mengalami gangguan? Berikut ini adalah tanda-tanda gangguan menstruasi yang harus disadari:
Baca juga : 5 Cara Mengatasi Rasa Lemas dan Kelelahan saat Haid
Dr. Ferry menjelaskan bahwa nyeri saat menstruasi adalah hal yang perlu mendapat perhatian lebih karena berkaitan erat dengan kesehatan reproduksi.
“Ketika perempuan mengalami gangguan haid, seperti menstruasi yang jarang atau nyeri berlebihan, mereka mulai bertanya-tanya ada apa dengan tubuh mereka. Salah satu isu yang sering muncul adalah nyeri saat haid, yang terbagi menjadi dismenore primer dan dismenore sekunder,” jelas dr. Ferry.
Dismenore primer biasanya tidak berbahaya, tetapi dismenore sekunder memerlukan penanganan lebih lanjut. Dismenore sendiri berarti nyeri saat menstruasi, di mana dismenore primer tidak memiliki penyebab yang jelas, sementara dismenore sekunder dapat disebabkan oleh kondisi medis yang mendasari.
Baca juga : Kebersihan Saat Menstruasi Penting untuk Kesehatan Reproduksi Perempuan
Gejala dismenore yang sering dialami perempuan antara lain:
Bahkan beberapa perempuan mengalami nyeri yang sangat hebat hingga tidak bisa beraktivitas. Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 81 Ayat 1, dijelaskan bahwa wanita di Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan cuti saat nyeri haid pada hari pertama, dan perusahaan tidak boleh memotong cuti tersebut dari cuti tahunan.
“Nyeri saat menstruasi itu bervariasi, bahkan beberapa perempuan sampai pingsan karena menahan sakit. Hal ini bukan sesuatu yang bisa dianggap berlebihan, seperti yang sering terjadi saat masa sekolah,” kata dr. Ferry.
Baca juga : Anak Perempuan 6 Kali Lipat Lebih Rentan Terkena Kasus Kekerasan Seksual dan Fisik
Penyebab kram pada dismenore sekunder antara lain adenomiosis dan endometriosis. Adenomiosis adalah kondisi di mana jaringan endometrium tumbuh ke dalam dinding rahim, sedangkan endometriosis adalah kondisi di mana jaringan endometrium tumbuh di luar rahim. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan infertilitas atau masalah kesuburan.
Bagaimana cara mengatasi hal tersebut? Dr. Ferry merekomendasikan langkah awal penanganan dismenore dengan cara:
Untuk penanganan lebih lanjut, dapat dilakukan dengan konsumsi obat, terapi hormon, Histeroskopi Diagnostik (HD), Histeroskopi Diagnostik Simple Procedure (HDSP), Histeroskopi Operatif (HO), dan Laparoskopi Operatif (LO). Jika ditemukan endometriosis atau adenomiosis, maka akan dilakukan prosedur untuk mengatasi penyebabnya.
Jangan anggap remeh nyeri saat menstruasi karena hal ini bisa menjadi sinyal dari tubuh bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Jangan ragu untuk memeriksakannya ke dokter agar mendapatkan penanganan yang terbaik. (Z-10)
Sejumlah penyakit yang menyerang sistem rproduksi pada perempuan juga kerap kali disebabkan karena imunitas tubuh yang lemah.
Ada kalanya siklus haid tidak teratur dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah medis hingga gaya hidup
Dokter spesialis neurologi, dr. Restu Susanti, Sp.N(K). M.Biomed menjelaskan bahwa perempuan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami migrain dibandingkan laki-laki.
Penanganan bayi tabung (IVF) di Indonesia masih sangat rendah, hanya mencapai 10% dari standar global.
Kasus disebut unexplained karena setelah melalui pemeriksaan, ternyata semua hasilnya normal, tidak ditemukan kelainan, tetapi tetap susah mendapatkan keturunan.
Migrain, kondisi yang sering kali mengganggu aktivitas sehari-hari, ternyata lebih sering dialami oleh perempuan dibandingkan pria.
Generasi Beta: Pahlawan atau korban revolusi teknologi? Mari kita bahas.
Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Kalian harus perbanyak minum air putih. Air putih bermanfaat baik untuk kesehatan kulit. Dengan asupan cairan tubuh yang baik maka badan dan kulit menjadi terwat.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved