Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SIAPA sangka, kegiatan sederhana seperti bermain memiliki dampak yang sangat besar bagi perkembangan anak? Bermain bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga merupakan sarana yang efektif untuk merangsang pertumbuhan otak, meningkatkan kreativitas, dan mengembangkan keterampilan sosial anak.
Penelitian menunjukkan anak yang sering bermain cenderung memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik, lebih percaya diri, dan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
Menurut konvensi hak-hak anak PBB yang ditetapkan pada 30 November 1999, pasal 31 ayat 1 menyebutkan hak anak atas waktu luang dan kegiatan bermain yang sesuai dengan usia mereka.
Baca juga : Ini Manfaat Main Hujan untuk Anak
Konvensi ini menegaskan bermain adalah bagian integral dari masa kanak-kanak. Melalui bermain, anak-anak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan berbagai aspek, termasuk kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial.
Bermain memiliki banyak manfaat, di antaranya membantu anak-anak mengasah pemikiran abstrak, kreativitas, dan imajinasi mereka. Kegiatan bermain juga berfungsi untuk memperkaya kedua sisi otak—otak kanan dan kiriyang sangat penting untuk perkembangan yang seimbang.
Bermain bukan hanya tentang bersenang-senang; ini adalah proses aktif yang mendukung berbagai bentuk pembelajaran.
Baca juga : Bermain Bersama Keluarga Bisa Cegah Anak Ketergantungan pada Gawai
Psikolog klinis anak, Saskhya Aulia Prima, dari Universitas Indonesia, mengungkapkan pentingnya peran orangtua dalam mengelola konflik sosial anak.
Menurutnya, campur tangan berlebihan dari orangtua dalam konflik anak dapat menghambat kemampuan anak untuk mandiri dalam menyelesaikan masalah sosial. "Jika orangtua sering ikut campur dalam konflik anak, anak mungkin tidak belajar untuk menyelesaikan masalah secara mandiri," ujarnya.
Sebaliknya, memberikan anak kesempatan untuk menghadapi dan menyelesaikan konflik sendiri membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial yang penting.
Baca juga : Bermain Dukung Pertumbuhan Fisik dan Keterampilan Sosial Anak
Buatlah aturan main yang sederhana dan jelas. Pastikan anak-anak memahami aturan tersebut sebelum mulai bermain. Ini membantu mencegah kebingungan dan konflik yang mungkin timbul selama aktivitas bermain.
Alih-alih langsung ikut campur, dorong anak-anak untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri. Ajak mereka berdiskusi dan mencari solusi bersama jika terjadi perselisihan. Ini membantu mereka belajar keterampilan penyelesaian masalah.
Biarkan anak-anak memiliki waktu bermain tanpa pengawasan terus-menerus. Ini memberi mereka kesempatan untuk mengembangkan kemandirian dan kemampuan beradaptasi dalam situasi sosial.
Baca juga : 6 Kegiatan Penting untuk Membantu Anak Tumbuh Bahagia dan Mandiri
Ajar anak-anak untuk berbagi, bergiliran, dan berkomunikasi dengan baik. Latihan keterampilan sosial ini dapat dilakukan melalui permainan yang melibatkan kerja sama dan interaksi dengan teman sebaya.
Tunjukkan cara yang baik dalam berinteraksi dan menyelesaikan konflik. Anak-anak sering kali meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka, jadi tunjukkan contoh positif dalam cara Anda menyelesaikan masalah.
Apresiasi usaha dan kemajuan anak dalam berinteraksi dengan teman-temannya. Pujian dan dukungan dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka dan memotivasi mereka untuk terus berusaha dalam interaksi sosial.
Bermain juga membantu anak-anak belajar tentang interaksi sosial, nilai-nilai sosial, dan tanggung jawab. Selama bermain, anak-anak dapat menguasai diri mereka sendiri, memahami kekuatan mereka dalam hubungan dengan orang lain, dan belajar cara berkomunikasi dan menyelesaikan konflik. Gaya bermain anak-anak sering kali mencerminkan cara mereka berinteraksi dengan orang lain di masa depan.
Dengan memberikan ruang bagi anak untuk bermain dan belajar dari pengalaman mereka, orangtua dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk kehidupan mereka. (Z-3)
MENURUT Konvensi Hak Anak PBB tahun 1989, ada 10 hak dasar anak yang perlu dijamin oleh negara dan masyarakat, salah satunya adalah hak untuk bermain dan berekreasi.
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Bermain lebih dari sekadar hiburan—ini adalah alat yang sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang fisik, kognitif, serta sosial-emosional anak.
Bermain game bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga tentang menjelajahi dunia virtual yang penuh detail dan cerita yang mendalam.
Tiga pilar utama kesehatan anak—pemeriksaan berkala, vaksinasi, dan nutrisi seimbang—jadi kunci pencegahan untuk masa depan yang sehat dan cerah.
Waktu berkualitas, atau bonding time, antara orang tua dan anak adalah fondasi utama dalam menciptakan keluarga harmonis dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Sejumlah riset tentang otak menunjukkan bahwa fondasi penting dalam kehidupan manusia bukan lagi berada di usia sekolah dasar.
Mayoritas orang tua hanya fokus pada kandungan protein atau karbohidrat saat membuat MPASI, padahal lemak juga memiliki peran krusial dalam mendukung perkembangan buah hati.
Selain berdampak pada asupan nutrisi, bibir sumbing yang disertai kelainan langit-langit mulut juga dapat menghambat kemampuan bicara anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved