Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DOKTER spesialis anak dan konsultan gizi Yoga Devaera menyampaikan bagaimana lingkungan dan kebiasaan dapat memengaruhi preferensi anak terhadap rasa manis.
Menurut Yoga, kesukaan terhadap rasa manis sering kali terbentuk sejak dini dan dapat bertahan hingga dewasa jika tidak diintervensi dengan tepat.
"Sumber kalori yang sering disukai anak-anak adalah rasa manis. Tetapi, kesukaan ini juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Jika anak
terbiasa dengan makanan atau minuman manis, kebiasaan ini bisa terus terbawa hingga dewasa," kata dokter anak dari RS UI itu.
Baca juga : Tips Mengurangi Konsumsi Gula pada Anak
Yoga memberikan panduan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi konsumsi gula pada anak secara bertahap.
"Jika sudah telanjur, kita bisa memulai pelan-pelan, untuk anak-anak, mengurangi gula perlu dilakukan secara bertahap. Misalnya, jika biasanya mereka minum susu dengan dua sendok makan gula, kita bisa mulai menguranginya sedikit demi sedikit," sarannya.
Yoga juga menekankan pentingnya strategi pengalihan secara bertahap. Misalnya, anak yang terbiasa minum susu dengan rasa tertentu, seperti stroberi atau cokelat, sebaiknya tidak langsung diberi susu putih.
Baca juga : Ini Cara Mengurangi Konsumsi Makanan dan Minuman Manis untuk Anak
"Anak mungkin tidak mau langsung beralih ke susu putih. Maka, kita bisa mulai dengan mengganti wadahnya terlebih dahulu, misalnya dari kotak ke gelas, sambil tetap menggunakan susu yang sama. Setelah anak terbiasa, kita bisa mulai mencampur sedikit susu tanpa rasa, dan terus menambah proporsinya secara bertahap," lanjutnya.
Menurut dia, proses ini bisa memakan waktu yang cukup lama, bahkan hingga berbulan-bulan, namun penting untuk dilakukan demi membentuk kebiasaan yang lebih sehat.
"Ini bukan proses 1-2 hari. Kadang-kadang memerlukan waktu yang lama, tapi ini bisa dilakukan. Anak yang terbiasa dengan makanan manis dapat dilatih untuk mengurangi keinginannya terhadap rasa manis," ungkap Yoga.
Baca juga : Ibu Panutan Utama Anak dalam Konsumsi Gula
Untuk orang dewasa, ia menjelaskan peralihan ke pola makan rendah gula bisa dilakukan lebih cepat, asalkan ada motivasi yang kuat.
"Bagi orang dewasa, perubahan bisa dilakukan lebih cepat, tergantung pada niat dan motivasi. Jika seseorang benar-benar ingin mengurangi
konsumsi gula, mereka bisa melakukannya langsung," tegasnya.
Yoga menyarankan agar pengurangan konsumsi gula dilakukan secara bertahap, terutama pada anak-anak, untuk membiasakan lidah mereka terhadap rasa yang kurang manis. Hal ini penting untuk mencegah mereka mengembangkan preferensi yang berlebihan terhadap makanan dan minuman tinggi gula di masa depan. (Ant/Z-1)
Secara kimia, gula dapat terdiri dari satu atau beberapa molekul gula yang disebut monosakarida seperti glukosa dan fruktosa atau disakarida seperti sukrosa
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik utama pada anak yang sifatnya kronis dan potensial menganggu tumbuh kembang anak.
Kenali tanda-tanda tubuh kelebihan gula agar terhindar dari risiko diabetes dan gangguan metabolisme.
Dalam istilah ilmiah, gula merupakan sakarida, terutama glukosa, fruktosa, dan sukrosa, yang mudah diserap dan digunakan oleh tubuh.
Konsumsi gula secara berlebihan dan tidak mengatur pola makan yang sehat juga bisa menyebabkan timbulnya beberapa penyakit yang bisa mengancam kesehatan tubuh.
Saat dilakukan pemeriksaan di atas kapal, tim menemukan sebanyak 500 karung beras dengan total berat sekitar 5 ton serta 400 pak gula pasir seberat 14,6 ton.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
Orang yang kecanduan minuman manis lambat laun akan menumpuk gula darah berlebih dalam tubuhnya.
Penderita diabetes biasanya sudah terbiasa dengan rasa manis yang berlebihan sehingga reseptor manis di lidah menjadi tidak terkontrol. Itu sebabnya konsumsi gula juga menjadi berlebih.
Penderita diabetes melitus (DM) harus memperhatikan pilihan gula yang dikonsumsi untuk menjaga gula darah tidak naik drastis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved