Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEBUTUHAN protein setiap orang berbeda-beda sesuai dengan usia, tingkat aktivitas, serta kondisi kesehatan yang bersangkutan. Diane Seto, ahli gizi senior dari Mount Elizabeth Hospital di Singapura, menyampaikan bahwa ibu hamil juga memerlukan asupan protein ekstra.
Menurut dia, ibu hamil membutuhkan tambahan asupan protein untuk mendukung pertumbuhan bayi serta mengatasi peningkatan volume darah dan perubahan dalam tubuh. Ibu hamil membutuhkan protein sekitar 1,1 gram per kilogram berat badan setiap hari.
Jaclyn Reutens, ahli gizi klinis dan olahraga dari Aptima Nutrition & Sports Consultants, menyampaikan bahwa kebutuhan asupan protein juga dipengaruhi oleh tingkat aktivitas.
Baca juga : Ragam Manfaat Kacang Mete untuk Ibu Hamil
Orang yang sedang melatih kekuatan (strength training) disarankan menggandakan asupan protein menjadi 1,6 sampai dua gram per kilogram berat badan per hari menurut referensi yang dibagikan oleh Reutens.
Bagi orang yang berolahraga dengan intensitas regular sampai sedang seperti bersepeda, asupan protein bisa ditingkatkan menjadi 1,2 hingga 1,5 gram per kilogram berat badan sehari.
Sementara itu, orang yang melakukan aktivitas ringan seperti berbelanja, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, atau berjalan-jalan tidak perlu mengonsumsi lebih banyak daging atau tahu untuk meningkatkan asupan protein.
Baca juga : Perempuan Lebih Rentan Terkena Anemia, ini Dampaknya
Reutens mengatakan bahwa bagi kebanyakan orang, asupan protein tidak boleh melebihi 1,5 gram per kilogram berat badan per hari.
Sementara itu, menurut ahli gizi utama di Allium Healthcare Mary-ann Chiam, kebutuhan protein orang dewasa sehat berusia 18 hingga 49 tahun secara umum sekitar 0,8 gram protein per kilogram berat badan setiap hari.
"Misalnya, orang dengan berat 70 kg seharusnya mengonsumsi sekitar 56 gram protein setiap hari," katanya.
Baca juga : Atasi Stunting, Sumatra Barat Bagi-Bagi Sembako dan Telur
Kebutuhan protein bisa dipenuhi dengan mengonsumsi sumber protein seperti telur dan tempe. Sebagai gambaran, tiga telur atau empat potong tempe dapat menyediakan 20 gram hingga 25 gram protein.
Chiam menyampaikan bahwa kebutuhan protein berubah seiring dengan pertambahan usia. Pada usia 30-an, sekitar 0,8 gram protein per kilogram berat badan setiap hari dapat membantu menjaga massa otot dan kesehatan secara keseluruhan.
Namun, Chiam mengatakan, beberapa ahli menyarankan orang yang memasuki usia 40-an sedikit meningkatkan asupan protein menjadi sekitar satu gram per kilogram berat badan per hari untuk membantu mengatasi hilangnya otot akibat usia dan mendukung kesehatan secara keseluruhan.
Baca juga : Kandungan Gizi Ikan Lele Tak Kalah dari Ikan Salmon
"Ketika menginjak usia 50-an, sebaiknya meningkatkan lagi asupan protein menjadi 1,2 gram per kilogram berat badan setiap hari," kata Chiam.
Ia menambahkan, orang dewasa yang lebih tua lebih rentan mengalami penurunan kekuatan dan masa otot atau sarkopenia dan dapat membutuhkan lebih banyak protein untuk mempertahankan massa dan kekuatan otot.
Faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan protein adalah kondisi kesehatan. "Orang dewasa dengan kondisi medis seperti kanker atau penyakit ginjal akan memiliki kebutuhan protein yang berbeda," kata Chiam.
Sebagaimana hal lain dalam hidup, konsumsi protein juga tidak boleh berlebihan. Kelebihan asam amino akan disimpan sebagai lemak dalam tubuh. Kebanyakan asupan protein dapat menimbulkan peningkatan kadar lemak dalam darah dan memicu penyakit jantung.
Di samping itu, kelebihan asupan protein dapat membebani ginjal, menimbulkan risiko tambahan bagi orang yang rentan sakit ginjal.
Oleh karena itu, lebih baik berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan protein yang tepat sesuai dengan usia, tingkat aktivitas, dan kondisi kesehatan. (Ant/H-2)
OBESITAS pada anak merupakan kondisi yang bisa memicu munculnya berbagai penyakit berbahaya. Asupan Protein hewani bisa menjadi cara untuk mengatasi obesitas pada anak.
ASUPAN protein hewani merupakan hal yang tidak boleh disepelekan dalam mendukung pertumbuhan anak. Kandungan asam amino lengkap di protein hewani tak bisa digantikan.
Protein hewani bukan sekadar pelengkap—bagi anak, ia adalah fondasi utama untuk tumbuh sehat dan terhindar dari obesitas.
KETUA Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa saat ini orangtua harus meningkatkan pemahaman pentingnya penanganan obesitas pada anak.
Protein hewani mengandung sembilan asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh.
Kekurangan protein hewani tidak hanya mengganggu proses kehamilan dan persalinan, tapi juga dapat menghambat penyembuhan luka operasi.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
"Misalnya selain ada nasi sebagai makanan pokok juga ada lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah serta minum air putih,"
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menekankan pentingnya membangun ekosistem yang menyeluruh untuk mewujudkan konsumsi gizi seimbang di masyarakat adalah upaya menurunkan stunting
Banyak orang fokus pada perawatan luar seperti sampo atau masker rambut, padahal rahasia utama rambut yang sehat dan lebat justru berasal dari dalam tubuh.
Saat berolahraga, tubuh mengeluarkan racun melalui keringat, sekaligus meningkatkan sirkulasi darah dan memperbaiki kerja organ detoksifikasi seperti hati dan ginjal.
Sebelumnya, program serupa dilaksanakan di SLB Negeri 7 Jakarta dan kini tengah diperluas ke lebih banyak sekolah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved