Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PSIKOLOG klinis lulusan Universitas Indonesia Kasandra A Putranto mengatakan pendidikan seks perlu disampaikan dengan cara yang tepat dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan usia agar mudah dimengerti anak.
"Saat menjelaskan, gunakan bahasa yang sederhana dan sesuai dengan usia anak. Misalnya, saat anak masih balita, bisa dimulai dengan mengenalkan fungsi tubuh dan menjelaskan bahwa ada bagian-bagian tubuh yang bersifat privat," kata Kasandra, dikutip Kamis (29/8).
Kasandra mengatakan pendidikan seksual sudah bisa diberikan sejak anak berusia sekitar dua atau tiga tahun.
Baca juga : Ini Tiga Cara Efektif Bagi Orangtua untuk Beri Edukasi Seks pada Remaja
Pada usia ini, anak mulai mengenal dan memahami nama-nama organ tubuh, termasuk alat kelamin. Pada usia ini, penting untuk orangtua menjelaskan bahwa tubuh anak adalah satu hal yang privat dan harus dihormati.
Cara lain dalam memberikan edukasi seksual adalah dengan metode diskusi terbuka dan menciptakan suasana agar anak merasa nyaman untuk bertanya.
"Diskusikan topik-topik terkait seksualitas secara terbuka dan tanpa rasa malu. Ini akan membantu anak merasa lebih aman untuk berbagi
pertanyaan atau kekhawatiran mereka," tulisnya.
Baca juga : Ini Cara Memberikan Edukasi Seksual pada Anak di Era Digital
Selain dengan diskusi, orangtua juga bisa menggunakan alat bantu berupa gambar atau buku yang sesuai dengan usia anak yang dapat membantu menjelaskan konsep-konsep yang mungkin sulit dipahami. Gambar dan warna juga akan membuat pembelajaran lebih menarik.
Kasandra mengatakan seiring bertambahnya usia anak, penting juga untuk mulai membahas risiko yang terkait dengan hubungan seksual, seperti kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual. Ajarkan juga tentang tanggung jawab dalam berhubungan dengan orang lain.
"Selain memberikan informasi, penting untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika terkait seksualitas. Ini termasuk menghargai diri sendiri dan orang lain, serta memahami pentingnya hubungan yang sehat," ujarnya.
Baca juga : Orangtua Harus Jadi Guru Pertama Pendidikan Seksual Anak
Melalui edukasi seksual, kata dia, anak bisa mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, hubungan interpersonal yang sehat, serta hak dan kewajiban dalam pernikahan.
Dengan pengetahuan ini, diharapkan nantinya anak dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang kesehatan reproduksi mereka dan menghindari pernikahan dini.
Pendidikan seksual sejak dini juga dapat membantu anak-anak menghormati diri sendiri, kesehatan seksualnya, dan lawan jenis.
"Pendidikan seksual dapat membantu anak-anak menghindari risiko-risiko masalah kejahatan seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, dan penularan penyakit menular seksual (PMS)," pungkas Kasandra. (Ant/Z-1)
Seorang ayah melakukan kekerasan kepada anak usai viral kedapatan tengah melakukan perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan.
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved