Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
KONSELOR dan edukator seks dari Tiga Generasi, Febrizky Yahya, menyarankan orangtua menggunakan tiga cara efektif untuk memberikan edukasi seks kepada remaja.
"Usia remaja itu kan masa-masa ingin tahu yang tinggi. Kalau kita larang, mereka malah akan semakin penasaran dan mencari tahu sendiri," ujar Febrizky pada peluncuran kondom varian baru dari Jepang bernama Okamoto di M Bloc Space, dikutip Minggu (28/7).
Pertama, yakni bangun koneksi. Sebelum memberikan nasihat atau koreksi, orangtua harus memastikan mereka memiliki hubungan yang baik dengan anak.
Baca juga : Ini Cara Memberikan Edukasi Seksual pada Anak di Era Digital
"Sebelum kita mengoreksi anak, yang pertama, kita harus membangun koneksi. Koneksi sebelum koreksi. Jadi, kalau kita mau ngomong sama anak, pastikan dulu kita punya hubungan yang baik sama mereka," kata Febrizky.
Orangtua bisa mencoba untuk memahami minat dan hobi anak, seperti bermain gim atau mengikuti grup musik tertentu. Dengan begitu, anak akan merasa lebih terbuka untuk diajak bicara. Selanjutnya yaitu dengarkan anak.
Febrizky berpesan jangan hanya berbicara, tetapi juga dengarkan apa yang ingin disampaikan oleh anak.
Baca juga : Orangtua Harus Jadi Guru Pertama Pendidikan Seksual Anak
"Berikan ruang bagi anak untuk bertanya dan mengungkapkan perasaan mereka," ujar Febrizky.
Dengan mendengarkan dengan penuh perhatian, orangtua akan lebih mudah memahami sudut pandang anak dan memberikan penjelasan yang sesuai.
Poin ketiga adalah komunikasi yang efektif. Febrizky mendorong orangtua untuk menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan hindari menggurui.
Baca juga : Anak Bisa Diedukasi Soal Area Privasi Sejak Balita
"Komunikasikan seperti teman, tapi tetap berikan batasan yang jelas," katanya.
Menurut Febrizky, dari sinilah orangtua bisa memulai percakapan tentang seks dengan santai, misalnya sambil menonton film atau membaca berita.
Ia menegaskan edukasi seks tidak hanya tentang memberikan informasi, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan hubungan yang sehat antara orangtua dan anak.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Pilih Produk Perawatan Anak yang Alami
Lebih lanjut dia mengatakan sebaiknya orangtua sudah mengenalkan pendidikan seksual sejak dini kepada para remaja. Termasuk mengenalkan alat-alat kontrasepsi.
Dia menekankan tujuan mengenalkan bukan untuk mendorong aktivitas seksual pada usia dini, melainkan untuk memberikan informasi yang benar dan melindungi anak dari risiko yang mungkin terjadi.
Ia juga menyarankan agar orangtua memberikan penjelasan mengenai risiko-risiko yang mungkin timbul akibat hubungan seksual yang tidak aman, seperti kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual.
"Anak-anak perlu tahu bahwa keputusan untuk berhubungan seksual memiliki konsekuensi," tegas Febrizky.
Menurut dia, tantangan terbesar dalam memberikan edukasi seks saat ini adalah mudahnya akses anak-anak terhadap informasi yang tidak akurat, seperti pornografi.
"Nah, kita sebagai orangtua harus mengedukasi anak anak sevalid mungkin agar mereka tidak salah tangkap, agar mereka tidak menyerap informasi yang salah," ujarnya.
Orangtua sebaiknya tidak menghindari diskusi mengenai seks dengan anak-anak. Sebaliknya, orangtua harus proaktif dalam memulai percakapan dan memberikan penjelasan yang sesuai dengan usia anak.
"Dengan begitu, anak-anak akan lebih cenderung bertanya kepada orangtua daripada mencari informasi dari sumber yang tidak terpercaya," tambahnya.
Edukasi seks yang tepat sejak dini sangat penting untuk melindungi anak-anak dari risiko yang tidak diinginkan.
Orangtua berperan penting dalam memberikan informasi yang benar dan membangun komunikasi yang terbuka dengan anak-anak. (Ant/Z-1)
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus dirinya sendiri sudah harus menjadi perhatian orangtua sebelum anak masuk sekolah.
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved