Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PAKAR psikologi dan seksologi klinis Zoya Amirin mengatakan orangtua harus menjadi guru pertama bagi anak-anak mereka yang beranjak remaja dalam memberi edukasi mengenai tubuh dan seksualitas.
Edukasi seksual dari orangtua memungkinkan narasi tentang kesehatan reproduksi dikendalikan orangtua, sehingga anak remaja tidak mencari-cari pada sumber yang tidak terpercaya dan justru dapat membahayakan mereka.
"Lebih baik anak tahu pertama kali dari orangtua sehingga apabila anak masih penasaran, orangtua bisa mengajak anaknya mencari tahu bersama," kata Zoya, yang menyelesaikan S2 di Jurusan Psikologi Klinis Dewasa Universitas Indonesia, dikutip Kamis (9/11).
Baca juga: Ini Pentingnya Pendidikan Seks Agar Terhindar dari Kecanduan Orgy
Memberikan pengetahuan mengenai tubuh dan organ reproduksi kepada anak remaja membuat mereka memahami tubuh mereka sendiri dan dapat mengenali apabila ada kejanggalan pada tubuh mereka.
Orangtua perlu juga menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh remaja yang memasuki usia pubertas dan konsekuensi aktivitas seksual yang sudah bisa berdampak pada mereka.
Dengan demikian, anak remaja dapat menjaga diri mereka dengan lebih baik dan dapat mengenyahkan tipu daya pelaku kejahatan seksual.
Baca juga: UNJ Beri Psikoedukasi Remaja terkait Risiko Seks Pranikah
Selain itu, dapat dihindari miskonsepsi bahwa kehamilan muncul hanya sebagai konsekuensi pernikahan dan bukan konsekuensi hubungan seksual, sebagaimana yang kerap terjadi di masyarakat.
Zoya mengatakan bahwa orangtua patut menggunakan bahasa yang lugas dan tidak menggunakan eufemisme terkait organ reproduksi saat mengedukasi anak remaja.
Misalkan, orangtua tidak perlu menyebut burung sebagai pengganti kata penis atau bunga sebagai pengganti kata vagina, yang justru dapat membuat kebingungan dan meneruskan tabu yang tidak perlu.
Hal itu penting supaya anak remaja tahu nama sesungguhnya dari organ dan bagian tubuh yang mereka miliki.
"Jangan pula dijelaskan kalau sudah menstruasi berarti sudah bisa nakal atau bisa macam-macam, tapi jelaskan kalau sudah menstruasi, artinya sudah bisa dihamili laki-laki ketika ada penetrasi seksual," pungkas dia. (Ant/Z-1)
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved