Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Risiko Kehamilan Bayi Kembar yang Perlu Diwaspadai

Basuki Eka Purnama
09/7/2024 09:00
Ini Risiko Kehamilan Bayi Kembar yang Perlu Diwaspadai
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER KSM Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, Damar Prasmusinto mengatakan terdapat sejumlah risiko yang perlu diwaspadai ketika seorang ibu sedang memasuki masa kehamilan dengan bayi kembar.

"Sangat banyak konsekuensi dan risiko yang dapat terjadi pada ibu dan anaknya, pada mereka yang mengandung hamil kembar," kata Damar dalam diskusi daring, Senin (8/7).

Damar menuturkan kehamilan bayi kembar dapat memicu ibu, terutama yang hamil sedang hamil muda, mengalami beberapa kondisi yang tidak nyaman. Misalnya muncul rasa mual yang berlebihan, lemas, mudah lelah sampai tidak sanggup beraktivitas.

Baca juga : NTT Kerja Keras Turunkan Stunting jadi 31,1% pada 2025

Gangguan kesehatan tersebut sering terjadi ketika ibu sedang memasuki masa trimester pertama kehamilan.

Risiko selanjutnya adalah ibu berpeluang mengalami preeklamsia, kondisi dimana tekanan darah ibu menjadi sangat tinggi dan dapat mengakibatkan kejang sampai kematian.

"Makanya biasanya begitu diketahui si ibu hamil kembar, dokter akan segera membuat rencana berapa kali harus periksa. Kalau pada kehamilan tunggal bulan depan kontrol, mungkin ini minggu depan harus kontrol," ujar Damar.

Baca juga : Pemprov Aceh Diminta Kerja Ekstra Keras Turunkan Stunting

Sedangkan risiko yang mungkin dapat mengenai bayi kembar dalam kandungan adalah lebih cepat mengalami ketuban pecah akibat ruang perut yang harus menampung lebih banyak beban dibanding kehamilan tunggal.

"Kalau misalnya bayi berusia delapan bulan, satu bayi beratnya itu dua kilo, berarti kalau ada dua bayi perut ibu harus menahan sebesar empat kilo. Untuk ukuran empat kilo pada satu bayi tunggal, itu hitungannya sudah cukup bulan dan bisa terjadi persalinan," kata alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

Ketuban yang pecah sebelum waktunya juga berisiko menyebabkan bayi kembar lahir dalam kondisi prematur. Hal ini amat berbahaya mengingat dampak buruknya pada kehidupan anak, seperti mengalami gangguan pernapasan akibat paru-paru masih berkembang hingga gangguan pertumbuhan lainnya.

Baca juga : Ahli Gizi: Program Makan Gratis Tidak Akan Efektif Atasi Stunting Jika Mengabaikan Faktor Lain

Damar melanjutkan risiko lain yang dapat terjadi yakni bayi terkena celebral palsy, yang menyebabkan kemampuan motorik jadi terganggu.

Ia juga khawatir kedua bayi akan saling berebut makanan di dalam kandungan, sampai salah satu di antaranya mengalami kekurangan gizi dan pertumbuhannya jadi terhambat.

"Ini berat untuk kita, pertama pertumbuhan bayi satunya kalau (kurang gizi jadi) kecil, bisa meninggal, tapi di sisi lain kalau kelebihan makanan itu bahaya juga," ucapnya.

Baca juga : Program Makan Siang Gratis yang Menyasar Pelajar Untuk Atasi Stunting Dinilai Keliru

Dengan demikian, sebagai bentuk antisipasi terhadap sejumlah risiko tersebut Damar menyarankan agar ibu dengan kehamilan bayi kembar memperbanyak porsi makannya melalui konsumsi makanan sehat yang mengandung protein hewani, karbohidrat dan mineral agar kebutuhan ketiga pihak tercukupi.

Para ibu diminta tidak abai melakukan kontrol kehamilan ke fasilitas kesehatan supaya setiap perkembangan janin dapat terpantau dengan baik.

Apabila ada keluhan selama kehamilan, ia menganjurkan para ibu segera bertemu dengan dokter fetomaternal guna mendapatkan saran yang lebih tepat sesuai dengan hasil pemeriksaan. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya