Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEORANG perempuan asal Korea Selatan melahirkan lima bayi dan sempat menggemparkan dunia medis pada 2024 lalu. Pasangan asal Korea Selatan tersebut yakni Kim Joon Young dan Sagong Hye Ran yang menyambut kelahiran tiga anak laki-laki dan dua bayi perempuan.
Dilansir dari laman Catholic University of Korea, kelahiran anak kembar lima ini terjadi melalui operasi caesar di Rumah Sakit St. Mary Seoul.
Berita kelahiran lima anak kembar Kim Joon Yeong dan Sagong Hye Ran menjadi sorotan lantaran Korea Selatan tengah menghadapi penurunan angka kelahiran selama beberapa tahun terakhir. Setelah melahirkan, kisah kehamilan Sagong Hye Ran banyak diangkat di stasiun TV dan surat kabar di sana.
Baru-baru ini, kisah Sagong Hye Ran yang melahirkan bayi kembar lima kembali dibahas di program hiburan dari tvN, You Quiz on the Block. Melalui acara ini, keluarga Sagong Hye Ran menceritakan proses persalinan kembar lima yang melibatkan 32 dokter.
Maeil Business Newspaper melaporkan bahwa peluang untuk mengandung lima anak kembar dalam kehamilan alami adalah satu berbanding 65 juta. Kim Joon Yeong dan Sagong Hye Ran, nyatanya mendapatkan anugerah tersebut dan berhasil mengatasi rintangan yang mengejutkan hingga dikaruniai lima anak kembar.
Sagong Hye Ran melahirkan lima anak kembar melalui operasi darurat enam hari setelah usia kandungannya memasuki 26 minggu. Kelima anaknya lahir dengan ukuran tubuh yang kecil dengan berat kurang dari 1 kilogram (kg). Mereka pun mesti menjalani perawatan intensif di neonatal intensive care unit (NICU) setelah lahir.
"Saya berkata, ayo kita tunggu sampai usia kandungan 27 minggu (untuk melahirkan). Tetapi, saya tidak bisa melakukannya dan (mereka) keluar," kata Sagong Hye Ran.
Operasi kembar lima yang dijalani Sagong Hye Ran tidak mudah. Itu adalah operasi besar yang melibatkan total 32 orang, termasuk 9 orang dari departemen kebidanan dan ginekologi serta anastesi, 18 orang dari departemen pediatrik dan remaja (pediatric and adolescent department), serta 5 orang yang bertugas untuk pencatatan dan pemeriksaan status persalinan.
"Yang lain (yang menunggu di luar ruang operasi) adalah salah satu dari orang-orang tersebut. Baik suami saya maupun besan berkata, "Sudah cukup." Tetapi saya tidak dapat mendengar kabar bahwa putri saya dalam kondisi baik-baik saja," kata ibu Sagong Hye Ran.
Ibunda Sagong Hye Ran tidak dapat berbuat apa-apa selama proses persalinan putrinya. Ia hanya memikirkan kondisi sang putri yang berjuang hidup dan mati melahirkan kelima anaknya.
"Apakah putri saya baik-baik saja? Setelah beberapa saat, dia (Sagong Hye Ran) berkata dia baik-baik saja. Baru saat itu saya bisa bernapas lega," ungkapnya.
Sagong Hye Ran awalnya dirawat di rumah sakit umum ternama di Seoul yang terkenal karena keahliannya dalam menangani kelahiran kembar. Namun, tiba-tiba saja Sagong Hye Ran didiagnosis mengalami preeklamsia atau gangguan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Lantaran komplikasi tersebut, tanggal persalinan Sagong Hye Ran pun dimajukan oleh dokter. Selanjutnya, ia dan sang suami harus menghadapi kekhawatiran tentang mencari rumah sakit yang mampu melakukan persalinan dan menerima kelima bayi baru lahir secara bersamaan. Pasangan itu pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke Rumah Sakit St. Mary Seoul.
Selain preeklamsia, Sagong Hye Ran ternyata juga sempat didiagnosis mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS). Ia mendapatkan kehamilan secara alami setelah menjalani perawatan pertamanya.
Awalnya, Sagong Hye Ran dan suami mengira bahwa mereka akan dikaruniai bayi kembar dua. Pasangan itu mengaku terkejut saat mengetahui bahwa mereka akan menjadi orang tua dari bayi kembar lima.
"Meskipun kami bertekad untuk melindungi kelima nyawa setelah berkonsultasi dengan seorang ahli kelahiran kembar yang terkenal, saya selalu merasa cemas. Baru-baru ini kami bahkan memberi tahu kenalan kami tentang bayi kembar lima tersebut. Saya sangat khawatir apakah kami akan menemukan kamar rumah sakit yang cukup besar untuk menampung kelima bayi tersebut setelah keputusan mendadak untuk melahirkan," ujar Kim Joon Young.
Korea JoongAng Daily menyatakan bahwa bayi keempat Sagong Hye Ran memerlukan perawatan di rumah sakit selama enam bulan setelah lahir. Pada saat anak keempatnya siap untuk pulang, putra sulung Sagong Hye Ran mesti dirawat di rumah sakit untuk perawatan karena mengalami infeksi saluran kemih dan sepsis.
"Ketika saya melahirkan tahun lalu, saya pikir kami akan bersama dalam waktu sekitar tiga atau empat bulan. Saya tidak pernah membayangkan akan memakan waktu selama ini. Rasanya seperti keajaiban telah menjadi kenyataan," ujar Sagong Hye Ran belum lama ini saat anak pertamanya sudah diizinkan pulang. (H-4)
Investigasi akan mencakup beberapa tuduhan penting, termasuk rencana darurat militer yang gagal dilaksanakan oleh Yoon.
DERETAN perusahaan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) asal Korea Selatan memamerkan inovasi terbaru mereka dalam acara ASEAN-KOREA Digital Business Partnership 2025.
Seorang perempuan di Korea Selatan didenda Rp38 juta karena menarik celana rekan kerja pria di depan umum. Kasus ini memicu debat soal batas antara lelucon dan pelecehan seksual.
Kegiatan yang dilakukan Woori Family Volunteer Group yang beranggotakan karyawan Woori Bank bersama keluarganya beraksi sebagai relawan di acara melukis mural tersebut.
Adapun ruang lingkup kerja sama yang dilakukan yaitu pengembangan sistem klaim digital dan pengembangan sistem pembayaran kepada seluruh fasilitas kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved