Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
AHLI gizi telah menemukan makanan olahan berbasis tanaman, yang sering dianggap lebih sehat, ternyata bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan kematian dini.
Meskipun banyak orang beralih ke makanan berbasis tanaman untuk mengurangi risiko penyakit kronis dan mendukung lingkungan, tidak semua makanan berbasis tanaman sama baiknya.
Makanan olahan seperti makaroni keju kotak, pizza sayuran beku, dan kentang goreng cepat saji, yang sering dianggap sebagai alternatif lebih sehat, ternyata tidak sepenuhnya aman.
Baca juga : Beraktivitas Fisik Secara Rutin Penting untuk Menjaga Kesehatan Jantung
Menurut Duane Mellor, ahli gizi terdaftar dan tenaga pengajar senior di Aston Medical School di Birmingham, Inggris, makanan berbasis tanaman yang diolah berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
"Kita tidak bisa selalu menganggap makanan berbasis tanaman itu sehat, karena pada dasarnya gula juga berbasis tanaman," katanya.
"Banyak makanan yang tidak mengandung produk hewan, seperti biskuit, keripik, permen, dan minuman ringan, sebenarnya berbasis tanaman tetapi tidak dianggap sebagai bagian penting dari diet sehat oleh sebagian besar orang."
Baca juga : Tingkatkan Pendidikan Kedokteran, Holding RS BUMN Bersinergi dengan IJN Malaysia
Penelitian terbaru menunjukkan mengonsumsi makanan olahan berbasis tanaman dapat meningkatkan kolesterol jahat dan tekanan darah, yang pada akhirnya bisa menyebabkan penyakit jantung dan kematian dini.
Renata Levy, peneliti di Pusat Penelitian Epidemiologi dalam Gizi dan Kesehatan di Universitas São Paulo, Brasil, menekankan bahwa makanan berbasis tanaman bisa memberikan manfaat atau risiko, tergantung pada tingkat pemrosesannya.
"Aditif makanan dan kontaminan industri yang ada dalam makanan ini mungkin menyebabkan stres oksidatif dan peradangan, yang bisa memperburuk risiko," tambahnya.
Baca juga : Penyakit Jantung: Penyebab, Pencegahan, dan Deteksi Dini
Hasil penelitian tersebut menyarankan untuk mengonsumsi makanan berbasis tanaman yang diproses minimal, baik yang segar maupun beku, untuk meningkatkan kesehatan kardiovaskular.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Regional Health — Eropa ini menggunakan data dari UK Biobank, sebuah studi longitudinal di Inggris, Skotlandia, dan Wales.
Lebih dari 118.000 orang berusia 40 hingga 69 tahun menjawab pertanyaan tentang pola makan mereka. Temuan studi menunjukkan bahwa makanan olahan berbasis tanaman meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 5% dan risiko kematian dini sebesar 13%.
Makanan olahan berbasis tanaman yang paling sering dikonsumsi dalam studi ini adalah roti kemasan, kue, roti, kue, dan kue kering. Meskipun demikian, seorang peneliti lain menambahkan belum cukup bukti untuk menyimpulkan alternatif daging berbasis tanaman juga berisiko buruk untuk kesehatan.
Para ahli lainnya menegaskan bahwa diet berbasis tanaman yang seimbang tetap menjadi pilihan yang baik untuk kesehatan kardiovaskular, dengan menekankan pentingnya menghindari makanan tidak sehat seperti keripik, minuman manis yang mengandung gula, kue, biskuit, dan permen, baik yang dibuat secara industri maupun buatan rumah. (CNN/Z-3)
Sebagai langkah nyata mendukung tumbuhnya industri beauty and wellness nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menginisiasi pameran wellness terbesar di Tanah Air.
Monk fruit adalah pemanis alami bebas kalori yang cocok untuk penderita diabetes dan diet rendah gula. Simak manfaatnya sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan solusi manis sehat.
MENU kopi hitam dan singkong rebus seringkali menjadi kombinasi yang cocok untuk santap pagi hari atau sebagai cemilan mengobrol dengan kerabat.
Vaksin memiliki beragam manfaat, antara lain untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit berbahaya seperti polio serta mencegah komplikasi berat yang dapat menyebabkan kecacatan.
Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, dibutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas dan kreatif, tetapi juga sehat secara fisik dan mental, memiliki ketahanan terhadap tantangan global.
Pameran ini diadakan di Lapangan Banteng dengan slogan Life Well with How Well, yang bertujuan untuk mendorong setiap orang agar dapat meraih kualitas hidup yang lebih baik melalui kesehatan.
Dengan kapasitas 25 peserta, pusat pelatihan ini dirancang untuk menjadi pusat pelatihan interdisipliner nasional dalam bidang diagnostik, intervensi, dan pencitraan kardiovaskular.
Ablasi jantung dapat dilakukan untuk mengatasi aritmia dengan detak jantung yang terlalu cepat.
Jika tidak terdeteksi sejak dini, gagal jantung dapat memicu komplikasi yang serius, bahkan menyebabkan kematian.
Universitas Johns Hopkins mengembangkan model AI yang mampu memprediksi risiko kematian jantung mendadak lebih akurat.
Faktor risiko penyakit jantung pada populasi dewasa muda sama dengan mereka yang berusia lebih tua, yaitu obesitas, merokok, diabetes atau kadar gula darah tinggi,
Teknologi AI dan digital sangat penting untuk menutup kesenjangan layanan jantung di Indonesia
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved