Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Pemkab Cianjur Dorong BUM-Des Serap Gabah Petani Hadapi Krisis Pangan

Benny Bastiandy
18/6/2024 18:32
Pemkab Cianjur Dorong BUM-Des Serap Gabah Petani Hadapi Krisis Pangan
Panen padi di Kabupaten Cianjur(MI/BENNY BASTIANDY)

BADAN Usaha Milik Desa (BUM-Des) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mulai didorong pemerintah daerah untuk menyerap pembelian gabah dari petani. Upaya itu merupakan salah satu langkah antisipasi menstabilkan harga dan stok, salah satunya menghadapi krisis pangan saat kemarau panjang.

Asisten Daerah II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Setda Kabupaten
Cianjur, Budi Rahayu Thoyib mengatakan imbauan didasari pertimbangan karena selama ini produksi gabah dari para petani di Kabupaten Cianjur tak sedikit yang diincar tengkulak dari luar daerah. Mereka lantas mengonversikankan menjadi beras, sehingga ketika dijual kembali di Cianjur harganya jadi lebih mahal.

"Kenaikan harga beras itu terjadi ketika gabah dari Cianjur dibeli
sama orang luar dengan harga di atas harga pembelian pemerintah. Kemudian diolah menjadi beras lalu dijual lagi ke Cianjur dengan harga
lebih mahal," katanya, Selasa (18/6).

Baca juga : BPBD Cianjur Waspadai Dampak Kemarau

Karena itu, menurut dia, Pemkab Cianjur memikirkan kondisi tersebut agar hasil panen padi para petani bisa diserap di tingkat lokal. Salah satunya dengan memainkan peran BUM-Des agar bisa membeli gabah petani kemudian dijual kembali di wilayah.

"Jadi BUM-Des ini semacam offtaker. Mereka membeli, kemudian mengolah, dan menjual kembali untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," tuturnya.

Pemenuhan kebutuhan beras masyarakat juga dilakukan dengan koordinasi
bersama Bulog. Salah satunya dengan pendistribusian beras stabilitasi
pasokan dan harga pangan (SPHP).

"Ketersediaan beras masih mengandalkan pasokan dari Bulog melalui SPHP.
Kami bersama Bulog akan intervensi ketika harga beras naik atau pasokan
berkurang," pungkasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner