Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Thailand dan Kamboja Siap Gencatan Senjata setelah Intervensi Trump

Ferdian Ananda Majni
27/7/2025 13:39
Thailand dan Kamboja Siap Gencatan Senjata setelah Intervensi Trump
Warga mengungsi dari wilayah perbatasan Thailand-Kamboja di Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja, Kamis (24/7/2025).(Xinhua)

THAILAND dan Kamboja menyatakan kesiapan mereka untuk melakukan perundingan gencatan senjata setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan intervensi mendadak. Namun, bentrokan bersenjata tetap terjadi di perbatasan kedua negara hingga Minggu (27/7).

Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menyampaikan bahwa menteri luar negerinya akan berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dan pihak Thailand. Namun ia juga memperingatkan agar Bangkok tidak mengingkari kesepakatan yang mungkin dicapai. “Thailand pada prinsipnya setuju untuk menerapkan gencatan senjata,” kata Kementerian Luar Negeri Thailand melalui pernyataannya di X seperti dikutip CNA, Minggu (27/7).

Thailand juga menekankan pentingnya dialog bilateral guna meredakan ketegangan. Pernyataan ini disampaikan setelah Trump mengumumkan di Truth Social bahwa ia telah berbicara dengan Hun Manet dan Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai. Dia mengatakan bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk bertemu dan segera menyusun gencatan senjata.

Menteri Luar Negeri Thailand mengonfirmasi bahwa Phumtham menerima panggilan dari Trump. Dalam pembicaraan itu, Phumtham meminta agar Trump menyampaikan keinginan Thailand kepada Kamboja. "Thailand ingin mengadakan dialog bilateral sesegera mungkin untuk menghasilkan langkah-langkah dan prosedur bagi gencatan senjata dan penyelesaian konflik secara damai,” bunyi pernyataan tersebut.

Meski ada tanda-tanda diplomasi, suara tembakan artileri tetap terdengar sejak dini hari di sekitar kota Samraong, Kamboja, yang berjarak sekitar 20 km dari zona konflik. Wartawan AFP dan pihak Kementerian Pertahanan Kamboja melaporkan bahwa bentrokan dimulai sekitar pukul 04.50 waktu setempat di dekat dua kuil yang masih menjadi sengketa.

Sejauh ini, pertempuran perbatasan telah menewaskan sedikitnya 33 orang dan memaksa lebih dari 150.000 warga mengungsi dari wilayah perbatasan. Malaysia, yang saat ini menjabat sebagai ketua ASEAN, turut menyuarakan keprihatinan. “Kami selanjutnya mendesak kedua belah pihak untuk kembali ke meja perundingan guna memulihkan perdamaian dan stabilitas berdasarkan semangat kekeluargaan, persatuan, dan hubungan bertetangga yang baik dari ASEAN,” ucap Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan.

Malaysia juga menyatakan kesiapannya membantu memfasilitasi proses damai. “Kami siap melanjutkan upaya kami melalui jasa baik Ketua ASEAN dalam memfasilitasi negara-negara tetangga dan sesama anggota ASEAN untuk melanjutkan perundingan dan mengakhiri pertempuran,” tambahnya.

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim telah berbicara langsung dengan para pemimpin Thailand dan Kamboja serta mendorong mereka untuk mencari solusi damai atas konflik yang telah berlangsung lebih dari satu abad. (Fer/I-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya