Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Dilarang Inggris, Palestine Action Rilis Situs Web Rahasia

Ferdian Ananda Majni
08/7/2025 08:29
Dilarang Inggris, Palestine Action Rilis Situs Web Rahasia
Aktivis Palestine Action, Lisa Luxx, berbicara kepada para pendukung dan awak media di luar pengadilan tinggi di London pada Jumat (4/7).(AFP)

KELOMPOK aktivis Palestine Action dilaporkan meluncurkan situs web rahasia bernama Direct Action Training untuk merekrut anggota baru. Ini dilakukan setelah kelompok itu resmi dilarang Pemerintah Inggris dan digolongkan sebagai organisasi teroris

Menurut laporan The Telegraph, langkah itu diambil hanya beberapa jam sebelum larangan berlaku pada tengah malam Jumat (4/7). Situs yang memiliki alamat IP berbasis di Islandia ini dikembangkan secara diam-diam untuk menghindari pengawasan. 

Para calon anggota diminta mengisi formulir berisi 14 pertanyaan yang mencakup informasi pribadi dan pernyataan komitmen terhadap perjuangan Palestina. Situs ini juga menyebut pelatihan ditujukan untuk melemahkan mesin perang Zionis di Inggris.

Pesan rekrutmen rahasia dikirim melalui aplikasi terenkripsi Signal. "Meskipun Palestine Action dilarang, kami tidak ingin tindakan kejam dari Menteri Dalam Negeri ini menghalangi dedikasi Anda terhadap solidaritas dengan Palestina."

Sebelumnya, pengadilan menolak permohonan hukum dari pendiri kelompok, Huda Ammori, yang meminta penundaan keputusan pelarangan hingga 21 Juli. Dengan penetapan status sebagai organisasi terlarang berdasarkan Undang-Undang Terorisme 2000, setiap bentuk dukungan atau keanggotaan terhadap Palestine Action kini dianggap sebagai tindakan kriminal yang dapat dihukum hingga 14 tahun penjara.

Palestine Action mengeklaim sebagai kelompok protes sipil nonkekerasan yang menolak perang dan pelanggaran HAM, khususnya genosida di Gaza yang menewaskan lebih dari 57.000 warga Palestina sejak serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Pada Sabtu (5/7) siang, sekitar 30 orang ditangkap Kepolisian Metropolitan setelah menggelar unjuk rasa mendukung Palestine Action di Parliament Square, London. Para pengunjuk rasa, termasuk seorang pendeta, profesor, dan pekerja medis yang baru kembali dari Gaza, berkumpul di sekitar patung Mahatma Gandhi sambil memegang spanduk bertuliskan, "Saya menentang genosida. Saya mendukung Palestine Action."

Pendeta yang ditahan itu ialah Sue Parfitt, 83, dari Bristol. Penangkapan Parfitt memicu kemarahan yang meluas di media sosial. Seorang pengguna menyebutnya sebagai langkah otoritarianisme dan tindakan keras terhadap kebebasan berbicara serta berekspresi. Jerry Hicks, teman Parfitt, menuntut pembebasannya. "Dia menentang genosida dan itu bukan kejahatan."

Polisi kemudian mengonfirmasi bahwa aksi tersebut melanggar hukum. "Kelompok tersebut kini dilarang dan menyatakan dukungan terhadap mereka merupakan tindak pidana."

Sebanyak 29 orang ditangkap dan masih ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut. Kelompok Defend Our Juries menyatakan bahwa unjuk rasa ini merupakan awal dari rangkaian aksi mingguan yang akan terus dilakukan di lokasi yang sama.

Polisi juga mengeluarkan peringatan resmi menjelang akhir pekan bahwa pihak berwenang akan menindak tegas setiap pelanggaran hukum, terutama yang berkaitan dengan simbol, nyanyian, atau pakaian yang menyatakan dukungan terhadap organisasi yang dilarang.

Saat proses penangkapan berlangsung, sejumlah peserta unjuk rasa meneriakkan, "Polisi Metropolitan, kalian boneka negara Zionis." (Fer/Daily Mail/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik