Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Houthi Klaim Berhasil Luncurkan Rudal Balistik Zulfiqar ke Israel

Ferdian Ananda Majni
29/6/2025 20:44
Houthi Klaim Berhasil Luncurkan Rudal Balistik Zulfiqar ke Israel
Upacara pemakaman kenegaraan di Teheran, Iran, pada 28 Juni 2025 untuk komandan militer dan ilmuwan nuklir yang tewas.(Xinhua)

KELOMPOK Houthi di Yaman pada Sabtu (28/6) mengumumkan telah meluncurkan rudal balistik Zulfiqar yang menargetkan sebuah lokasi "sensitif" di Israel selatan. Serangan itu diklaim telah berhasil mengenai sasarannya.

Juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, membenarkan pihaknya telah menyerang Israel. Menurut dia, sirene pertahanan udara di Israel langsung aktif  untuk pertama kalinya sejak gencatan senjata konflik Israel-Iran mulai berlaku pada Selasa (24/6).

"Semua operasi tersebut berhasil dieksekusi dengan baik. Operasi itu merupakan bentuk dukungan bagi rakyat Palestina yang tertindas," kata Sarea dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh saluran TV al-Masirah milik kelompok itu.

Setelah peluncuran tersebut, sirene pertahanan udara berbunyi di seluruh wilayah Israel selatan, termasuk kota Beer Sheva dan Dimona serta wilayah Laut Mati menyebabkan ratusan ribu penduduk mengungsi ke tempat-tempat perlindungan.

Serang lokasi sensitif

Sebelumnya, pasukan Houthi telah melakukan sejumlah operasi militer pada pekan ini yang menargetkan lokasi-lokasi sensitif dan fasilitas militer di tiga kota Israel, yakni Beer Sheva, Jaffa (Tel Aviv), dan Haifa menggunakan sejumlah rudal balistik dan drone.

"Operasi militer dukungan akan terus berlanjut hingga agresi di Gaza berhenti dan blokade dicabut (oleh Israel)," ujar dia.

Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) dalam sebuah pernyataan membenarkan sebuah rudal telah ditembakkan dari Yaman ke arah Israel pada Sabtu pagi waktu setempat. Namun, IDF menyatakan kemungkinan besar rudal berhasil dicegat. 

Layanan kedaruratan nasional Israel Magen David Adom mengatakan tidak ada laporan langsung terkait dampak dan korban jiwa.

Menolak letakkan senjata

Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, menyatakan kelompoknya tidak akan meletakkan senjata selama Israel terus melakukan serangan di Libanon selatan. Ia menambahkan Hizbullah siap menghadapi serangan yang terus dilakukan oleh Israel.

“Siapa yang waras akan menyerahkan kekuasaan mereka? Kami tidak akan menyerahkan kekuasaan kami selama Israel terus melancarkan serangannya,” katanya di wilayah Dahieh, selatan Beirut, seperti dilaporkan oleh Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) pada Sabtu (28/6).

Pasukan Israel telah melancarkan serangan hampir setiap hari di Libanon selatan, dengan klaim menargetkan aktivitas Hizbullah, meskipun gencatan senjata antara Israel dan Libanon telah disepakati sejak November lalu.

Kesepakatan tersebut mengakhiri perang lintas batas selama berbulan-bulan antara Israel dan kelompok Hizbullah. Namun, kelompok perlawanan itu tidak bisa tinggal diam melihat Israel menyerang warga sipil di  wilayah Nabatieh.

“Apakah kalian pikir kami akan terus diam selamanya? Itu tidak benar. Kalian sudah pernah menguji kami, dan kami tidak punya pilihan selain mempertahankan kehormatan kami,” tegasnya.

Ia menambahkan, Libanon seharusnya mengatasi situasi di mana Israel terus menyerang kedaulatan. Apalagi, hampir 3.000 pelanggaran gencatan senjata dilakukan Israel, termasuk tewasnya setidaknya 224 orang dan lebih dari 500 orang terluka sejak gencatan senjata ditandatangani.

PELAYAT KECAM ISRAEL

Di sisi lain, Iran mengadakan upacara pemakaman kenegaraan pada Sabtu (28/6)  untuk para komandan militer dan ilmuwan nuklir yang tewas dalam konflik dengan Israel yang dimulai pada 13 Juni lalu dan berlangsung selama 12 hari.

Para pelayat melambaikan bendera Iran sambil meneriakkan slogan-slogan menentang Israel dan Amerika Serikat (AS). Mereka membawa foto para komandan militer dan ilmuwan nuklir yang menjadi "martir," termasuk Komandan Korps Garda Revolusi Islam (Islamic Revolution Guards Corps/IRGC) Iran Hossein Salami.

Menurut Kementerian Kesehatan Iran, serangan Israel menewaskan sedikitnya 606 orang dan melukai 5.332 orang, 

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan negaranya tidak akan mengizinkan kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi memasuki wilayah Iran dan memasang kamera pengawas di fasilitas nuklir mereka.

"Kami tidak akan mengizinkan IAEA memasang kamera di fasilitas nuklir kami, dan Grossi dilarang memasuki Iran," sebut Araghchi sebagaimana dikutip kantor berita IRNA.

Pelarangan tersebut muncul setelah meningkatnya ketegangan antara Teheran dengan badan pengawas nuklir PBB tersebut atas akses pemantauan dan transparansi menyusul serangan militer terbaru Israel dan AS.

Langkah tersebut diambil menyusul undang-undang yang disetujui parlemen pada Rabu untuk menghentikan kerja sama dengan IAEA. (Ant/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya