Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Operasi Senyap AS Bongkar Fasilitas Nuklir Iran: Fakta di Balik Serangan Fordow

Thalatie K Yani
27/6/2025 06:19
Operasi Senyap AS Bongkar Fasilitas Nuklir Iran: Fakta di Balik Serangan Fordow
Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Dan Caine(Media Sosial X)

DEPARTEMEN Pertahanan Amerika Serikat mengungkap detail baru terkait operasi pemboman yang menargetkan tiga fasilitas nuklir Iran. Dalam pengarahan resmi, para pejabat militer menjelaskan persiapan intens, pelaksanaan misi, hingga upaya Iran memperkuat salah satu situs strategis mereka, Fordow.

Meskipun tak memberikan intelijen baru yang mendukung klaim Presiden Donald Trump bahwa serangan tersebut "menghancurkan total" program nuklir Iran, Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Dan Caine menjabarkan bagaimana misi ini dilakukan dengan presisi tinggi.

Operasi Penuh Kerahasiaan dan Teknologi Tinggi

Jenderal Caine menyebut operasi ini sebagai salah satu misi militer paling rumit dan rahasia dalam sejarah AS. Tim yang terlibat terdiri dari pria dan wanita berpangkat kapten hingga kolonel, mencakup personel aktif Angkatan Udara dan Garda Nasional Udara Missouri. Banyak di antaranya adalah lulusan Sekolah Senjata Angkatan Udara, akademi elite di gurun Nevada.

"Mereka pergi bekerja pada Jumat, mencium keluarga mereka tanpa tahu kapan atau apakah akan kembali," ungkap Caine. "Sabtu malam, keluarga mereka baru menyadari apa yang terjadi."

Saking rumitnya proses perencanaan, para ahli yang merancang bom bahkan tercatat sebagai pengguna terbesar superkomputer di AS pada saat itu.

Iran Sempat Perkuat Pertahanan Fordow

Beberapa hari sebelum serangan, Iran mencoba memperkuat fasilitas nuklir Fordow yang terletak di dalam gunung, dengan menutup poros ventilasi menggunakan beton tebal — titik yang diperkirakan menjadi jalur masuk bom bunker-buster Amerika. Namun Caine menegaskan, tim perencana sudah memperhitungkan semua detail tersebut.

Misi tetap berjalan sesuai rencana. Bom seberat 30.000 pon yang digunakan pertama kali dalam pertempuran ini dilaporkan berfungsi sebagaimana mestinya. Sebuah video yang ditampilkan menunjukkan bagaimana bom menembus struktur bunker sebelum meledak dan menghasilkan bola api besar.

“Kami tak punya rekaman dari dalam target, tentu saja, karena tak ada orang di sana,” kata Caine.

Keamanan dan Respons Potensial Iran

Sekitar 44 tentara dan dua unit peluncur rudal Patriot dikerahkan untuk menjaga pangkalan AS di dekat lokasi serangan dari potensi serangan balasan Iran.

Meski briefing ini mengungkap sisi teknis dan kemanusiaan dari misi, para pejabat tidak memberikan bukti tambahan yang mendukung klaim Trump bahwa serangan tersebut berhasil "menghapus" program nuklir Iran.

Efektivitas Serangan Masih Jadi Pertanyaan

Jenderal Caine dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth menyatakan penilaian kerusakan sepenuhnya menjadi wewenang komunitas intelijen. Hegseth bahkan mengakui bahwa belum ada laporan akhir, hanya menyebut serangan ini sebagai “serangan paling sukses dalam sejarah.”

Beberapa laporan awal dari Defense Intelligence Agency (DIA) menyebutkan bahwa serangan kemungkinan hanya menunda program nuklir Iran selama beberapa bulan. Namun Direktur CIA John Ratcliffe kemudian mengklaim fasilitas yang diserang telah hancur dan perlu dibangun ulang dari awal, yang bisa memakan waktu bertahun-tahun.

“Kami tidak menilai pekerjaan kami sendiri,” kata Caine. “Itu tugas badan intelijen.”

Trump dan Narasi Politik

Sementara Caine menyajikan laporan teknis dan narasi personal terkait para kru, Menteri Hegseth mengambil pendekatan lebih politis dengan membela Trump dan menyindir media. Bahkan, saat media mempertanyakan aktivitas kendaraan di situs yang diserang—yang dianggap sebagai indikasi Iran sempat memindahkan bahan nuklir—Trump langsung membantahnya lewat media sosial.

“Truk-truk kecil dan mobil di lokasi itu adalah milik para pekerja beton yang mencoba menutup poros ventilasi,” tulis Trump di Truth Social. “Tak ada yang dipindahkan dari fasilitas itu.” (CNN/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya