Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

CIA dan Intelijen AS Klaim Program Nuklir Iran Rusak Parah Akibat Serangan Terbaru

Thalatie K Yani
26/6/2025 05:45
CIA dan Intelijen AS Klaim Program Nuklir Iran Rusak Parah Akibat Serangan Terbaru
Direktur  CIA John Ratcliffe menyebut program nuklir Iran mengalami kerusakan parah akibat serangan terarah yang baru-baru ini dilakukan.(Maxar)

DIREKTUR CIA John Ratcliffe merilis pernyataan, yang menyebut program nuklir Iran mengalami kerusakan parah akibat serangan terarah yang baru-baru ini dilakukan.

“Badan intelijen kami memperoleh sejumlah bukti kredibel, termasuk informasi dari sumber yang selama ini sangat dapat dipercaya, bahwa beberapa fasilitas nuklir utama Iran telah hancur dan butuh waktu bertahun-tahun untuk dibangun kembali,” ujar Ratcliffe.

Pernyataan ini muncul sehari setelah laporan awal dari Badan Intelijen Pertahanan (DIA) menyebut dampak serangan Amerika Serikat kemungkinan hanya menunda program senjata nuklir Iran selama beberapa bulan. Namun, Gedung Putih menolak analisis tersebut dan menyebutnya “keliru”.

Presiden Donald Trump bahkan mengklaim serangan itu telah “menghancurkan total” kemampuan Iran dalam memproduksi senjata nuklir.

Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard turut mendukung pernyataan tersebut lewat unggahan di platform X. Ia menyebut “intelijen terbaru” menunjukkan bahwa fasilitas nuklir Iran telah dihancurkan. “Jika Iran ingin membangun ulang fasilitas di Natanz, Fordow, dan Esfahan, mereka harus memulainya dari nol—dan itu akan memakan waktu bertahun-tahun,” tulisnya, meski tanpa menyertakan bukti tambahan.

Iran Akui Kerusakan, Kecam Serangan Israel dan AS

Pemerintah Iran melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Esmail Baghaei, mengakui fasilitas nuklir mereka mengalami kerusakan signifikan akibat “serangan berulang” dari Israel dan Amerika Serikat.

“Fasilitas nuklir kami benar-benar rusak, tidak diragukan lagi, karena telah diserang berulang kali oleh agresor Israel dan Amerika,” kata Baghaei dalam wawancara dengan Al Jazeera.

Badan Energi Atom Iran kini tengah melakukan penilaian teknis terhadap dampak kerusakan. Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan bahwa konflik selama 12 hari terakhir telah “merusak berat” beberapa situs nuklir Iran.

Baghaei juga menyampaikan parlemen Iran telah memutuskan untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA, meskipun belum mencabut keanggotaan Iran dari Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT).

Korban Jiwa dan Dampak Serangan

Menurut laporan media pemerintah Iran (IRIB) yang mengutip data Kementerian Kesehatan, sedikitnya 627 orang tewas dan 4.870 lainnya terluka dalam konflik yang berlangsung sejak 13 Juni hingga saat ini. Sekitar 86% korban jiwa meninggal di lokasi serangan Israel, menurut laporan tersebut.

Iran juga mengonfirmasi kematian Mayjen Ali Shadmani, komandan Markas Besar Khatam al-Anbiya, akibat luka yang dideritanya dalam serangan pekan lalu. Shadmani baru menjabat pada 13 Juni, menggantikan Letjen Gholam Ali Rashid yang tewas dalam serangan Israel sebelumnya.

Selain itu, sedikitnya 35 personel Angkatan Pertahanan Udara Iran dilaporkan tewas dalam serangan Israel sejak 13 Juni, menurut laporan dari Student News Network (SNN), media semi-resmi Iran. (CNN/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya