Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
DIREKTUR CIA John Ratcliffe merilis pernyataan, yang menyebut program nuklir Iran mengalami kerusakan parah akibat serangan terarah yang baru-baru ini dilakukan.
“Badan intelijen kami memperoleh sejumlah bukti kredibel, termasuk informasi dari sumber yang selama ini sangat dapat dipercaya, bahwa beberapa fasilitas nuklir utama Iran telah hancur dan butuh waktu bertahun-tahun untuk dibangun kembali,” ujar Ratcliffe.
Pernyataan ini muncul sehari setelah laporan awal dari Badan Intelijen Pertahanan (DIA) menyebut dampak serangan Amerika Serikat kemungkinan hanya menunda program senjata nuklir Iran selama beberapa bulan. Namun, Gedung Putih menolak analisis tersebut dan menyebutnya “keliru”.
Presiden Donald Trump bahkan mengklaim serangan itu telah “menghancurkan total” kemampuan Iran dalam memproduksi senjata nuklir.
Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard turut mendukung pernyataan tersebut lewat unggahan di platform X. Ia menyebut “intelijen terbaru” menunjukkan bahwa fasilitas nuklir Iran telah dihancurkan. “Jika Iran ingin membangun ulang fasilitas di Natanz, Fordow, dan Esfahan, mereka harus memulainya dari nol—dan itu akan memakan waktu bertahun-tahun,” tulisnya, meski tanpa menyertakan bukti tambahan.
Pemerintah Iran melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Esmail Baghaei, mengakui fasilitas nuklir mereka mengalami kerusakan signifikan akibat “serangan berulang” dari Israel dan Amerika Serikat.
“Fasilitas nuklir kami benar-benar rusak, tidak diragukan lagi, karena telah diserang berulang kali oleh agresor Israel dan Amerika,” kata Baghaei dalam wawancara dengan Al Jazeera.
Badan Energi Atom Iran kini tengah melakukan penilaian teknis terhadap dampak kerusakan. Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan bahwa konflik selama 12 hari terakhir telah “merusak berat” beberapa situs nuklir Iran.
Baghaei juga menyampaikan parlemen Iran telah memutuskan untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA, meskipun belum mencabut keanggotaan Iran dari Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
Menurut laporan media pemerintah Iran (IRIB) yang mengutip data Kementerian Kesehatan, sedikitnya 627 orang tewas dan 4.870 lainnya terluka dalam konflik yang berlangsung sejak 13 Juni hingga saat ini. Sekitar 86% korban jiwa meninggal di lokasi serangan Israel, menurut laporan tersebut.
Iran juga mengonfirmasi kematian Mayjen Ali Shadmani, komandan Markas Besar Khatam al-Anbiya, akibat luka yang dideritanya dalam serangan pekan lalu. Shadmani baru menjabat pada 13 Juni, menggantikan Letjen Gholam Ali Rashid yang tewas dalam serangan Israel sebelumnya.
Selain itu, sedikitnya 35 personel Angkatan Pertahanan Udara Iran dilaporkan tewas dalam serangan Israel sejak 13 Juni, menurut laporan dari Student News Network (SNN), media semi-resmi Iran. (CNN/Z-2)
Utusan Khusus AS Steve Witkoff menyebut putaran awal perundingan nuklir AS-Iran akan digelar dalam 1–2 minggu.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyetujui undang-undang yang menghentikan kerja sama negaranya dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap program nuklir Iran baru-baru ini mungkin tidak menimbulkan kerusakan besar seperti yang telah diklaim secara resmi.
Kepala IAEA Rafael Grossi menyatakan serangan AS ke fasilitas nuklir Iran tidak menghancurkan program nuklir negara itu secara total.
Iran akan melarang Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Rafael Mariano Grossi, untuk memasuki wilayahnya.
Pemerintahan Donald Trump pertimbangkan insentif besar untuk Iran, termasuk dana US$30 miliar untuk program nuklir sipil dan pelonggaran sanksi.
Donald Trump menegaskan bahwa serangan militer yang dilancarkan terhadap fasilitas nuklir Iran pekan lalu telah menyebabkan kerusakan parah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebut serangan AS ke tiga fasilitas nuklir Iran tidak berdampak signifikan. Ia memperingatka serangan balasan Iran.
Departemen Pertahanan AS membeberkan detail operasi pemboman presisi terhadap tiga situs nuklir Iran, termasuk Fordow.
Pemerintahan Trump mengatakan akan membatasi akses informasi intelijen rahasia ke Kongres karena kebocoran laporan awal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved