Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PEMERINTAH Amerika Serikat menyatakan Presiden Donald Trump telah menjalankan kewenangan konstitusionalnya sebagai panglima tertinggi, saat memerintahkan serangan udara ke tiga situs nuklir Iran baru-baru ini.
Seorang pejabat senior dari Departemen Kehakiman (DOJ) menyebut keputusan itu diambil setelah berkonsultasi dengan penasihat hukum Gedung Putih dan pejabat tinggi di DOJ. Serangan tersebut, menurut pejabat itu, dilakukan berdasarkan Pasal II Konstitusi AS, yang memberi presiden kewenangan luas dalam penggunaan kekuatan militer dan perlindungan kepentingan nasional.
Meskipun Pasal I Konstitusi memberikan hak kepada Kongres untuk menyatakan perang, pihak Gedung Putih menilai tindakan terbatas seperti pemboman tiga fasilitas nuklir tidak memerlukan persetujuan kongres.
“Jika konflik ini berkembang menjadi jangka panjang, mungkin kami harus meminta persetujuan Kongres. Tapi dalam konteks ini, tidak diperlukan,” ujar pejabat tersebut. Ia juga menambahkan serangan ini mendapat dukungan dari sejumlah pejabat senior di DPR dan Senat, yang memperkuat posisi hukum pemerintahan Trump.
Seorang pejabat Gedung Putih sebelumnya mengatakan kepada CNN Presiden Trump menggunakan "kewenangan hukumnya sebagai panglima tertinggi" untuk melancarkan serangan tersebut.
Jaksa Agung Pam Bondi dijadwalkan akan bersaksi di hadapan DPR. Bondi diperkirakan akan dimintai penjelasan terkait legalitas keputusan tersebut. Ia disebut akan menegaskan kembali dasar hukum yang digunakan presiden, yakni Pasal II serta memo-memo dari Kantor Penasihat Hukum DOJ yang ditulis di bawah pemerintahan dari kedua partai. (CNN/Z-2)
Seorang anggota tim pertahanan setempat mengatakan bahwa dua bom dijatuhkan di sebuah gedung sekolah yang digunakan pemberontak sebagai markas.
Donald Trump menegaskan bahwa serangan militer yang dilancarkan terhadap fasilitas nuklir Iran pekan lalu telah menyebabkan kerusakan parah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap program nuklir Iran baru-baru ini mungkin tidak menimbulkan kerusakan besar seperti yang telah diklaim secara resmi.
Kepala IAEA Rafael Grossi menyatakan serangan AS ke fasilitas nuklir Iran tidak menghancurkan program nuklir negara itu secara total.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebut serangan AS ke tiga fasilitas nuklir Iran tidak berdampak signifikan. Ia memperingatka serangan balasan Iran.
Departemen Pertahanan AS membeberkan detail operasi pemboman presisi terhadap tiga situs nuklir Iran, termasuk Fordow.
Pemerintahan Trump mengatakan akan membatasi akses informasi intelijen rahasia ke Kongres karena kebocoran laporan awal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved