Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Trump Terbuka soal Usulan Pertemuan dengan Putin dan Zelensky di Turki

Dhika Kusuma Winata
03/6/2025 17:24
Trump Terbuka soal Usulan Pertemuan dengan Putin dan Zelensky di Turki
Donald Trump.(AFP/WIN MCNAMEE)

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyatakan terbuka untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Turki guna mendorong tercapainya gencatan senjata dalam konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Pernyataan ini disampaikan Gedung Putih setelah pertemuan antara delegasi Rusia dan Ukraina di Istanbul pada Senin (3/6) kembali gagal menghasilkan kemajuan signifikan.

Pertemuan itu merupakan putaran kedua dari dialog langsung yang sebelumnya juga berlangsung di Istanbul pada pertengahan Mei. Meski kesepakatan gencatan senjata belum tercapai, kedua pihak menyetujui pertukaran tahanan, termasuk prajurit yang terluka parah dan kombatan berusia di bawah 25 tahun. Ukraina juga mengonfirmasi kesepakatan penyerahan jenazah 6.000 tentara yang tewas dalam pertempuran.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendorong agar pertemuan lanjutan dilakukan di Istanbul atau Ankara akhir bulan ini dan mengusulkan agar Trump turut hadir dalam pertemuan puncak dengan Putin dan Zelensky. Gedung Putih menyebut Trump terbuka dengan usulan tersebut.

“Trump terbuka untuk kemungkinan pertemuan tiga pihak, jika memang sampai ke titik itu. Namun ia ingin kedua pemimpin dan kedua pihak duduk bersama di meja yang sama,” kata Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt di Washington.

Sejauh ini, Putin menolak usulan tersebut. Adapun Zelensky menyatakan kesediaannya dengan menekankan isu-isu utama hanya dapat diselesaikan lewat pertemuan langsung antar pemimpin.

Meski Trump menyatakan keterbukaannya, tidak ada perwakilan Amerika Serikat yang menghadiri pertemuan di Istanbul. Zelensky juga mendesak AS untuk mengambil langkah lebih tegas terhadap Rusia.

“Kami sangat menantikan langkah kuat dari Amerika Serikat,” kata Zelensky sembari menyerukan agar sanksi terhadap Moskow diperkuat guna menekan Rusia menyepakati gencatan senjata penuh.

Dalam pertemuan di Istanbul yang berlangsung Senin waktu setempat, Ukraina menyebut Rusia menolak tawaran gencatan senjata tanpa syarat. Sebagai gantinya, Moskow mengajukan jeda perang secara terbatas selama dua hingga tiga hari di sejumlah area garis depan dengan alasan untuk mengevakuasi jenazah prajurit.

"Rusia terus menolak usulan gencatan senjata tanpa syarat," kata Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina Sergiy Kyslytsya setelah pembicaraan.

"Kami menawarkan gencatan senjata spesifik selama dua hingga tiga hari di area tertentu dari garis depan," ucap negosiator utama Rusia, Vladimir Medinsky.

Rusia tetap bertahan pada tuntutannya. Menurut kubu Moskow, gencatan senjata penuh hanya akan diberikan bila Ukraina menarik seluruh pasukannya dari empat wilayah yang diklaim Rusia yaitu Donetsk, Lugansk, Zaporizhzhia, dan Kherson. Rusia juga mendesak adanya larangan keanggotaan NATO untuk Ukraina, pembatasan kekuatan militer negara itu, serta penghentian bantuan militer dari negara Barat.

Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov, yang memimpin delegasi Kyiv di Istanbul, mengatakan bahwa putaran pembicaraan berikutnya harus digelar sebelum akhir Juni. Ia juga mendorong agar rencana pertemuan yang dihadiri langsung antara Putin dan Zelensky mulai dibahas secara serius. (AFP/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya