Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Trump Ancam Cabut Dana US$3 Miliar Harvard, Tuduh Universitas Lakukan “Judge Shopping”

Thalatie K Yani
27/5/2025 09:35
Trump Ancam Cabut Dana US$3 Miliar Harvard, Tuduh Universitas Lakukan “Judge Shopping”
Menjelang wisuda, Harvard kembali berseteru dengan Trump yang menuduh universitas melakukan "judge shopping" dan mengancam mencabut dana federal.(Harvard University)

PRESIDEN Donald Trump, Senin, kembali melancarkan serangan terhadap Universitas Harvard. Trump menuduh sekolah tersebut melakukan “judge shopping” (mencari hakim yang menguntungkan) selama pertempuran hukum dengan pemerintahannya. Ia juga mengancam akan memotong dana hibah federal senilai US$3 miliar terkait penanganan universitas atas protes anti-Israel.

“Saya sedang mempertimbangkan untuk mengambil Tiga Miliar Dolar Dana Hibah dari Harvard yang sangat antisemit ini, dan memberikannya kepada SEKOLAH KETERAMPILAN di seluruh negeri kita,” tulis Trump di media sosial. “Betapa hebatnya investasi itu untuk AS, dan sangat dibutuhkan!!!”

Ancaman terbaru Trump muncul saat Harvard memulai pekan wisuda musim semi dalam bayang-bayang perseteruan berbulan-bulan antara sekolah Ivy League ini dengan pemerintahan Trump terkait antisemitisme, pendanaan federal, dan Amandemen Pertama.

Dalam langkah terbarunya, pemerintahan Trump melarang Universitas Harvard mendaftarkan mahasiswa internasional. Keputusan yang langsung dibatalkan seorang hakim federal beberapa jam setelah universitas tertua dan terkaya di negara itu mengajukan gugatan. Presiden juga mengancam akan mencabut status bebas pajak Harvard.

Kini, kemampuan universitas untuk menerima mahasiswa internasional akan bergantung pada hasil proses hukum yang sedang berjalan, dengan litigasi ini menambah daftar panjang perselisihan hukum pemerintahan Trump. Sidang kasus ini dijadwalkan berlangsung pada hari Selasa.

Hakim Federal

Bulan lalu, Harvard juga menggugat Trump atas pembekuan dana federal senilai US$2,2 miliar setelah universitas menolak melakukan perubahan kebijakan yang diminta Gedung Putih.

Kasus tersebut, bersama dengan gugatan terkait mahasiswa internasional, telah ditugaskan kepada Hakim Pengadilan Distrik AS, Allison Dale Burroughs.

Ini bukan kali pertama Burroughs menangani kasus profil tinggi yang melibatkan Universitas Harvard. Sebagai hakim federal pada 2019, ia mendukung proses penerimaan mahasiswa Harvard dalam kasus afirmatif aksi. Keputusan yang kemudian dibatalkan Mahkamah Agung AS.

Ia memutuskan meskipun proses penerimaan Harvard “tidak sempurna,” ia tidak akan “membongkar program penerimaan yang sangat baik dan sesuai konstitusi, hanya karena bisa diperbaiki.”

Sebagai hakim distrik federal, ia juga pernah membatasi pemerintahan Trump dalam kasus terkait larangan perjalanan tahun 2017 yang menarget negara mayoritas Muslim, mahasiswa internasional selama pandemi virus corona, dan pemotongan dana riset federal oleh Departemen Energi baru-baru ini.

Dalam unggahan hari Seninnya, Trump juga menyoroti praktik bipartisan “judge shopping,” di mana penggugat mengajukan kasus di luar yurisdiksi yang jelas untuk mendapatkan hakim yang lebih menguntungkan dibandingkan penugasan acak. Praktik ini digunakan anggota kedua partai untuk mendukung tujuan kebijakan mereka.

“Hal terbaik yang dimiliki Harvard adalah mereka sudah ‘berbelanja’ dan menemukan Hakim terbaik (untuk mereka!) — Tapi jangan khawatir, Pemerintah pada akhirnya akan MENANG!” tulis Trump.

Harvard yang berbasis di Massachusetts biasanya mengajukan gugatan di pengadilan federal Boston. Meski begitu, distrik tersebut tidak memiliki hakim yang ditunjuk Trump, dan pengadilan banding federal yang mengawasi New England dianggap sebagai tempat yang sulit bagi kasus-kasus politik sensitif dan garis keras presiden.

Mahasiswa Internasional

Minggu ini, Trump juga membuat kehebohan di kampus ketika menuntut “nama dan negara” dari ribuan mahasiswa internasional di Universitas Harvard.

“Kami masih menunggu Daftar Mahasiswa Asing dari Harvard agar kami bisa menentukan, setelah pemborosan MILIARAN DOLAR, berapa banyak orang gila yang terpapar radikalisasi, pembuat onar semua, yang seharusnya tidak diizinkan masuk kembali ke negara kita. Harvard sangat lambat dalam menyampaikan dokumen ini, dan mungkin ada alasan yang baik!” ujar Trump di media sosial.

Harvard sudah membagikan daftar negara asal ribuan mahasiswa asingnya per Oktober 2024, dengan sebagian besar berasal dari Tiongkok, diikuti Kanada, India, Korea Selatan, dan Inggris.

Harvard dan pemerintahan Trump dijadwalkan bertemu di pengadilan pada Kamis untuk mengajukan argumen kepada Burroughs, yang akan memutuskan apakah akan memperpanjang keputusan pemblokiran tindakan pemerintah dengan mengeluarkan perintah penahanan sementara.

Bersamaan dengan sidang yang dijadwalkan, hampir 9.000 calon wisudawan akan merayakan kelulusan di kampus Harvard, yang hanya berjarak sekitar 6 mil dari gedung pengadilan federal. (CNN/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya