Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
UNIVERSITAS Harvard menyelenggarakan wisuda ke-374 pada Kamis (29/5) di tengah tekanan politik yang intens dari pemerintahan Presiden Donald Trump, yang mengancam eksistensi dan otonomi salah satu institusi pendidikan tertua dan paling berpengaruh di dunia.
Dalam beberapa bulan terakhir, Harvard menjadi pusat serangan kebijakan Gedung Putih yang mempermasalahkan aktivisme pro-Palestina dan mencerminkan antisemitisme di kampus.
Di antara tindakan terbarunya, pemerintahan Trump meminta lembaga federal untuk membatalkan kontrak senilai sekitar US$100 juta dengan universitas tersebut. Lebih dari US$2,6 miliar dalam bentuk hibah penelitian telah dibekukan dan ancaman untuk mencabut status bebas pajak serta pembatasan visa mahasiswa internasional terus meningkat.
Pada Rabu (28/5), Presiden Trump menyarankan agar porsi mahasiswa internasional di Harvard dikurangi dari 25% menjadi hanya 15%. Sehari sebelumnya, AS menghentikan penjadwalan wawancara visa bagi mahasiswa asing yang akan kuliah di berbagai universitas di negara itu.
Didukung oleh dana abadi sebesar US$53 miliar, Harvard kini menjadi ujian sejauh mana lembaga pendidikan dapat melawan tekanan eksekutif.
“Kami yakin bahwa tindakan pemerintah yang melampaui batas dan serangan yang menghancurkan terhadap penelitian ilmiah dan medis tidak beralasan dan melanggar hukum, jadi kami telah mengambil tindakan hukum untuk membela lembaga tersebut,” ujar Presiden Harvard Alan Garber kepada media universitas seperti dilansir AFP, Kamis (29/5).
Universitas tersebut telah mengajukan gugatan untuk menghentikan pembekuan dana dan larangan penerimaan mahasiswa internasional. Gugatan lanjutan dijadwalkan dilayangkan ke pengadilan federal di Boston pada Kamis, bertepatan dengan prosesi wisuda.
Garber menyatakan bahwa meski kritik terhadap universitas kerap tidak berdasar atau dipenuhi distorsi, institusi tetap wajib merefleksikan diri.
Dia juga menugaskan laporan internal terkait antisemitisme dan diskriminasi anti-Arab di lingkungan kampus tahun lalu.
Acara wisuda tahun ini turut diwarnai kritik dan dukungan terhadap posisi universitas.
Pembicara utama, Dr. Abraham Verghese yang juga pakar penyakit menular dari Stanford memberikan orasi kehormatan.
Sementara itu, pada acara “Class Day” sehari sebelumnya, jurnalis Christiane Amanpour dan legenda NBA sekaligus aktivis Kareem Abdul-Jabbar memberikan pidato yang mengapresiasi keberanian Harvard.
“Ketika pemerintahan yang tiran mencoba untuk menggertak dan mengancam Harvard, mencabut kebebasan akademis mereka dan menghancurkan kebebasan berbicara, Dr. Alan Garber menolak tekanan yang ilegal dan tidak bermoral itu,” ujar Abdul-Jabbar, disambut tepuk tangan meriah.
Dia bahkan membandingkan sikap Garber dengan perjuangan Rosa Parks melawan segregasi rasial di Amerika.
Pemerintahan Trump mengeklaim langkah-langkah yang diambil bertujuan untuk melindungi mahasiswa dan staf pengajar Amerika dari kekerasan dan pelecehan antisemit, dengan merujuk pada gelombang protes kampus terhadap Israel.
Seperti banyak kampus lain di AS, mahasiswa Harvard sebelumnya mendirikan tenda protes dan menuntut universitas menarik investasinya dari perusahaan yang terlibat dalam konflik Gaza.
Tahun lalu, ratusan mahasiswa meninggalkan prosesi wisuda sambil meneriakkan "Bebaskan, bebaskan Palestina."
Beberapa pengunjuk rasa tidak menerima ijazah saat upacara, meskipun akhirnya sebagian besar dari mereka tetap mendapatkannya.
Meskipun demonstrasi tahun ini telah mereda, para aktivis tetap merencanakan doa bersama menjelang upacara wisuda.
Salah satu lulusan, Victor Wallis, menyatakan, sebagai lulusan Harvard, dia merasa ngeri dengan pembunuhan massal warga Palestina oleh Israel termasuk dengan kelaparan yang disengaja, penghancuran total Gaza, penargetan rumah sakit, serangan terhadap lembaga pendidikan dan budaya Palestina, serta pembunuhan jurnalis yang tiada henti.
Sementara Harvard memperjuangkan haknya di pengadilan, universitas-universitas lain di AS mencermati kasus ini dengan seksama, karena hasilnya bisa menjadi preseden penting bagi otonomi akademik di era politik yang semakin intens. (Fer/I-1)
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump kembali mengecam keras tindakan militer Rusia di Ukraina.
KETEGANGAN antara Amerika Serikat dan Rusia kembali meningkat dipicu oleh saling serang antara Presiden AS Donald Trump dan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, di media sosial.
Pengumuman reposisi kapal selam nuklir AS muncul di tengah meningkatnya serangan Rusia terhadap Ukraina, bahkan ketika Trump mengancam akan memberikan sanksi yang lebih keras.
Wakil Perdana Menteri Kamboja Sun Chanthol mengatakan negaranya tidak mungkin sepakat mengakhiri perang dengan Thailand tanpa kontribusi Donald Trump,
Pelaku usaha utamanya industri garmen, tekstil, alas kaki, elektronik, dan furnitur diminta menggenjot kapasitas mereka menjelang penerapan tarif resiprokal
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Kamis (31/7) yang mengubah tarif timbal balik terhadap puluhan negara.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan telah berbicara dengan para pemimpin Kamboja dan Thailand untuk membahas gencatan senjata.
PRESIDEN Amerika Serikat, Donald Trump, telah menelepon Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Kamis (3/7).
Pemerintah Israel secara resmi mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata bilateral dengan Iran pada Selasa (24/6).
Donald Trump tidak menutup kemungkinan untuk melakukan pemotongan kontrak pemerintah yang dimiliki oleh pengusaha teknologi Elon Musk.
MANTAN Presiden Universitas Harvard, Drew Gilpin Faust, mengajak masyarakat Amerika untuk angkat suara dalam membela nilai-nilai fundamental.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved