Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa negaranya berencana menguasai seluruh Jalur Gaza seiring intensitas serangan militer yang meningkat di wilayah tersebut. Dalam video di Telegram, Netanyahu menyebut pertempuran berjalan sengit dan pasukan Israel membuat kemajuan.
"Kami akan menguasai seluruh wilayah Jalur Gaza," ucap Netanyahu seperti dilansir AFP, Selasa (20/5). Dia juga menambahkan bahwa Israel tidak akan menyerah dan menilai keberhasilan hanya bisa diraih melalui aksi yang tidak bisa dihentikan.
Dalam pernyataannya, Netanyahu turut membela keputusan untuk tetap memberikan dukungan kepada kelompok pendukung garis keras. Militer Israel melaporkan telah menyerang 160 target yang mereka sebut sebagai sasaran teroris di Gaza dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
Di Gaza selatan, khususnya sekitar kota Khan Yunis, militer mengimbau warga Palestina untuk mengungsi menjelang serangan besar yang belum pernah terjadi.
Badan Pertahanan Sipil Gaza menyebutkan sebanyak 91 orang tewas akibat serangan Israel pada Senin (19/5). Kantor HAM PBB (OHCHR) menilai tindakan Israel tersebut melanggar hukum internasional dan dapat dikategorikan sebagai pembersihan etnis.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa sekitar dua juta warga Gaza mengalami kelaparan akibat blokade total yang diberlakukan Israel sejak 2 Maret.
Menghadapi tekanan internasional yang terus meningkat, Israel mulai mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk kembali ke Gaza. Lima truk pertama telah tiba membawa pasokan penting, termasuk makanan bayi.
Netanyahu menyatakan bantuan kembali diberikan, karena gambar kelaparan massal bisa merusak legitimasi perang Israel.
Namun, Kepala Kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, menyebut pengiriman tersebut sebagai setetes air di lautan dibandingkan dengan kebutuhan yang sangat besar.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menjelaskan bahwa hingga Senin (19/5) malam, belum ada bantuan yang diambil di zona penyerahan karena kondisi keamanan dan minimnya penerangan.
Israel menyatakan bahwa blokade tersebut bertujuan memberikan tekanan pada Hamas agar membuat konsesi. Namun, berbagai badan PBB menegaskan bahwa kelangkaan makanan, air bersih, bahan bakar, dan obat-obatan sudah berada di tahap kritis.
"Pasokan makanan hanya beberapa menit dari perbatasan, tapi tidak bisa masuk," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dia menilai penahanan bantuan secara sengaja meningkatkan risiko kelaparan massal.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump, sekutu dekat Netanyahu, bahkan mengakui bahwa banyak orang sedang kelaparan.
Di sisi lain, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, menyuarakan penolakan terhadap pemberian bantuan dan mengatakan bahwa para sandera tidak menerima bantuan kemanusiaan apa pun.
Namun, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich membela kebijakan bantuan dengan alasan untuk menjaga dukungan diplomatik internasional.
Di Gaza, kondisi makin mengerikan. Mohammed Sarhan, warga Khan Yunis, menggambarkan situasi kota tersebut seperti kiamat.
"Tembakan dari setiap apartemen, sabuk api, F-16, dan helikopter," katanya kepada AFP.
Rekaman dari Rumah Sakit Nasser menunjukkan anak-anak terluka, duduk di lantai tanpa alas kaki dan berdarah.
Di wilayah Deir el-Balah, Ayman Badwan meratapi kematian saudaranya dan menyatakan rasa putus asa.
"Kami tidak bisa bertahan lagi," ujarnya.
Sementara itu, perundingan masih berlangsung di Qatar. Netanyahu mengisyaratkan bahwa Israel bersedia mempertimbangkan kesepakatan yang mencakup penghentian pertempuran, pembebasan semua sandera, pengasingan pimpinan Hamas, serta pelucutan senjata di Gaza. (I-2)
Aksi ini merupakan bagian dari program Global March yang didukung oleh negara-negara Maghrib seperti Tunisia, Algeria, Libya, dan Maroko.
PELAPOR khusus PBB meminta negara-negara memutus semua hubungan perdagangan dan keuangan dengan Israel. Pasalnya, hubungan itu disebutnya sebagai ekonomi genosida.
Mantan kontraktor keamanan GHF mengaku kepada BBC, ia menyaksikan rekan-rekannya menembaki warga Palestina.
Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese, menyebut serangan Israel di Jalur Gaza sebagai salah satu bentuk genosida paling brutal dalam sejarah modern
TURKI menolak keras seruan politisi Israel dan kabinet Negeri Zionis itu untuk menganeksasi Tepi Barat Palestina.
PELAPOR Khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese, menghadapi pembatalan mendadak saat dijadwalkan menyampaikan pidato publik di Bern, Swiss.
Hamas menyatakan memberikan respon positif terhadap proposal gencatan senjata selama 60 hari dengan Israel di Gaza.
Dr Marwan Al-Sultan, dokter spesialis jantung ternama sekaligus Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas dalam agresi Israel.
Dr Marwan Al-Sultan, seorang ahli jantung ternama sekaligus Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas bersama istri dan anak-anaknya.
PEMERINTAH Indonesia dan berbagai organisasi relawan internasional mengecam keras serangan udara Israel yang menewaskan Dr Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Eskalasi antara Iran dan Israel bukan hanya soal dua negara, tetapi juga cermin dari pembentukan ulang koalisi strategis di Timur Tengah dan perubahan tatanan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved