Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Edan Alexander Ogah Temui Netanyahu seusai Dibebaskan Hamas

Wisnu Arto Subari
13/5/2025 08:54
Edan Alexander Ogah Temui Netanyahu seusai Dibebaskan Hamas
Edan Alexander (tengah).(Dok IDF)

EDAN Alexander dilaporkan menolak pertemuan pribadi dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menurut media Israel. Channel 12 menggambarkan kondisi fisik dan emosionalnya yang lemah meskipun tidak ada sumber resmi yang disebutkan.

Kepulangannya menandai berakhirnya penantian panjang dan menyakitkan bagi sandera Amerika terakhir di Jalur Gaza, Palestina.

Edan Alexander, penduduk asli Tenafly, New Jersey, diambil dari pangkalan militernya di Israel selatan selama serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan ini memicu perang di Gaza.

Setelah lulus SMA pada 2022, Alexander pindah ke Israel dan bergabung dengan militer. Dia diculik oleh militan Hamas setelah memilih untuk tetap tinggal di pangkalannya selama Sabat Yahudi.

Pembebasannya merupakan yang pertama sejak Israel menghancurkan gencatan senjata delapan minggu dengan Hamas pada Maret, ketika Israel melancarkan serangan dahsyat di Gaza yang telah menewaskan ratusan orang.

PM Israel mengaku memeluknya

PM Israel menyebut pembebasan tawanan AS-Israel sebagai momen yang sangat emosional.

"Ini tercapai berkat tekanan militer dan tekanan politik yang diberikan oleh Presiden Trump. Ini kombinasi yang unggul," kata Netanyahu dalam pernyataan video.

"Edan Alexander telah pulang. Kami memeluknya dan kami memeluk keluarganya," kata Netanyahu.

Hamas puji Trump

Pembebasan itu dilakukan setelah perundingan empat pihak antara Hamas, AS, Qatar, dan Mesir. Baik Qatar maupun Mesir memuji pembebasan itu sebagai isyarat positif yang dapat menghidupkan kembali perundingan yang terhenti mengenai pembebasan 58 sandera yang masih diyakini berada di Gaza.

Sementara itu, Hamas mengatakan pembebasan Alexander sebagai isyarat niat baik kepada Presiden AS Donald Trump, yang sedang mengunjungi wilayah itu minggu ini.

"Edan Alexander, sandera Amerika yang diduga telah meninggal, akan dibebaskan oleh Hamas. Berita bagus!" tulis Trump dengan huruf kapital di platform media sosialnya pada hari sebelumnya. (India Today/I-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya