Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
SAYAP bersenjata Hamas merilis sebuah video pada Sabtu (12/4) yang menunjukkan seorang sandera masih hidup di Gaza. Adapun secara luas diidentifikasi oleh media Israel sebagai warga Israel-Amerika Edan Alexander.
Brigade Ezzedine al-Qassam menerbitkan klip berdurasi lebih dari tiga menit yang memperlihatkan sandera duduk di sebuah ruang kecil dan tertutup.
Dilansir Al Arabiya, Minggu (14/4), mereka tidak dapat segera memverifikasi keaslian rekaman tersebut atau memastikan kapan rekaman itu direkam.
Dalam video tersebut, sandera mengatakan bahwa ia ingin pulang ke rumah untuk merayakan liburan.
Israel saat ini sedang merayakan Paskah, hari raya yang memperingati pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.
Dalam video tersebut, sandera tersebut tampak berbicara di bawah tekanan, sambil berkali-kali membuat gerakan tangan saat mengkritik pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena gagal mengamankan pembebasannya.
Video tersebut dirilis beberapa jam setelah Menteri Pertahanan Israel Katz mengumumkan bahwa militer Israel telah merebut poros Morag baru antara kota selatan Rafah dan Khan Younis.
Katz juga menguraikan rencana untuk memperluas serangan militer yang sedang berlangsung di sebagian besar Jalur Gaza.
Dalam pernyataan terpisah Sabtu sebelumnya, Hamas mengatakan operasi Israel di Gaza tidak hanya membahayakan warga sipil Palestina tetapi juga para sandera yang tersisa.
"Serangan tersebut tidak hanya membunuh warga sipil yang tak berdaya tetapi juga membuat nasib tawanan pendudukan (sandera) menjadi tidak pasti," kata Hamas.
Selama serangan mereka terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang di Jalur Gaza, militan Palestina menyandera 251 orang.
Lima puluh delapan sandera masih ditawan, termasuk 34 orang yang menurut militer Israel telah tewas.
Selama gencatan senjata baru-baru ini yang berakhir pada 18 Maret ketika Israel melanjutkan serangan udara di Gaza, militan membebaskan 33 sandera, termasuk delapan mayat. (Fer/I-1)
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menyampaikan seruan agar warga Palestina meninggalkan Jalur Gaza.
Israel mengizinkan warga Palestina meninggalkan Jalur Gaza, di tengah persiapan militer Israel melakukan serangan yang lebih luas di wilayah tersebut.
HAMPIR dua tahun sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas, dengan korban jiwa di Jalur Gaza melampaui 60.000 orang, dukungan global untuk pengakuan negara Palestina semakin menguat.
Benjamin Netanyahu mengatakan militer Israel telah mendapat perintah untuk menghancurkan dua wilayah yang dianggap masih dikuasai Hamas, yakni Kota Gaza dan Al Mawasi.
Sejumlah duta besar PBB mengecam rencana Israel menguasai Gaza. Rencana itu berisiko melanggar hukum humaniter internasional.
Keputusan itu diambil meski ada penolakan luas dari publik dan kekhawatiran langkan tersebut akan membahayakan para sandera.
KELOMPOK bersenjata Palestina, Hamas menyatakan hanya akan mengizinkan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) memberikan bantuan kepada para sandera Israel.
PM Israel Netanyahu minta bantuan Palang Merah untuk sandera Gaza usai video kondisi memprihatinkan beredar.
Video tawanan Israel yang kurus dan lemah di Gaza memicu kecaman global. Negara Barat menuntut pembebasan segera.
Israel menganggap perlucutan senjata Hamas sebagai salah satu dari beberapa syarat utama bagi kesepakatan apa pun untuk mengakhiri konflik.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Israel akan membayar dengan harga yang sangat mahal jika tidak menyetujui gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tawanan di Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved