Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
EMERGENCY Medical Team (EMT) ke-2 Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) untuk Gaza telah menyelesaikan tugas mengabdi dalam misi kemanusiaan medis di Gaza sejak 17 April 2025 - 2 Mei 2025.
Tim yang terdiri dari 4 dokter spesialis dan 1 dokter gigi ini bekerja di RS Al Nasser, Khan Younis, Gaza dalam misi medis global bersama Rahma World Wide.
Ketua Tim EMT ke-2 BSMI untuk Gaza Prof Dr dr Basuki Supartono Sp OT FICS MARS mengatakan tim EMT BSMI sudah dua kali mengirimkan tim medis ke dalam Gaza. Tim pertama sudah bekerja sejak Ramadan hingga 17 April 2025 terdiri dari dua dokter spesialis.
"Sudah 7 dokter spesialis dari BSMI bertugas di Gaza dan insya Allah kita akan terus rotasi tim medis karena memang kebutuhan tenaga medis di dalam Gaza sangat diperlukan," ujar Basuki, di Jakarta, Sabtu (3/5).
Basuki mengatakan selain bertugas di pelayanan medis, tim EMT ke-2 BSMI juga melakukan pendampingan pendidikan bagi dokter residen dan koas di RS Al Nasser Gaza.
"RS Al Nasser di Gaza adalah rumah sakit pendidikan sehingga banyak dokter residen dan koas yang kita berikan pendidikan dalam hal stem cell untuk perawatan luka karena memang keterbatasan di Gaza dalam perawatan luka bisa dilakukan dengan stem cell," ungkap pakar stem cell ini.
Ketua Umum DPN BSMI M Djazuli Ambari menambahkan berdasar pengiriman langsung tim EMT BSMI untuk Gaza, pihaknya menegaskan tiga sikap utama. Pertama, mendesak dihentikannya serangan di Gaza, kedua, membuka koridor bantuan kemanusiaan secepatnya, dan ketiga, mendorong pengiriman bantuan termasuk tim medis.
"Kami menyerukan kepada seluruh pihak, khususnya komunitas internasional, untuk segera menghentikan serangan di Gaza dan mendorong terciptanya gencatan senjata jangka panjang. Ini soal kemanusiaan, bukan sekadar geopolitik," ujar Djazuli.
BSMI juga menyampaikan dua tim Emergency Medical Team (EMT 1 dan EMT 2) yang dikirim ke Gaza telah bekerja di lapangan, membantu pasien di RS Europa Gaza dan RS Al Nasser Gaza. Namun, dengan kondisi akses bantuan yang sangat terbatas, pelayanan medis di Gaza diperkirakan hanya mampu bertahan selama 40 hari ke depan.
"Kondisi di lapangan sangat kritis. Tanpa pembukaan koridor kemanusiaan, rakyat Gaza menghadapi ancaman kelaparan dan kolapsnya layanan kesehatan," jelasnya.
BSMI juga mendorong Pemerintah Republik Indonesia untuk mengintensifkan diplomasi dengan Mesir dan PBB guna membuka jalur bantuan. Selain itu, BSMI mengajak para tenaga medis Indonesia untuk bergabung dalam misi kemanusiaan ke Gaza.
"Kami mengajak sejawat tenaga medis dari Indonesia untuk mengabdikan ilmu dan tenaganya di Gaza. Ini misi kemanusiaan yang tidak bisa ditunda," tegas Djazuli.
Djazuli mengimbau masyarakat Indonesia untuk terus memberikan dukungan, baik dalam bentuk doa, donasi, maupun penyebaran informasi yang valid demi membantu masyarakat Gaza.
Tim EMT ke-2 BSMI di Gaza terdiri dari 4 dokter spesialis dan 1 dokter gigi yakni Prof Dr dr Basuki Supartono SpOT FICS MARS (Spesialis Ortopedi), dr Prita Kusumaningsih SpOG (Spesialis Obgyn/Kandungan), dr Nurcholis Hendry Nugraha SpAn (Spesialis Anastesi), drg Harfindo Nismal SpBM (Spesialis Bedah Mulut) dan drg Muchamad Sarbini Wahid (Dokter Gigi). (H-2)
Pendidikan kedokteran bukan hanya tentang meraih gelar akademik, tetapi juga membentuk jati diri sebagai pelayan kesehatan yang berintegritas.
Adapun gejala yang patut diwaspadai meliputi sesak napas, nyeri dada di bagian tengah yang menjalar, serta jantung berdebar secara tidak normal.
Pada EMT ke-2 BSMI untuk Gaza ini, BSMI mengirim pakar stem cell dan penyembuhan luka Prof Dr dr Basuki Supartono SpOT FICS MARS.
Sidang digelar di Ruang Kartika dilakukan secara tertutup sebagai perkara tindak pidana kekerasan seksual.
Rendahnya literasi kesehatan di masyarakat juga menjadi faktor penyebab. Banyak warga tidak memahami siapa saja yang memiliki kewenangan legal untuk memberikan layanan medis.
Kesiapan tenaga kesehatan perlu dilakukan lebih dulu sebelum implementasi teknologi kesehatan.
Sedikitnya 24 orang tewas di Gaza selatan saat antre bantuan, di tengah tuduhan pasukan Israel menembaki warga sipil. IDF membantah.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk kedua kalinya dalam waktu 24 jam di Gedung Putih.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu di Gedung Putih, Washington, pada Senin (7/7).
Menteri Pertahanan Israel mengusulkan pemindahan massal warga Gaza ke kamp tertutup di Rafah.
MENTERI Keuangan Israel dari partai sayap kanan, Bezalel Smotrich mengkritik tajam keputusan Kabinet pada 6 Juli yang mengizinkan bantuan tambahan masuk ke wilayah Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved