Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Zelensky: Eropa Butuh 200.000 Pasukan untuk Menegakkan Perdamaian, Tidak Bergantung pada AS

Thalatie K Yani
22/1/2025 06:37
Zelensky: Eropa Butuh 200.000 Pasukan untuk Menegakkan Perdamaian, Tidak Bergantung pada AS
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyatakan untuk menegakkan kesepakatan perdamaian di Ukraina, setidaknya memerlukan 200.000 pasukan sekutu.(Media Sosial X)

PRESIDEN Volodymyr Zelensky mengatakan “setidaknya 200.000” pasukan sekutu akan dibutuhkan untuk menegakkan kesepakatan perdamaian di Ukraina. Saat ia mendesak Eropa untuk “mengurus dirinya sendiri” seiring kembalinya Donald Trump ke kekuasaan di AS.

Berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Zelensky mengatakan para pemimpin Eropa tidak seharusnya bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Trump selanjutnya. Sebaliknya mereka perlu mengambil langkah-langkah kolektif untuk membela benua mereka, pada saat sedang diserang agresif Rusia.

“Eropa harus membuktikan dirinya sebagai pemain global yang kuat, sebagai pemain yang tak tergantikan,” kata Presiden Ukraina tersebut. Ia menyebutkan keterlibatan pasukan Korea Utara dalam perang Moskow melawan Kyiv, dengan pertempuran yang terjadi di wilayah Kursk di Rusia barat, dekat perbatasan timur Ukraina.

“Jangan lupakan bahwa tidak ada lautan yang memisahkan negara-negara Eropa dari Rusia. Para pemimpin Eropa harus ingat bahwa pertempuran yang melibatkan tentara Korea Utara sekarang sedang terjadi di tempat yang secara geografis lebih dekat dengan Davos daripada Pyongyang,” tambahnya.

Ia juga memberikan rincian tentang bagaimana operasi penjaga perdamaian internasional bisa berfungsi, jika kesepakatan dapat tercapai antara Ukraina dan Rusia, dengan mengatakan bahwa sekelompok besar pasukan akan dibutuhkan. “Dari semua orang Eropa? 200.000, itu adalah minimum. Itu minimum, kalau tidak, itu tidak ada artinya,” ujarnya. Ia menolak mengurangi jumlah tentara Ukraina menjadi seperlima dari 800.000 pasukan.

“Ini yang dia [Putin] inginkan. Kami tidak akan membiarkan ini terjadi,” kata Zelensky, menambahkan timnya sedang bekerja untuk mengatur pertemuan dengan Trump.

Trump berjanji mengakhiri konflik dengan cepat. Berbicara setelah pelantikannya pada Senin. Presiden AS yang baru mengatakan Vladimir Putin “merusak” Rusia dan harus membuat kesepakatan.

Zelensky menekankan setiap kesepakatan gencatan senjata tergantung pada jaminan keamanan dari Barat. “Jaminan terbaik” adalah keanggotaan dalam NATO.

Dalam beberapa minggu terakhir, Zelensky telah mengadakan pembicaraan dengan beberapa mitra Eropa tentang kemungkinan misi penjaga perdamaian, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Keir Starmer, yang mengunjungi Kyiv minggu lalu. Ada juga pembicaraan dengan Polandia dan negara-negara Baltik.

Berbicara selama kunjungannya ke Ukraina, Starmer mengatakan Inggris siap “memainkan peran penuh kami”, meskipun ia tidak berkomitmen untuk mengirimkan pasukan ke medan perang. Ia mengatakan kepada Sky News: “Kami selalu menjadi salah satu negara terdepan dalam hal pertahanan Ukraina. Jadi Anda bisa menafsirkan itu... Tapi saya tidak ingin mendahului karena ini harus berkelanjutan.”

Dalam pidatonya di Davos, Zelensky mendesak negara-negara UE untuk lebih banyak berinvestasi pada teknologi dan pertahanan, terutama dalam produksi drone dan sistem pertahanan udara modern. Ia mengatakan Rusia telah mengerahkan 600.000 pasukan di Ukraina dan bisa mengerahkan 1,5 juta orang – sebuah kekuatan yang beberapa kali lebih besar daripada angkatan bersenjata negara-negara Eropa individual.

“Kita semua perlu bersatu,” katanya, menambahkan: “Eropa perlu belajar bagaimana mengurus dirinya sendiri sepenuhnya, agar dunia tidak bisa mengabaikannya.”

Kyiv telah lama mengklaim bahwa jika Putin memenangkan perang di Ukraina, ia akan melanjutkan untuk menyerang negara-negara lain. Rusia berubah menjadi ekonomi perang, kata Zelensky, dan mengalahkan Eropa dalam hal produksi militer. Jika dibiarkan tanpa pengawasan, Putin akan kembali “dengan pasukan yang 10 kali lebih besar dari sekarang,” tambahnya, dan menelan negara-negara merdeka yang dulunya merupakan bagian dari Uni Soviet. (The Guardian/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya