AS Berencana Jual Senjata ke Israel US$8 Miliar

Dhika Kusuma Winata
05/1/2025 13:15
AS Berencana Jual Senjata ke Israel US$8 Miliar
Ilustrasi(ANTARA/Anadolu)

DI tengah situasi perang di Gaza yang makin parah, Amerika Serikat (AS) bakal mengeluarkan kebijakan penjualan senjata ke Israel. AS bakal menjual senjata senilai US$8 miliar (setara Rp129 triliun) untuk membantu Israel dalam perang di Gaza.

Departemen Luar Negeri AS dilaporkan telah memberi tahu Kongres tentang rencana penjualan senjata tersebut. Bantuan senjata tersebut bisa jadi yang terakhir diberikan pemerintahan Biden kepada Israel. Dilaporkan New York Times, Presiden Biden mengabaikan kritik terhadap tindakan Israel di Gaza.

“Presiden telah menjelaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela warganya, sesuai dengan hukum internasional dan hukum humaniter internasional, dan untuk mencegah agresi dari Iran dan organisasi proksinya. Kami akan terus menyediakan kemampuan yang diperlukan untuk pertahanan Israel," begitu pernyataan resmi Biro Politik-Militer Departemen Luar Negeri AS.

Sebagian senjata dalam paket itu dapat dikirim melalui stok AS saat ini. Sebagian besar lainnya akan memakan waktu satu tahun atau beberapa tahun untuk dikirim.

Penjualan tersebut mencakup rudal udara-ke-udara jarak menengah, peluru artileri proyektil 155 mm untuk penargetan jarak jauh, rudal Hellfire AGM-114, bom seberat 500 pon (226 kg), dan banyak lagi.

Paket senjata itu akan menambah rekor  bantuan militer yang telah diberikan AS kepada Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang. Sejak itu, Negeri Paman Sam tercatat telah membantu persenjataan senilai US$17,9 miliar.

Pemerintahan Biden menghadapi kritik atas meningkatnya kematian warga sipil Palestina. Demonstrasi di kampus-kampus dilakukan. Sejumlah anggota Partai Demokrat di Kongres dikabarkan tak senang dengan rencana penjualan senjata ke Israel tersebut.

Pemerintahan Biden sempat mengancam untuk membatasi bantuan senjata dan menuntut agar Israel meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Namun, upaya tersebut dianggap hanya gertakan. (Dhk/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya