Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

India Didesak Segera Ekstradisi Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina

Irvan Sihombing
24/12/2024 14:02
India Didesak Segera Ekstradisi Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina
Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina.(Dok.Anadolu)

INDIA diminta segera mengekstradisi Perdana Menteri Bangladesh yang digulingkan, Sheikh Hasina, ke Dhaka. Hasina, 77, melarikan diri ke India pada 5 Agustus silam menyusul pemberontakan rakyat atas kekejaman dan penindasan selama 15 tahun.

Penasihat Luar Negeri Bangladesh, Touhid Hossain, mengatakan pihaknya sudah mengirimkan pesan diplomatik kepada pemerintah India agar memfasilitasi kembalinya mantan Perdana Menteri  Sheikh Hasina kembali ke Dhaka.

"Kami mengirimkan sebuah nota verbal (pesan diplomatik) kepada pemerintah India yang menyatakan bahwa pemerintah Bangladesh ingin dia (Hasina) kembali ke sini untuk proses peradilan," kata Hossain kepada wartawan di Dhaka, Senin (23/12) waktu setempat.

Menurut Penasihat Urusan Dalam Negeri, Letnan Jenderal (Purn.) Jahangir Alam Chowdhury, sudah ada perjanjian ekstradisi antara Dhaka dan New Delhi.

"Kami memiliki kesepakatan pertukaran tahanan dengan India. Itu akan dilaksanakan berdasarkan kesepakatan tersebut," kata Chowdhury kepada wartawan di Dhaka.

Sumber di pemerintahan India mengonfirmasi mereka telah menerima nota verbal tersebut "sehubungan dengan permintaan ekstradisi" dari Komisi Tinggi Bangladesh di New Delhi pada Senin. New Delhi sebelumnya membenarkan Hasina memang berada di India.

"Saat ini, kami tidak dapat memberikan komentar mengenai masalah ini," kata sumber pemerintah India kepada Anadolu.

Lebih dari 700 orang, sebagian besar pemuda, tewas dalam pemberontakan rakyat dipimpin oleh mahasiswa tersebut, yang kemudian berujung pada pembentukan pemerintahan transisi. Di Dhaka, Hasina menghadapi banyak kasus, termasuk untuk dugaan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Pemenang Nobel, Muhammad Yunus, memimpin pemerintahan transisi sejak 8 Agustus. Yunus mengatakan kepada Sekretaris Utama Departemen Luar Negeri India, Vikram Misri, bahwa keberadaan Hasina di India menyebabkan ketegangan.

Hubungan bilateral antara kedua negara tetangga Asia Selatan tersebut semakin memburuk dengan Dhaka menuduh media India menjalankan propaganda terhadap Bangladesh.

Setelah media India mulai memberi ruang untuk pernyataan-pernyataan yang diduga dikeluarkan oleh Hasina, Yunus telah meminta New Delhi untuk membuat mantan perdana menteri tersebut tetap diam.

Dalam perkembangan terbaru sejak Agustus, India mengirimkan delegasi tingkat tinggi pertama ke Bangladesh pada awal bulan ini. (Ant/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya