Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
KETIKA mendengar istilah "genosida," pikiran mungkin terlempar ke tragedi besar seperti Holocaust atau genosida di Rwanda. Saat ini, dunia menyaksikan konflik berkepanjangan di Palestina memicu kekhawatiran internasional terkait pelanggaran hak asasi manusia yang meluas.
Tindakan kekerasan yang sistematis, pemindahan paksa penduduk, dan serangan terhadap kelompok sipil tertentu memunculkan pertanyaan besar, apakah ini termasuk genosida?
Nah, di sini kita akan membahas apa yang dimaksud dengan genosida, bagaimana cara menentukan suatu tindakan dapat dikategorikan sebagai genosida, serta mengenali ciri-cirinya.
Genosida didefinisikan sebagai kejahatan besar yang ditujukan menghancurkan suatu kelompok tertentu secara keseluruhan atau sebagian, baik berdasarkan etnis, agama, ras, maupun identitas nasional.
Menurut laman resmi United States Holocaust Memorial Museum (USHMM), genosida melibatkan tindakan seperti pembunuhan massal, menyebabkan penderitaan fisik atau mental yang parah, atau menciptakan kondisi hidup yang dirancang untuk menghancurkan suatu kelompok.
Definisi ini diambil dari Konvensi Genosida 1948, dokumen penting yang dirumuskan setelah tragedi Holocaust.
Menentukan suatu peristiwa sebagai genosida bukan perkara sederhana. Proses ini membutuhkan analisis mendalam dari para ahli hukum, sejarawan, dan komunitas internasional.
Berdasarkan Konvensi Genosida PBB, genosida dapat dikenali melalui niat yang jelas untuk menghancurkan suatu kelompok tertentu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Niat ini dibuktikan melalui tindakan yang sistematis, seperti pembantaian massal, kebijakan diskriminatif, atau propaganda kebencian yang terorganisir.
Selain itu, langkah-langkah identifikasi genosida juga melibatkan pengumpulan bukti-bukti kuat seperti kesaksian korban, dokumen negara, dan analisis pola kekerasan. Sebuah peristiwa baru dapat dikategorikan sebagai genosida setelah melewati investigasi ketat dan pengakuan badan internasional seperti Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Genosida memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dari kejahatan lainnya. Menurut laman internasional seperti USHMM dan PBB, berikut adalah beberapa ciri genosida:
Genosida selalu didorong niat menghancurkan suatu kelompok tertentu, baik secara fisik maupun psikologis. Niat ini sering kali tercermin dalam pernyataan atau kebijakan pemimpin suatu rezim.
Sasaran genosida adalah kelompok yang diidentifikasi berdasarkan ras, agama, etnis, atau kebangsaan. Misalnya, genosida di Rwanda menargetkan suku Tutsi, sedangkan Holocaust menyasar komunitas Yahudi.
Genosida dilakukan secara sistematis, mulai dari propaganda kebencian, pembatasan hak, hingga kekerasan massal. Pola tindakan ini menunjukkan adanya perencanaan terorganisir.
Korban genosida sering kali mengalami penderitaan yang tak terbayangkan, termasuk penyiksaan, kelaparan, atau deportasi paksa yang dirancang untuk menghancurkan kehidupan mereka.
Selain menyerang secara fisik, genosida juga bisa berupa penghancuran identitas budaya, seperti membakar rumah ibadah, melarang bahasa tertentu, atau menghancurkan situs-situs bersejarah.
Dengan memperingati Hari Pencegahan Genosida Internasional, setiap individu diharapkan dapat turut berkontribusi dalam menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan.
Kesadaran ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau organisasi internasional, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. Sebab, memahami sejarah genosida adalah langkah awal untuk mencegah kekejaman serupa di masa depan. (ushmm/UN/Z-3)
Sedikitnya 56.500 warga Palestina telah kehilangan nyawa akibat agresi militer Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.
Greta Thunberg kembali ke Swedia setelah dideportasi dari Israel karena ikut misi kemanusiaan ke Gaza. Ia mengecam Israel atas dugaan kejahatan perang dan genosida.
ISRAEL melakukan tindakan genosida terhadap warga Palestina dengan secara sistematis menghancurkan fasilitas fertilitas dan menggunakan kekerasan seksual sebagai strategi perang.
Palestina memperingatkan upaya pembersihan etnis yang sedang dilakukan Israel di wilayah utara Tepi Barat.
Ia menambahkan bahwa korban tewas termasuk 17.881 anak-anak, di antaranya 214 bayi yang baru lahir. Lebih dari 38.000 anak Palestina menjadi yatim piatu akibat perang Israel.
SEMBILAN negara mengumumkan pembentukan The Hague Group untuk mengoordinasikan langkah-langkah hukum, diplomatik, dan ekonomi terhadap pelanggaran hukum internasional oleh Israel.
PELAPOR khusus PBB meminta negara-negara memutus semua hubungan perdagangan dan keuangan dengan Israel. Pasalnya, hubungan itu disebutnya sebagai ekonomi genosida.
PELAPOR Khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese, menghadapi pembatalan mendadak saat dijadwalkan menyampaikan pidato publik di Bern, Swiss.
Pelapor Khusus PBB, Francesca Albanese, dalam laporannya menyebut sedikitnya 48 perusahaan yang diduga membantu operasi militer dan sistem pendudukan Israel.
IRAN menolak klaim pembenaran AS atas serangan Negeri Paman Sam terhadap fasilitas nuklir Iran yang disebut Washington sebagai pembelaan diri kolektif.
Antonio Guterres pada (28/6) waktu setempat menyambut baik penandatanganan kesepakatan damai yang digelar sehari sebelumnya antara Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Rwanda.
TAK terasa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memasuki usia ke-80 tahun dengan menghadapi badai kritik di tengah krisis legitimasi dan keterbatasan anggaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved