Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Pelapor Khusus PBB: Putuskan Ekonomi Genosida Israel di Gaza

Wisnu Arto Subari
04/7/2025 08:33
Pelapor Khusus PBB: Putuskan Ekonomi Genosida Israel di Gaza
Francesca Albanese.(AFP)

PELAPOR khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese, meminta negara-negara untuk memutus semua hubungan perdagangan dan keuangan dengan Israel, termasuk embargo senjata penuh dan menarik dukungan internasional untuk hal yang disebutnya sebagai ekonomi genosida

Albanese menyampaikan komentar tersebut dalam pidatonya di Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, kemarin. Ia menyampaikan laporan terbarunya tentang puluhan perusahaan terlibat dalam mendukung penindasan dan kekerasan Israel terhadap warga Palestina. "Situasi di wilayah Palestina yang diduduki sangat mengerikan," katanya. "Israel bertanggung jawab atas salah satu genosida paling kejam dalam sejarah modern." 

Laporan berjudul Dari Ekonomi Pendudukan ke Ekonomi Genosida itu merinci mesin korporasi yang menopang proyek kolonial-pemukim Israel untuk menggusur dan mengganti warga Palestina di wilayah yang diduduki. Disoroti pula perusahaan-perusahaan, termasuk produsen senjata, raksasa teknologi, perusahaan mesin berat, dan lembaga keuangan, atas keterlibatan mereka dalam penindasan Israel terhadap warga Palestina, mulai dari menopang ekspansi Israel di tanah yang diduduki hingga memungkinkan pengawasan dan pembunuhan warga Palestina.

Masyarakat internasional diserukan untuk meminta pertanggungjawaban sektor swasta atas keterlibatan perusahaan dalam pelanggaran Israel. Pastikan mereka menghadapi konsekuensi hukum atas keterlibatan dalam pelanggaran hukum internasional.

Laporan PBB menggambarkan kompleks industri militer sebagai tulang punggung ekonomi negara Israel. Pendudukan Israel yang berkepanjangan dan kampanye militer yang berulang menyediakan tempat pengujian bagi teknologi militer mutakhir, mulai dari platform pertahanan udara dan pesawat nirawak hingga alat penargetan yang didukung AI dan program jet tempur F-35.

Program F-35 dipimpin Lockheed Martin di AS, tetapi komponennya dibuat secara global, termasuk produsen Italia Leonardo SpA. Laporan tersebut juga menyebut perusahaan Israel Elbit Systems dan IAI atas peran mereka dalam mengembangkan pesawat nirawak.

FANUC Corporation dari Jepang disebut karena menyediakan mesin robotik untuk jalur produksi senjata. Perusahaan pelayaran seperti A P Moller-Maersk dari Denmark juga tercantum karena mempertahankan aliran peralatan militer yang dipasok AS ke Israel selama perangnya di Gaza.

Terdapat pula peran perusahaan teknologi, seperti Microsoft, Alphabet, dan Amazon yang memainkan peran integral dalam memungkinkan sistem pengawasan massal Israel. IBM juga bertanggung jawab dalam melatih personel militer dan intelijen serta mengelola basis data pusat yang menyimpan data biometrik warga Palestina. Palantir Technologies pun memperluas dukungannya kepada militer Israel sejak dimulai genosida di Gaza.

Laporan itu juga menyebutkan perusahaan-perusahaan mesin berat seperti Caterpillar Inc milik AS, Hyundai milik Korea Selatan, dan Volvo Group milik Swedia yang menyediakan peralatan terkait dengan penghancuran properti Palestina. "Yang saya ungkapkan bukanlah daftar, melainkan sistem dan itu harus ditangani," kata Albanese, seorang ahli independen yang diberi mandat oleh PBB untuk mendokumentasikan pelanggaran.

Pidato Albanese disambut dengan tepuk tangan dari para delegasi di Jenewa. Duta besar Irlandia untuk PBB, Noel White, mengatakan bahwa pemerintahnya sedang membuat kemajuan dengan undang-undang yang melarang impor barang dari permukiman di wilayah Palestina yang diduduki. (Al Jazeera/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya