Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PASUKAN Pertahanan Israel (IDF) menyatakan segera mempersiapkan balasan terhadap serangan rudal Iran yang menargetkan wilayah Israel pada awal Oktober 2024.
"Israel sedang bersiap untuk melancarkan serangan besar terhadap Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal balistik terhadap Tel Aviv pada 1 Oktober kemarin," kata seorang pejabat Israel.
Iran meluncurkan sekitar 180 rudal balistik ke Israel dalam apa yang dikatakan Teheran sebagai pembalasan atas pembunuhan baru-baru ini terhadap para pemimpin Hizbullah dan Hamas serta seorang komandan Garda Revolusi Iran.
"Israel tengah mempersiapkan diri untuk melancarkan serangan besar terhadap Iran, dengan persiapan termasuk memperkuat pertahanan untuk mengantisipasi potensi respons Iran," kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu dalam pernyataan yang disiarkan oleh lembaga penyiaran publik KAN pada Minggu (20/10) malam.
Namun, sumber itu tidak memberikan rincian apa pun tentang daftar target yang diperkirakan akan diserang Israel.
Sejak serangan Iran, Israel telah terlibat dalam konsultasi intensif dengan sekutu utamanya, Amerika Serikat (AS) untuk menentukan target potensial dan kebutuhan pertahanannya guna menghadang serangan balasan dari Iran.
Pasukan Israel mengatakan bahwa AS telah mengerahkan baterai pertahanan udara THAAD di Israel, yang dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak jauh, sebagai persiapan untuk kemungkinan serangan Iran.
Sebelum kedatangan THAAD, pertahanan udara Israel mengandalkan tiga sistem yakni Arrow untuk intersepsi rudal jarak jauh, David's Sling untuk jarak menengah, dan Iron Dome untuk jarak pendek.
Ketiga sistem tersebut kesulitan untuk mencegat banyak rudal Iran.
Laporan media Israel berspekulasi bahwa serangan yang akan datang terhadap Iran dapat menargetkan fasilitas minyak atau nuklir, di tengah kekhawatiran akan potensi perang regional.
Teheran telah berjanji untuk menanggapi dengan keras setiap serangan dari Israel.
Israel dan Iran telah lama menjadi musuh bebuyutan dan saling menuduh terkait serangan siber dan bentuk agresi lainnya selama bertahun-tahun.
Ancaman tersebut muncul saat Israel melanjutkan serangan brutal terhadap Gaza, meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.
Lebih dari 42.600 orang tewas sejak Oktober tahun lalu, sebagian besar wanita dan anak-anak dan hampir 99.800 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi di tengah blokade yang terus berlanjut yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan.
Israel berhadapan dengan kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza. (Anadolu/Fer/P-3)
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Ulama Iran beralasan hal itu untuk melindungi para perempuan dari atmosfer maskulin dan agar mereka tidak melihat pria setengah telanjang.
Setiap kali timnas Iran mencetak gol, para pendukung perempuan itu berteriak semakin kencang.
Di kualifikasi Zona Asia untuk Piala Dunia 2022,Timnas Australia memetik kemenangan 3-0 atas Nepal, Jumat, (11/6) waktu setempat.
Terakhir kali perempuan diizinkan menonton laga sepak bola di Stadion Azadi adalah pada Oktober 2019 kala Iran melumat Kamboja 14-0.
Politisi ultrakonservatif Iran mengecam Mahdavikia karena mengenakan jersey yang menampilkan semua bendera negara anggota FIFA, termasuk Israel di sebuah laga persahabatan.
PASUKAN Pertahanan Israel (IDF) telah menempatkan sebuah kotak berisi bahan peledak di dekat gerbang Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara.
PASUKAN Militer Israel (IDF) mengumumkan peningkatan kasus bunuh diri di kalangan personel tentara Israel sejak dimulainya serangan militer yang sedang berlangsung terhadap Gaza.
MILITER Israel terus membombardir Jalur Gaza karena menilai gencatan senjata dengan Hamas masih belum berlaku.
Pengiriman bom berat buatan AS, yang sempat ditunda semasa pemerintahan Joe Biden, menjadi aset penting bagi Angkatan Udara dan Angkatan Darat (IDF).
IDF mengakui adanya "kegagalan profesional" yang menyebabkan tewasnya 15 petugas darurat, termasuk satu pekerja PBB, dalam insiden penembakan terhadap konvoi bantuan di Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved