Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Anak-Anak ASEAN Serukan Internet Lebih Aman

Wisnu Arto Subari
27/9/2024 18:26
Anak-Anak ASEAN Serukan Internet Lebih Aman
Ilustrasi.(Freepik)

PADA ASEAN ICT Forum 2024 tentang Perlindungan Anak di Ranah Daring yang baru saja berakhir, anak-anak dan kaum muda meminta perwakilan ASEAN untuk membuat internet lebih aman untuk semua. Mereka menegaskan kembali bahwa merupakan tanggung jawab semua orang untuk melindungi anak-anak di internet. 

Mereka menyerukan agar pemangku kepentingan membuat undang-undang dan kebijakan yang lebih mudah dipahami oleh anak-anak; memperluas akses ke layanan terutama untuk anak-anak penyandang disabilitas dan anak-anak putus sekolah serta mereka yang tinggal di daerah terpencil dan kurang terlayani; membangun literasi media digital untuk mengajarkan anak-anak, orangtua, dan pendidik tentang keamanan daring.

"Keamanan daring anak-anak memerlukan respons multipemangku kepentingan lintas batas. Kita harus berkolaborasi dengan pemerintah dan mitra industri untuk memastikan pengalaman daring lebih aman bagi anak-anak. Ini berarti menerapkan keamanan berdasarkan desain, menanamkan perlindungan yang sesuai usia, pembatasan konten, dan interaksi yang lebih aman dengan memastikan tidak ada kontak langsung antara orang dewasa dan anak-anak—sambil juga mengatasi eksploitasi antarteman sebaya. Tujuan kami ialah anak-anak memiliki pengalaman yang aman dan lancar baik secara daring maupun luring," kata Hanneke Oudkerk, Direktur Regional Asia ChildFund International.

Baca juga : 6 Cara Terlepas dari Lingkaran Judi Online bagi Anak-Anak Menurut Ahli

Anak-anak meminta sistem yang meningkatkan keamanan mereka tanpa tindakan invasif seperti verifikasi identitas. Mereka ingin merasa aman saat daring tetapi juga ingin mempertahankan kebebasan mereka untuk mengekspresikan diri tanpa merasa terus-menerus diawasi atau dibatasi.

Rekomendasi ini muncul setelah proses konsultasi yang ekstensif dengan lebih dari 5.600 anak-anak dan remaja yang dipimpin oleh ChildFund International dan UNICEF. Hasil konsultasi mengungkapkan bahwa hanya 18% guru yang memberikan informasi tentang keamanan daring kepada anak-anak. Hanya 2% orangtua peserta yang mengetahui tentang keamanan daring. 

Lebih dari separuh anak-anak dan remaja mengetahui tentang undang-undang yang melindungi mereka dari kekerasan daring. Namun hanya 39% yang percaya bahwa undang-undang ini sangat efektif. Inisiatif keamanan daring seperti proyek Swipe Safe ChildFund mempromosikan perlindungan anak daring dengan anak-anak, orangtua, pekerja garis depan, dan penegak hukum di seluruh spektrum pencegahan dan respons. 

Baca juga : Orangtua, Jadilah Contoh Pengguna Internet yang Bijak pada Anak

Konsultasi dilakukan melalui survei daring dan diskusi kelompok terfokus yang akhirnya berpuncak pada konsultasi nasional yang diselenggarakan di Semarang, Lampung, Kupang, dan Jakarta, guna memastikan keterwakilan berbagai kelompok anak seperti anak penyandang disabilitas, mereka yang tinggal di daerah terpencil dan kurang mampu, serta masyarakat perkotaan. Pejabat pemerintah terkait dari unit kejahatan siber kepolisian dan unit perlindungan anak juga diajak berkonsultasi. 

Diskusi di ASEAN ICT Forum juga berfokus pada pengalaman daring dari berbagai jenis kelamin. Hal ini memengaruhi bagaimana korban pelecehan daring didukung. "Mengambil pendekatan yang berpusat pada korban memperkuat sistem perlindungan dan mendorong respons yang lebih berbelas kasih, peka terhadap trauma, dan efektif terhadap perlindungan anak daring," tegas Jessica Leslie, Direktur Child Protection ChildFund International. 

"Intervensi dukungan bagi korban harus melibatkan keluarga dan masyarakat untuk menyediakan ekosistem yang peka dan responsif bagi korban," kata Reny Haning, Spesialis Perlindungan dan Advokasi Anak ChildFund International di Indonesia. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya