Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kemenlu Siapkan Langkah Kontingensi untuk WNI di Libanon

Dhika Kusuma Winata
25/9/2024 22:05
Kemenlu Siapkan Langkah Kontingensi untuk WNI di Libanon
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.(ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)

KEMENTERIAN Luar Negeri RI bersiaga mengantisipasi situasi di Libanon. Langkah kontingensi untuk WNI yang ada di negara tersebut disiapkan jika eskalasi konflik terus memburuk mengarah ke kondisi gawat darurat.

"Pemerintah RI melalui KBRI Beirut juga terus memantau kondisi WNI di Lebanon dan telah menyiapkan langkah kontijensi dalam mengantisipasi kondisi gawat darurat," kata Menlu Retno Marsudi melalui keterangannya, Rabu (25/9).

Menlu Retno saat ini berada di New York menghadiri rangkaian pertemuan Sidang Majelis Umum PBB yang juga membahas mengenai situasi di Libanon. Retno menyampaikan sikap Indonesia yang mengecam serangan Israel.

Baca juga : Menlu Retno: Ketika Israel Langgar Hukum Internasional, tidak Ada Sanksi

"Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon yang akibatkan korban ratusan nyawa warga sipil, termasuk 50 orang anak-anak," ujar Retno.

Serangan Israel semakin mengeskalasi situasi Timur Tengah yang masih menghadapi krisis kemanusiaan dari agresi Israel di Gaza. Indonesia mewanti-wanti agar agresi yang terjadi tidak boleh menjadi suatu normalisasi.

"Kekerasan dan agresi ini tidak boleh menjadi a new normal. DK PBB dan masyarakat internasional harus ambil langkah tegas untuk dorong de-eskalasi dan menghentikan kekerasan yang terus berlanjut," imbuh Retno

Baca juga : Hizbullah Tunjuk Komandan Baru Pengganti Aqil yang Dibunuh Israel

Indonesia juga mendesak penghormatan terhadap keselamatan pasukan penjaga perdamaian PBB UNIFIL di Libanon. Saat ini, Indonesia tercatat memiliki 1.232 personel di UNIFIL.

Menlu Retno menegaskan pangkal persoalan konflik yang terus meningkat saat ini ialah agresi yang dialami rakyat Palestina. Indonesia pun menyerukan agar perdamaian harus segera diwujudkan.

"Penindasan rakyat Palestina adalah akar permasalahan konflik, dan perdamaian di Timur Tengah tidak akan pernah dicapai tanpa keadilan untuk Palestina," tukas Retno.

Sejak Agustus lalu, KBRI Beirut meningkatkan status menjadi Siaga 1 untuk seluruh wilayah Libanon. Status tersebut sebelumnya sejak Oktober 2023 hanya berlaku di wilayah selatan Libanon.

Adapun jumlah WNI di sana saat ini berjumlah 159 orang. Kemenlu dan KBRI Beirut sejauh ini sudah mengevakuasi WNI dari Libanon sebanyak 25 orang. Adapun sebagian besar lainnya memilih untuk tetap tinggal karena alasan pribadi. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya