Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
RUSIA mengatakan sedikitnya 56 orang telah tewas sejak dimulainya serangan Ukraina ke wilayah perbatasan negara Kursk pada Agustus. Sebanyak 70 hingga 120 warga sipil, termasuk 15 anak-anak, ditawan Ukraina di sebuah lembaga sosial di kota Sudzha.
"Hingga akhir minggu lalu, 266 orang terluka. (Sejak) dimulainya serangan (Ukraina), 56 orang, termasuk 11 anak-anak, tewas," kata Duta Besar Rusia Rodion Miroshnik dalam konferensi pers di ibu kota Moskow, dilansir Anadolu, Selasa (24/9).
Miroshnik mengatakan bahwa semua rincian mengenai konsekuensi serangan Ukraina di wilayah perbatasan akan keluar hanya setelah Rusia membangun kendali penuh dan mendorong pasukan Ukraina keluar. Menurutnya, militer Ukraina menahan 70 hingga 120 warga sipil, termasuk 15 anak-anak, di sebuah lembaga sosial di kota Sudzha.
Baca juga : Sambangi Washington, Zelensky Minta Izin Gunakan Rudal Jarak Jauh
Pihak berwenang Ukraina belum mengomentari klaim Miroshnik, dan verifikasi independen atas klaim tersebut sulit dilakukan karena perang yang sedang berlangsung. Serangan Kyiv di wilayah Kursk dimulai pada malam 6 Agustus, ketika pasukan Ukraina memasuki wilayah dekat Sudzha, yang terletak sekitar 10 kilometer dari perbatasan.
Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Kyiv melakukan provokasi skala besar dan penembakan tanpa pandang bulu, dan menyebut serangan itu sebagai serangan teroris.
Beberapa hari kemudian, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui bahwa itu adalah operasi yang dilakukan oleh pasukan Ukraina, dan menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk menciptakan zona penyangga terhadap serangan lintas batas oleh Rusia. (I-2)
Panglima Tertinggi Ukraina Oleksandr Syrskyi mengklaim pasukannya telah maju sejauh 35 kilometer di wilayah Rusia, merebut 1.263 kilometer persegi.
Rusia dan Ukraina terus bertempur di wilayah Kursk, tempat Kyiv melancarkan serangan pada 5-6 Agustus, dan di Ukraina timur, tempat Moskow terus mengklaim kemajuan di berbagai front.
Pasukan Ukraina mengalami kerugian yang signifikan.
Menlu Sugiono hadir pada forum KTT BRICS yang digelar di Kazan, Rusia, Kamis (24/10).
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyampaikan siap melakukan negosiasi damai untuk mengakhiri perang di Ukraina, tetapi tidak mau melakukannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky,
Sebagai upaya menarik perhatian pemerintahan Trump, Zelensky menyatakan bahwa ia siap menawarkan kontrak rekonstruksi bernilai tinggi
PRESIDEN Vladimir Putin telah menolak gencatan senjata langsung dan penuh di Ukraina.
Di sisi lain, Putin menyebut bahwa negosiasi akan difokuskan pada 'akar penyebab konflik'.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved