Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
RUSIA mengatakan sedikitnya 56 orang telah tewas sejak dimulainya serangan Ukraina ke wilayah perbatasan negara Kursk pada Agustus. Sebanyak 70 hingga 120 warga sipil, termasuk 15 anak-anak, ditawan Ukraina di sebuah lembaga sosial di kota Sudzha.
"Hingga akhir minggu lalu, 266 orang terluka. (Sejak) dimulainya serangan (Ukraina), 56 orang, termasuk 11 anak-anak, tewas," kata Duta Besar Rusia Rodion Miroshnik dalam konferensi pers di ibu kota Moskow, dilansir Anadolu, Selasa (24/9).
Miroshnik mengatakan bahwa semua rincian mengenai konsekuensi serangan Ukraina di wilayah perbatasan akan keluar hanya setelah Rusia membangun kendali penuh dan mendorong pasukan Ukraina keluar. Menurutnya, militer Ukraina menahan 70 hingga 120 warga sipil, termasuk 15 anak-anak, di sebuah lembaga sosial di kota Sudzha.
Baca juga : Sambangi Washington, Zelensky Minta Izin Gunakan Rudal Jarak Jauh
Pihak berwenang Ukraina belum mengomentari klaim Miroshnik, dan verifikasi independen atas klaim tersebut sulit dilakukan karena perang yang sedang berlangsung. Serangan Kyiv di wilayah Kursk dimulai pada malam 6 Agustus, ketika pasukan Ukraina memasuki wilayah dekat Sudzha, yang terletak sekitar 10 kilometer dari perbatasan.
Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Kyiv melakukan provokasi skala besar dan penembakan tanpa pandang bulu, dan menyebut serangan itu sebagai serangan teroris.
Beberapa hari kemudian, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui bahwa itu adalah operasi yang dilakukan oleh pasukan Ukraina, dan menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk menciptakan zona penyangga terhadap serangan lintas batas oleh Rusia. (I-2)
Pasukan Ukraina mengalami kerugian yang signifikan.
Rusia dan Ukraina terus bertempur di wilayah Kursk, tempat Kyiv melancarkan serangan pada 5-6 Agustus, dan di Ukraina timur, tempat Moskow terus mengklaim kemajuan di berbagai front.
Panglima Tertinggi Ukraina Oleksandr Syrskyi mengklaim pasukannya telah maju sejauh 35 kilometer di wilayah Rusia, merebut 1.263 kilometer persegi.
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih absen dari KTT G7 dan melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan.
Namun, pada saat yang sama, Moskow terus melancarkan serangan udara terhadap warga sipil Ukraina.
Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Kyiv melancarkan operasi terhadap armada pesawat pengebom strategis milik Moskow.
Putin dan Trump belum membicarakan tenggat waktu atau kerangka waktu untuk mencapai gencatan senjata di Ukraina.
Di sisi lain, Putin menyebut bahwa negosiasi akan difokuskan pada 'akar penyebab konflik'.
PRESIDEN Vladimir Putin telah menolak gencatan senjata langsung dan penuh di Ukraina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved