Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Israel kembali Gempur Sekolah, Banyak Perempuan dan Anak Tewas

Wisnu Arto Subari
22/9/2024 17:39
Israel kembali Gempur Sekolah, Banyak Perempuan dan Anak Tewas
Warga Gaza.(Dok Al-Jazeera)

PADA Sabtu (21/9), setidaknya 22 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan Israel di kompleks sekolah. Israel berdalih serangan itu menargetkan pejuang Hamas yang berlindung di sana.

Seorang juru bicara Pertahanan Sipil Jalur Gaza, Mahmoud Basal, mengatakan rudal itu menghantam Sekolah Al-Zaytoun, dekat Kota Gaza, tempat ribuan orang berlindung. Kantor Media Pemerintah (GMO) di Gaza mengatakan 13 anak, termasuk bayi berusia 3 bulan tewas. Anak-anak lain harus diamputasi.

Militer Israel mengatakan bahwa kompleks itu digunakan sebagai pusat komando Hamas dan tindakan pencegahan telah diambil untuk menghindari jatuhnya korban sipil. Pesawat, "Melakukan serangan tepat sasaran terhadap teroris yang beroperasi di dalam pusat komando dan kendali Hamas di Kota Gaza," kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Baca juga : 22 Tewas akibat Serangan Israel di Pengungsian Gaza

"Pusat komando dan kendali, yang tertanam di dalam kompleks yang sebelumnya berfungsi sebagai Sekolah Al-Falah, digunakan oleh teroris Hamas untuk merencanakan dan melakukan serangan teroris." 

CNN tidak dapat memverifikasi keberadaan anggota Hamas di kompleks tersebut. IDF sering menuduh Hamas menggunakan sekolah dan rumah sakit untuk mengarahkan operasi.

Seorang wartawan CNN yang merekam kejadian tersebut mengatakan bahwa pekerja Pertahanan Sipil mengatakan bahwa sedikitnya 20 orang tewas. Video dari tempat kejadian menunjukkan banyak korban saat petugas penyelamat bergegas melewati puing-puing.

Baca juga : Israel Tuduh Staf UNRWA yang Terbunuh di Gaza Anggota Hamas

Seorang perempuan yang tinggal di sekolah tersebut mengatakan kepada CNN, "Tidak ada peringatan. Kami sedang duduk di sekolah dan tiba-tiba rudal mulai menghujani kami. Tidak ada peringatan. Di mana hati nurani?"

Perempuan yang tidak menyebutkan namanya itu menambahkan, "Pesan saya ialah perang dan pertumpahan darah ini harus membuat kalian bangun. Kalian semua mati rasa dan tidak merasakan apa pun. Tidak ada sekolah, tidak ada rumah sakit, tidak ada makanan, tidak ada air. Kalian harus malu."

Seorang gadis yang mengatakan namanya Amal dan berlindung di sekolah tersebut juga bertanya, "Apa yang telah kami, anak-anak, lakukan hingga terbangun dan tidur dalam ketakutan? Setidaknya hentikan pengeboman sekolah. Kami tidak punya sekolah, tidak punya rumah. Ke mana kami harus pergi? 

Baca juga : Israel Serang Sekolah Tempat Pengungsian Gaza, 11 Orang Tewas

"Semua orang menjadi martir, semuanya menjadi martir, tercabik-cabik," katanya. "Negara-negara Arab takut dan tidak ingin campur tangan. Mengapa kalian takut? Apa salah kami? Serukan gencatan senjata dan akhiri ini. Apa yang salah dengan kalian?" tanya Amal.

IDF juga mengatakan bahwa pasukan baru-baru ini mendeteksi militan bersenjata merampok truk bantuan kemanusiaan di daerah Rafah, tanpa menyebutkan tanggalnya. Dalam operasi cepat, pasukan mengarahkan pesawat nirawak yang menemukan militan yang melarikan diri dengan mobil dan mereka disingkirkan oleh pesawat. 

Keamanan konvoi kemanusiaan telah menjadi masalah bagi badan-badan bantuan, dengan penjarahan yang sering terjadi. Khader Al-Za'anoun dari Wafa, kantor berita resmi Palestina, turut memberikan kontribusi dalam pelaporan ini. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya