Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pendeta di Filipina Terlibat Perdagangan Seks

Cahya Mulyana
09/9/2024 11:06
Pendeta di Filipina Terlibat Perdagangan Seks
Seorang pendeta di Filipina ditangkap karena dituduh terlibat dalam perdagangan seks.(Anadolu)

SEORANG pendeta penginjil berpengaruh dari Filipina, Apollo Quiboloy, dituduh melakukan perdagangan seks dan pelecehan seksual. Dia telah ditangkap pada Minggu (8/9). 

Apollo Quiboloy sempat menyatakan dirinya sebagai pemilik alam semesta dan anak Tuhan yang ditunjuk. Dia sempat dicari atas tuduhan pelecehan anak dan pelecehan seksual serta tuduhan terkait perdagangan manusia. 

Ia membantah melakukan kesalahan. 'Apollo Quiboloy telah ditangkap,' tulis Menteri Dalam Negeri Benjamin Abalos Jr di halaman Facebook-nya, tanpa menjelaskan bagaimana atau di mana dia berada, dilansir CNA, Senin (9/9).

Baca juga : Imigrasi Deportasi WNA Filipina AG Terduga Pelaku Tindak Pidana

Pendeta tersebut juga masuk dalam daftar orang paling dicari FBI di Amerika Serikat atas tuduhan terpisah berupa perdagangan seks dan penyelundupan uang tunai dalam jumlah besar, yang mana ia juga telah membantah melakukan kesalahan. Lebih dari 2.000 polisi dikerahkan sejak bulan lalu untuk menggeledah kompleks luas di kota selatan Davao yang dimiliki oleh gereja Quiboloy, Kerajaan Yesus Kristus (KOJC), atas kecurigaan bahwa ia bersembunyi di sana di dalam bunker.

Juru bicara kepolisian Filipina Jean Fajardo mengonfirmasi kepada wartawan pada hari Minggu bahwa Quiboloy ditangkap di dalam kompleks tersebut, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Quiboloy dan empat terdakwa lainnya diangkut dengan pesawat militer ke wilayah ibu kota pada Minggu malam setelah menyerahkan diri kepada pihak berwenang, kata Fajardo. Kelima orang itu ditahan di fasilitas penahanan di dalam markas besar kepolisian nasional.

"Sekitar pukul 1.30 siang (waktu Filipina), negosiasi dilakukan agar mereka menyerah karena kami memberi mereka ultimatum 24 jam," kata Fajardo kepada wartawan. Quiboloy diikuti oleh jutaan orang di Filipina, di mana para pemimpin gereja memegang pengaruh besar dalam politik. Ia adalah teman lama mantan presiden Rodrigo Duterte. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya