Seorang Bocah Pecahkan Guci Berusia 3.500 Tahun di Museum

Eve Candela F
28/8/2024 09:56
Seorang Bocah Pecahkan Guci Berusia 3.500 Tahun di Museum
Guci berusia 3.500 yang pecah di Museum Hecht(MI/Museum Hecht)

SEBUAH guci berusia 3.500 tahun secara tidak sengaja pecah berkeping-keping akibat disentuh seorang anak laki-laki berusia empat tahun kala berkunjung ke museum Hecht di Haifa, Israel.

Museum Hecht mengatakan tembikar yang jatuh itu berasal dari Zaman Perunggu antara 1500 dan 2200 SM. Karena bentuknya yang masih utuh, tembikar ini merupakan artefak langka.

Kelangkaan dari artefak ini membuatnya dipajang di dekat pintu masuk museum tanpa kaca. Sebab, jika tanpa halangan, museum meyakini ada "daya tarik khusus" dalam memamerkan temuan arkeologi tersebut.

Baca juga : Hari Anak Nasional, TNI AU Ajak Nobar Atraksi Jupiter Aerobatic Team

Sementara itu, ayah dari anak laki-laki tersebut, Alex, mengatakan putranya menarik toples itu sedikit karena dia penasaran dengan apa yang ada di dalamnya dan menyebabkan toples itu terjatuh.

Alex juga mengatakan dia terkejut melihat putranya berada di samping toples yang pecah dan awalnya berpikir, "Bukan anakku yang melakukannya".

Namun, setelah menenangkan bocah itu, dia berbicara kepada petugas keamanan, kata Alex. 

Baca juga : Momentum Perbaikan Gizi Nasional

Lebih lanjut, setelah insiden tersebut terjadi beberapa hari yang lalu, museum Hecht mengatakan anak itu telah diundang kembali ke pameran bersama keluarganya untuk tur terorganisir.

Kata Lihi Laszlo dari museum Hecht, "Ada beberapa kasus di mana barang-barang yang dipamerkan sengaja dirusak, dan kasus seperti itu ditangani dengan sangat serius, termasuk melibatkan polisi."

"Namun, dalam kasus ini, situasinya tidak seperti itu. Guci tersebut secara tidak sengaja dirusak oleh seorang anak kecil yang sedang mengunjungi museum, dan tanggapan yang diberikan akan sesuai dengan keadaan."

Baca juga :  Kelebihan Gula pada Anak Turunkan Daya Tahan Tubuh

Di sisi lain, seorang spesialis konservasi juga telah ditunjuk untuk memulihkan toples tersebut, dan akan dikembalikan ke tempatnya dalam waktu singkat.

Alex mengatakan mereka akan merasa lega melihat toples itu dikembalikan seperti semula, tetapi mereka juga menyesal karena itu bukan lagi barang yang sama.

Pihak museum mengatakan bahwa bila memungkinkan, barang-barang dipajang tanpa penghalang atau dinding kaca. Dan meskipun kejadian ini jarang terjadi, museum atau pihaknya bermaksud melanjutkan tradisi ini.

Baca juga : Waspada Narkoba, Ketua TP PKK Cilegon Tekankan Pentingnya Kedekatan Orang Tua dan Anak

Guci yang pecah itu kemungkinan besar awalnya dimaksudkan untuk digunakan membawa perbekalan lokal, seperti anggur dan minyak zaitun. Ini ada sebelum zaman Raja Daud dan Raja Sulaiman dalam Alkitab dan merupakan ciri khas wilayah Kanaan di pantai Mediterania timur.

"Benda-benda tembikar serupa yang ditemukan selama penggalian arkeologi biasanya pecah atau tidak lengkap saat digali. Namun, karena guci ini utuh menjadikan guci ini sebagai penemuan yang mengesankan saat ditemukan," kata museum tersebut.

Sekadar informasi, museum Hecht berada di area Universitas Haifa di Israel utara, yang mengoleksi benda-benda arkeologi dan seni. (bbc/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya