Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Seorang pejabat senior militer Iran mengatakan pembalasan terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran mungkin akan terjadi dalam waktu yang lama dan dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Keputusan ini memberi sinyalemen bahwa serangan terhadap Israel mungkin telah ditunda.
Juru bicara Korps Garda Revolusi Islam, Jenderal Ali Mohammad Naeini akan memimpin serangan itu dan bertanggung jawab mengamankan perbatasan Iran. "Waktu ada di pihak kita, dan mungkin saja masa tunggu untuk merespons bisa memakan waktu lama,” kata Jenderal Naeini pada konferensi pers di Teheran, seperti dilansir New York Times, Rabu (21/8).
"Mungkin saja respons Iran tidak akan mengulangi operasi sebelumnya. Kualitas respons, skenario, dan alat tidak selalu sama," tambahnya dalam rekaman video di media pemerintah.
Baca juga : Khamenei Peringatkan Murka Tuhan jika Iran tidak Membalas Israel
Meskipun Jenderal Naeini tidak menguraikan opsi apa yang sedang dipertimbangkan Iran, rujukannya pada operasi sebelumnya tampaknya berarti serangan Iran terhadap Israel pada April. Ketika itu Iran meluncurkan ratusan rudal dan drone terhadap musuh lamanya tersebut.
Serangan itu dilakukan sebagai balasan atas serangan Israel terhadap kompleks kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, yang menewaskan beberapa komandan senior militer Iran.Komentar Jenderal Naeini menunjukkan bahwa perang regional yang dikhawatirkan secara luas jika Iran kembali menyerang Israel mungkin dapat dihindari, setidaknya untuk saat ini.
Sejak pembunuhan pemimpin Hamas di wilayah Iran pada akhir bulan Juli, para pemimpin dunia merasa khawatir ketika para pejabat Iran berjanji untuk membalas kematiannya.
Sementara pasukan Hizbullah yang didukung Iran di Libanon juga bersumpah untuk menyerang Israel, dalam kasus mereka atas pembunuhan salah satu komandan utama mereka di Beirut sesaat sebelum pembunuhan di Teheran.
Namun, nampaknya saat ini di Iran, kepentingan nasional dan pertimbangan dalam negeri masih lebih penting daripada semangat ideologis. Jenderal Naeini mengatakan bahwa komandan senior Korps Pengawal dan tentara, bersama dengan para pemimpin senior Iran lainnya, mempertimbangkan semua aspek situasi dan akan membuat keputusan yang hati-hati dan bijaksana.(M-3)
SERANGAN mendadak Israel terhadap Iran selama 12 hari pada Juni lalu tak hanya mengejutkan dunia internasional tetapi juga membuka tabir kerentanan serius dalam sistem keamanan.
HINGGA menjelang dua tahun sejak serangan yang dilakukan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, belum ada tanda-tanda situasi di Timur Tengah akan kembali damai dan stabil.
IRAN menerima sistem rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok sebagai bagian dari upaya cepat membangun kembali pertahanan udaranya yang rusak akibat serangan Israel selama konflik 12 hari.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel mencoba membunuhnya dalam serangan udara yang terjadi kurang dari sebulan lalu.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel berusaha membunuhnya dengan menyerang wilayah tempat ia sedang mengadakan pertemuan.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengungkap bahwa dirinya menjadi sasaran upaya pembunuhan oleh Israel selama konflik 12 hari antara kedua negara yang terjadi pada pertengahan Juni lalu.
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menyampaikan seruan agar warga Palestina meninggalkan Jalur Gaza.
Israel mengizinkan warga Palestina meninggalkan Jalur Gaza, di tengah persiapan militer Israel melakukan serangan yang lebih luas di wilayah tersebut.
HAMPIR dua tahun sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas, dengan korban jiwa di Jalur Gaza melampaui 60.000 orang, dukungan global untuk pengakuan negara Palestina semakin menguat.
Benjamin Netanyahu mengatakan militer Israel telah mendapat perintah untuk menghancurkan dua wilayah yang dianggap masih dikuasai Hamas, yakni Kota Gaza dan Al Mawasi.
Sejumlah duta besar PBB mengecam rencana Israel menguasai Gaza. Rencana itu berisiko melanggar hukum humaniter internasional.
Keputusan itu diambil meski ada penolakan luas dari publik dan kekhawatiran langkan tersebut akan membahayakan para sandera.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved