Headline

Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.

Duta Besar PBB Kecam Rencana Israel Kuasai Gaza, Netanyahu Sebut “Cara Terbaik” Akhiri Perang

Thalatie K Yani
11/8/2025 05:30
Duta Besar PBB Kecam Rencana Israel Kuasai Gaza, Netanyahu Sebut “Cara Terbaik” Akhiri Perang
Sejumlah duta besar PBB mengecam rencana Israel menguasai Gaza. Rencana itu berisiko melanggar hukum humaniter internasional.(UN)

SEJUMLAH duta besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam rencana Israel untuk “menguasai” Gaza. Rencana ini dinilai berisiko melanggar hukum humaniter internasional dan memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Dalam konferensi pers, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membela langkah tersebut sebagai “cara terbaik” untuk mengakhiri perang. Ia menegaskan operasi militer akan berlangsung “cukup cepat” dengan tujuan “membebaskan Gaza dari Hamas”. Netanyahu juga mengklaim sandera Israel di Gaza “sengaja dibiarkan kelaparan” oleh Hamas, sekaligus membantah tuduhan Israel sengaja membuat warga Gaza kelaparan.

Namun, dalam rapat darurat Dewan Keamanan PBB, negara-negara seperti Inggris, Prancis, Denmark, Yunani, Slovenia, dan Tiongkok menyampaikan keprihatinan serius. Mereka mendesak Israel membatalkan rencana tersebut karena dinilai tidak akan membantu pembebasan sandera dan justru membahayakan nyawa mereka. Rusia juga memperingatkan potensi “eskalasi berbahaya”, sementara pejabat PBB Miroslav Jenca menilai langkah itu bisa memicu “bencana baru” di Gaza dengan gelombang pengungsian, korban jiwa, dan kerusakan lebih luas.

Badan kemanusiaan PBB menegaskan krisis pangan di Gaza sudah memasuki tahap kelaparan. “Ini adalah kelaparan, murni dan sederhana,” ujar Ramesh Rajasingham, pejabat senior PBB.

AS Bela Israel

Di sisi lain, Amerika Serikat membela Israel. Duta Besar AS Dorothy Shea mengatakan pihaknya bekerja “tanpa lelah” untuk membebaskan sandera dan mengakhiri perang. Menurutnya, konflik bisa berakhir segera jika Hamas membebaskan seluruh sandera. Ia juga menolak tuduhan Israel melakukan genosida, menyebutnya sebagai “tidak berdasar”.

Rencana Israel ini memicu protes besar di berbagai kota, termasuk di Tel Aviv dan Yerusalem. Ribuan warga menilai langkah tersebut berisiko tinggi terhadap keselamatan para sandera.

GHF

Netanyahu menjelaskan militer Israel telah diperintahkan menghancurkan dua basis terakhir Hamas di Gaza City dan wilayah Al-Mawasi. Ia memaparkan tiga langkah untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan, termasuk membuka koridor aman, menambah pengiriman bantuan lewat udara, serta memperluas titik distribusi yang dikelola Gaza Humanitarian Foundation (GHF).

Namun, laporan PBB menyebut sejak GHF mulai beroperasi pada akhir Mei, sedikitnya 1.373 warga Palestina tewas saat berupaya mendapatkan bantuan makanan. Netanyahu menuding Hamas telah “menjarah truk bantuan secara brutal” dan mengklaim banyak korban di lokasi GHF tewas akibat tembakan Hamas sendiri.

Terkait 20 sandera Israel yang diyakini masih hidup, Netanyahu menegaskan operasi militer diperlukan untuk menyelamatkan mereka. Ia juga menuduh media internasional termakan propaganda Hamas, bahkan menyebut beberapa foto anak-anak Gaza yang kekurangan gizi sebagai “rekayasa”.

Data dari kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyebut lebih dari 61.000 orang tewas sejak Israel melancarkan ofensif militer pada 2023, sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menculik 251 lainnya. (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya