Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
KOMITE Internasional untuk Membebaskan Gaza dari Blokade pada Sabtu (30/8) mengumumkan bahwa Global Sumud Flotilla akan memulai pelayaran pada Minggu (31/8) dari Barcelona. Armada kedua dijadwalkan berangkat dari Tunisia pada Kamis mendatang dengan tujuan menerobos blokade Israel terhadap Jalur Gaza.
Dalam pernyataannya, komite menegaskan bahwa flotila ini merupakan bentuk protes global terhadap blokade dan genosida di Gaza, serta menuding lembaga internasional gagal mengambil langkah tegas dan justru berkompromi.
Konvoi tersebut ditegaskan bukan sekadar kapal pembawa bantuan simbolis, melainkan pesan kemanusiaan kuat yang menunjukkan tekad dunia untuk mengakhiri blokade.
"Setiap kapal membawa seruan harapan bagi Gaza dan suara global yang menuntut diakhirinya blokade dan ketidakadilan," bunyi pernyataan komite itu dilansir Anadolu, Senin (1/9).
Gerakan Global Sumud Flotilla terdiri dari empat inisiatif, yakni Maghreb Sumud Flotilla, Global Movement to Gaza, Freedom Flotilla Coalition dan Sumud Nusantara.
Penyelenggara menyebut aksi ini sebagai kelanjutan dari berbagai upaya sebelumnya yang menantang blokade Israel. Salah satunya adalah insiden kapal Turki Mavi Marmara pada 2010, serta misi tahun ini yang melibatkan kapal Al-Dhamir, Madleen, dan Handala.
Pada 26 Juli lalu, Angkatan Laut Israel mencegat kapal bantuan Handala saat mendekati pantai Gaza dan menggiringnya ke Pelabuhan Ashdod. Kapal itu sempat mencapai sekitar 70 mil laut dari Gaza, sedangkan kapal Madleen sebelumnya berhasil mencapai 110 mil laut sebelum dihentikan.
Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan hampir 63.400 warga Palestina. Wilayah tersebut kini berada di ambang kelaparan akibat penghancuran besar-besaran.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional terkait perang di Gaza. (Fer/I-1)
Perwakilan Adara Relief International telah tiba di Bandara Carthage, Tunisia, Minggu (31/8), untuk bergerak bersama dalam misi Global Sumud Flotilla menembus blokade Israel di Jalur Gaza.
Generasi Z tercatat sebagai satu-satunya kelompok usia yang lebih banyak berpihak pada Hamas.
Menteri Israel Ben-Gvir mengusulkan langkah-langkah yang lebih dari sekadar penahanan ringan dan deportasi udara terhadap aktvis Greta Thunberg dan kawan-kawan.
Hamas membantah klaim Israel bahwa juru bicara saya militer mereka, Abu Obeida, telah tewas dalam serangan di Gaza.
ARMADA pembawa bantuan kemanusiaan yang melibatkan aktivis dari berbagai negara, termasuk aktivis iklim asal Swedia Greta Thunberg, dijadwalkan berangkat dari Barcelona pada Minggu (31/8).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved