Headline

BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia

60% Generasi Z di AS Lebih Memihak Hamas daripada Israel

Ferdian Ananda Majni
01/9/2025 09:59
60% Generasi Z di AS Lebih Memihak Hamas daripada Israel
Ilustrasi.(AFP/JOHN WESSELS)

SEBUAH survei terbaru dari Harvard-Harris menunjukkan tren yang mengkhawatirkan terkait sikap politik generasi muda Amerika Serikat (AS).

Hasil jajak pendapat itu mengungkap bahwa 60% Generasi Z, khususnya kelompok usia 18 hingga 24 tahun, menyatakan dukungan mereka terhadap Hamas dibandingkan Israel dalam konflik yang sedang berlangsung di Gaza.

Generasi ini tercatat sebagai satu-satunya kelompok usia yang lebih banyak berpihak pada Hamas, yang secara internasional ditetapkan sebagai organisasi teroris.

Dalam survei daring tersebut, responden ditanya, "Dalam konflik Israel-Hamas, apakah Anda lebih mendukung Israel atau lebih mendukung Hamas?"

Dukungan Berubah Seiring Usia

Temuan menunjukkan adanya pola pergeseran generasi. Dukungan terhadap Hamas menurun drastis seiring bertambahnya usia, sementara simpati untuk Israel justru meningkat.

  1. 65% responden berusia 25–34 tahun menyatakan lebih mendukung Israel.
  2. 70% kelompok usia 35–44 tahun juga memilih Israel.
  3. 74% responden berusia 45–55 tahun mendukung Israel.
  4. 84% kelompok usia 55–64 tahun berpihak pada Israel.
  5. 89% warga berusia 65 tahun ke atas menyatakan dukungan kuat pada Israel.

Secara keseluruhan, 74% responden dari semua kelompok umur menyatakan berpihak pada Israel, sedangkan 26% lainnya mendukung Hamas.

Perpecahan Partisan

Survei ini juga menyoroti perbedaan dukungan berdasarkan afiliasi politik. Sebanyak 67% responden dari Partai Demokrat lebih memilih Israel dibandingkan Hamas, sementara di kubu Partai Republik angka dukungan terhadap Israel mencapai 82%.

Selain itu, 58% warga Amerika berpendapat Israel hanya seharusnya menyetujui kesepakatan penyanderaan jika Hamas bersedia meninggalkan Gaza secara permanen.

Perkembangan Negosiasi

Beberapa waktu lalu, Hamas menyetujui gencatan senjata terbatas untuk membebaskan lebih dari separuh dari 50 sandera yang masih ditahan, termasuk 10 orang yang diyakini masih hidup. 

Kesepakatan ini ditukar dengan gencatan senjata selama 60 hari, sesuai dengan proposal yang diajukan Amerika Serikat dan didukung Israel pada Mei lalu.

Namun, pekan ini pasukan Israel menemukan jenazah dua sandera di Gaza. Belum jelas kapan keduanya tewas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak tawaran gencatan senjata itu. Dia menegaskan Hamas harus menerima seluruh tuntutan Israel untuk mengakhiri perang, termasuk meninggalkan Jalur Gaza sepenuhnya.

Survei daring ini dilakukan pada 20–21 Agustus dengan melibatkan 2.025 pemilih terdaftar di Amerika Serikat. (New York Post/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya