Israel Buat Gaza Jadi Kuburan Massal

Cahya Mulyana
18/8/2024 14:20
Israel Buat Gaza Jadi Kuburan Massal
Israel menciptakan kengerian di Gaza.(Aljazeera)

KEBIADABAN Israel sejak 7 Oktober di Gaza telah merenggut nyawa 40.074 orang. Mereka kebanyakan berstatus warga sipil yang tidak tahu-menahu atau ikut melancarkan serangan ke wilayah yang didudugi Israel di bawah komando Hamas.

Tetapi Israel mengecap seluruh orang di Gaza sebagai target sah. Pada Sabtu (17/8), Israel mengebom sebuah gudang yang menampung warga Palestina yang mengungsi di daerah az-Zawayda di Gaza tengah, menewaskan 15 anggota satu keluarga, termasuk sembilan di antaranya anak-anak.

Juru bicara pertahanan sipil di Gaza, Mahmoud Basal, mengatakan 15 orang yang tewas dalam serangan semalam adalah anggota keluarga al-Ejlah, dengan tiga wanita di antara yang tewas. Total korban tewas akibat serangan itu adalah 16 orang. Melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah, Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera mengatakan tiga rudal Israel menghantam gudang tersebut, yang terletak beberapa kilometer selatan kamp pengungsi Nuseirat.

Baca juga : Penguburan Korban Kebengisan Israel Tak Berkesudahan

"Kebakaran besar terjadi, membakar semua yang ada di gudang sementara anak-anak terluka parah. Upaya penyelamatan masih terus dilakukan untuk menemukan lebih banyak jenazah. Ada rasa frustrasi dan duka yang mendalam. Jenazah-jenazah kini dibariskan di kamar mayat Rumah Sakit Al-Aqsa sementara keluarga bersiap untuk menguburkan mereka," katanya, dilansir dari Al Jazeera, Minggu (18/8).

Serangan itu menewaskan kepala keluarga, Sami, bersama istri, ibu, dan semua anaknya, menurut Abdalhadi al-Ejlah, sepupu para korban. Al-Ejlah mengatakan kepada Al Jazeera dari Stockholm, Swedia, bahwa Sami adalah seorang tokoh yang terhormat dan menjalankan bisnis kecil di industri daging beku dan aktif dalam kegiatan amal.

Menurut dia, mereka tidak terlibat dalam politik. Ia menambahkan bahwa keluarga tersebut telah meninggalkan Kota Gaza ke gudang az-Zawayda, yang dimiliki dan digunakan Sami untuk bisnisnya.

Baca juga : Korban Genosida Warga Gaza oleh Israel Hampir 40.100 Orang

“Kita berbicara [tentang] genosida yang bertahap, genosida yang bergerak lambat, tidak hanya dengan pembunuhan, tetapi juga menggunakan cara-cara lain, termasuk kelangkaan makanan,” kata al-Ejlah.

Serangan itu terjadi setelah mediator internasional Amerika Serikat (AS), Qatar dan Mesir menyelesaikan negosiasi gencatan senjata di Doha pada Jumat (17/8) yang mereka gambarkan sebagai serius dan konstruktif. Pembicaraan tersebut ditujukan untuk mengakhiri perang dan melihat pembebasan tawanan Israel di Gaza bagi warga Palestina yang dipenjara di Israel.

“Apa yang telah mereka lakukan hingga harus menerima serangan ini?” kata Ahmed Abu al-Ghoul, seorang warga setempat yang menyaksikan serangan terbaru Israel.

Baca juga : Israel Usir Pengungsi di Zona Kemanusiaan

Abu Azzoum dari Al Jazeera melaporkan bahwa Israel telah melancarkan lebih banyak serangan udara terutama terhadap rumah-rumah penduduk di daerah kantong itu, dengan satu di antaranya menewaskan sedikitnya tujuh warga Palestina dari keluarga yang sama di sisi barat kamp pengungsi Nuseirat.

“Kami mengamati bahwa serangan terbaru Israel telah memusnahkan seluruh keluarga,” katanya.

Israel mengeluarkan putaran perintah evakuasi lainnya pada Sabtu, kali ini untuk lingkungan di kamp pengungsi Maghazi di Gaza tengah. Juru bicara militer Israel berbahasa Arab, Avichay Adraee, membuat pengumuman tersebut melalui unggahan di media sosial, yang mencantumkan blok-blok di Maghazi, serta beberapa lingkungan lain di Gaza tengah, tempat penduduk harus mengungsi.

Baca juga : Ini Jurus Baru Qatar, AS, dan Mesir Semai Damai di Gaza

Ia mengatakan kelompok Palestina Hamas telah menembakkan roket dari daerah tersebut dan militer Israel akan menanggapinya dengan keras. “Demi keselamatan Anda sendiri, segera pindah ke zona kemanusiaan,” kata Adraee.

Ini adalah ketiga kalinya Israel memerintahkan lebih banyak lingkungan Gaza untuk dievakuasi dalam beberapa hari, yang mengakibatkan puluhan ribu orang mengungsi. Abu Azzoum mengatakan banyak keluarga mengungsi ke Deir el-Balah, daerah yang sudah dipenuhi keluarga pengungsi.

"Zona kemanusiaan semakin menyempit", imbuhnya.

Pasukan Israel juga memerintahkan orang-orang untuk meninggalkan sekitar Beit Hanoon, sebuah kota di Gaza utara. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan melakukan perjalanan ke Israel pada Sabtu untuk melanjutkan upaya diplomatik guna mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Sehari sebelumnya, Presiden Joe Biden mengatakan kesepakatan sudah di depan mata dan memperingatkan pihak-pihak di Timur Tengah untuk tidak merusak negosiasi. Seorang pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menepis optimisme Biden.

"Mengatakan bahwa kita semakin dekat dengan kesepakatan adalah ilusi. Kita tidak menghadapi kesepakatan atau negosiasi nyata, melainkan penerapan perintah Amerika, ujarnya.

Blinken akan bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Israel pada Senin (19/8). Pada Sabtu, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel telah menewaskan 69 orang dan melukai 136 orang dalam 48 jam terakhir.

Dengan demikian, jumlah korban tewas di daerah kantong itu sejak 7 Oktober menjadi 40.074 orang dan 92.537 lainnya terluka. Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober dan lebih dari 200 orang ditawan. (I-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya