Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
SERANGAN mendadak Ukraina ke wilayah Kursk, Rusia, telah memasuki hari kedua. Itu membuat Presiden Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan pejabat pertahanan dan penegakan hukum tertinggi.
Sebuah laporan dari seorang blogger militer Rusia, dilansir dari Guardian, Kamis (8/8), menunjukkan pasukan Ukraina telah maju ke utara, mungkin sejauh 15 km dari perbatasan. Itu di sepanjang jalan raya di utara desa perbatasan Sverdlikovo dan dekat pusat transmisi gas alam utama.
Tetapi hal itu tidak dapat diverifikasi. Sumber resmi dan tidak resmi Rusia melaporkan bahwa pasukan yang terdiri dari beberapa ratus tentara telah melintasi bagian perbatasan yang pertahanannya lemah pada Selasa (6/8) pagi. Serangan ini menjadi salah satu yang terbesar ke Rusia sejak perang dimulai pada Februari 2022.
Baca juga : Putin Ingin Akhiri Konflik Ukraina Secara Menyeluruh, Bukan Gencatan Senjata
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Rabu (7/8) serangan itu sedang dinetralisir. Mereka mengklaim pasukan Rusia berhasil menangkis serangan pada Selasa, tetapi mengakui pertempuran masih berlangsung.
Mereka mengatakan telah menggunakan serangan udara dan rudal serta tembakan artileri terhadap para penyerbu, yang mengakibatkan 260 korban jiwa dan melumpuhkan 50 kendaraan lapis baja. Dalam pernyataan yang disiarkan di televisi pada awal pertemuan dengan anggota pemerintah Rusia, Putin menggambarkan serangan itu sebagai provokasi besar.
Ia kemudian bertemu dengan tokoh militer Rusia. Kepala staf umum, Valery Gerasimov, memberi tahu Putin bahwa pasukan Rusia sedang memerangi pasukan Ukraina di dekat perbatasan dan akan memukul mundur mereka ke perbatasan.
Baca juga : Rusia Terbuka Bahas Perdamaian dengan Ukraina
Penjabat gubernur wilayah Kursk, Alexei Smirnov, mengatakan bahwa ia telah memberlakukan keadaan darurat di wilayah perbatasan, meskipun tidak jelas tindakan apa yang diperlukan. Beberapa ribu warga sipil dievakuasi dari daerah garis depan dan 300 orang ditampung di akomodasi sementara semalam.
Pihak berwenang di wilayah Sumy di timur laut Ukraina, tepat di seberang perbatasan dari Kursk, juga mengumumkan bahwa mereka mengevakuasi sekitar 6.000 orang.
Para pejabat Ukraina tetap bungkam saat penyerbuan itu berkembang. Tujuannya supaya tidak terlihat menang atau membocorkan terlalu banyak informasi tentang niat mereka.
Baca juga : Ukraina Menolak Usulan Perdamaian dengan Rusia
Rusia mengatakan serangan itu dimulai sekitar pukul 8 pagi pada Selasa pagi, ketika pasukan Ukraina melintasi perbatasan antara desa Nikolayevo-Daryino dan Oleshnya, dengan tujuan yang jelas menuju utara dan timur.
Serangan itu kemungkinan besar merupakan upaya Ukraina, yang pertahanannya diperluas di front timur Donbas , untuk mengalihkan sebagian pasukan Rusia guna mempertahankan bagian garis depan yang sebagian besar tidak aktif sejak awal 2022.
Namun, para kritikus di Ukraina berpendapat bahwa serangan semacam itu tidak memiliki tujuan militer jangka panjang. Kelompok Rusia anti-Kremlin melancarkan serangan dari Ukraina ke wilayah Belgorod dan Kursk pada bulan Maret, tetapi berhasil dipukul mundur tanpa keuntungan strategis.
Baca juga : Ini Syarat Baru dari Rusia untuk Berdamai dengan Ukraina
Informasi yang tersedia sangat sedikit, tetapi kali ini operasi tersebut tampaknya merupakan serangan oleh militer Ukraina, bukan kelompok oposisi Rusia. Rusia mengatakan serangan tersebut dipimpin oleh brigade mekanis ke-22 Kyiv.
Pertempuran terjadi di dalam dan sekitar kota Sudzha, sekitar 6 mil dari perbatasan. Saluran Telegram Rusia setempat merilis video pendek yang memperlihatkan rumah-rumah pedesaan yang dibom, yang katanya menggambarkan situasi saat ini.
Pipa gas operasional utama ke Eropa membentang di dekat Sudzha, tempat stasiun pengukuran memantau berkurangnya pasokan Rusia ke negara-negara seperti Austria dan Hungaria. Ukraina telah mengizinkan gas untuk terus mengalir melalui pipa tersebut sebagai bagian dari kontrak yang berakhir pada akhir tahun 2024.
Spekulasi daring lainnya menyatakan bahwa target penyerbuan itu bisa jadi adalah pembangkit listrik tenaga nuklir Kursk, tetapi fasilitas itu berjarak 35 mil dari perbatasan dan sangat jauh dari jangkauan pasukan yang beranggotakan beberapa ratus – atau ribuan orang.
Rusia telah mengerahkan tentaranya ke Ukraina. Pasukannya di negara itu diperkirakan berjumlah sekitar 520.000, dua hingga tiga kali lipat jumlah pasukan yang diinvasi sebelumnya.
Sementara itu, Ukraina merasa kesulitan untuk memobilisasi rekrutan baru dan sedang didorong mundur di beberapa bagian front timur, khususnya Donbas tengah menuju Pokrovsk. (I-2)
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyatakan kesiapan untuk melanjutkan putaran ketiga pembicaraan damai dengan Ukraina. Kemungkinan pertemuan digelar di Istanbul, Turki.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin membuka peluang bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di tengah upaya Moskow melanjutkan proses negosiasi damai dengan Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan peningkatan belanja pertahanan oleh NATO bukanlah ancaman bagi negaranya.
KOMISI Eropa memperpanjang sanksi terhadap Rusia sebagai respons atas aneksasi ilegal wilayah Krimea dan kota Sevastopol hingga 23 Juni 2026.
Ukraina dan Rusia menyelesaikan tahap akhir dari kesepakatan pertukaran jenazah prajurit yang gugur dalam perang.
Wacana soal pemotongan bantuan militer dapat melemahkan semangat warga Ukraina yang tengah berjuang di garis depan.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyatakan kesiapan Moskow untuk menggelar pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump sekaligus melanjutkan putaran ketiga perundingan damai dengan Ukraina.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin mengutuk serangan Amerika Serikat (AS) dan Israel terhadap Iran sebagai tindakan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan.
MENTERI Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dijadwalkan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (23/6).
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, tiba di Moskow, pada Minggu (22/6), untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved