Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Meta Minta Maaf atas Penghapusan Postingan PM Malaysia Anwar Ibrahim

Thalatie K Yani
06/8/2024 19:50
Meta Minta Maaf atas Penghapusan Postingan PM Malaysia Anwar Ibrahim
Meta Platforms Inc meminta maaf setelah menghapus beberapa postingan PM Malaysia Anwar Ibrahim yang memberikan penghormatan kepada pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.(Meta)

META meminta maaf atas penghapusan beberapa postingan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, di platform media sosialnya yang memberikan penghormatan kepada seorang pemimpin Hamas yang terbunuh bulan lalu.

“Kami meminta maaf atas kesalahan operasional di mana konten dari Halaman Facebook dan Instagram perdana menteri dihapus, dan konten tersebut telah dipulihkan dengan label berita yang tepat," dalam pertanyaan resmi Meta Platforms Inc.

Ibrahim telah mengecam pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam postingannya. Malaysia tidak mengakui Israel sebagai negara berdaulat dan kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik.

Baca juga : PM Malaysia: Pembunuhan Ismail Haniyeh untuk Gagalkan Perundingan

Pada Mei, Ibrahim bertemu dengan delegasi Hamas yang dipimpin Haniyeh selama kunjungannya ke Qatar, menunjukkan dukungan terhadap kelompok yang dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh AS.

Pada Selasa, kantor perdana menteri (PMO) juga menyatakan penyesalan atas penangguhan siaran langsung Facebook dari akun berita RTM yang meliput rally dukungan untuk Palestina, pada 4 Agustus.

Meta mengatakan dalam pernyataan siaran langsung rally yang dihadiri perdana menteri sempat dihentikan karena keluhan hak kekayaan intelektual terkait musik. Tuan Ibrahim berbicara di rally pro-Palestina di Kuala Lumpur yang dihadiri ribuan orang.

Baca juga : PM Malaysia membela hubungan Hamas dalam perjalanan ke Jerman

“PMO menganggap tindakan Meta sebagai diskriminatif, tidak adil, dan penindasan yang nyata terhadap kebebasan berekspresi. Ini juga dianggap sebagai penghinaan terhadap perjuangan sah rakyat Palestina dalam pencarian keadilan dan hak asasi manusia,” kata pernyataan tersebut.

PMO mengkritik moderasi konten Meta sebagai diskriminatif dan menekan kebebasan berekspresi serta menuntut penjelasan terperinci dan permintaan maaf publik, yang dikeluarkan perusahaan pada hari Selasa.

Pada hari Senin, pejabat Meta bertemu dengan PMO. Pemerintah mengatakan bahwa penangguhan tersebut “juga dianggap sebagai penghinaan terhadap perjuangan sah rakyat Palestina dalam pencarian keadilan dan hak asasi manusia”.

Pasukan Pengawal Revolusi Iran mengatakan bahwa proyektil jarak pendek adalah penyebab kematian Haniyeh dan menuduh AS mendukung serangan yang dituduhkan kepada Israel. Haniyeh berada di Iran untuk menghadiri upacara pelantikan presiden Iran yang baru terpilih, Masoud Pezeshkian.

Pembunuhan ini telah memicu kekhawatiran akan memicu konflik yang lebih luas di wilayah tersebut dan memaksa Iran dan Israel terlibat dalam konfrontasi langsung jika Iran membalas. (independent/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya