Pejabat Senior Hamas Tewas dalam Serangan Udara Israel di Sekolah Gaza

Thalatie K Yani
08/7/2024 05:40
Pejabat Senior Hamas Tewas dalam Serangan Udara Israel di Sekolah Gaza
Seorang pejabat senior administrasi Hamas, Ehab Al-Ghussein, tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan sekolah di Kota Gaza(Akun X)

SEORANG pejabat senior administrasi Hamas adalah salah satu dari empat orang yang tewas dalam serangan udara Israel di sebuah sekolah di Kota Gaza, menurut sumber-sumber Palestina.

Seorang pejabat lokal mengatakan kepada BBC bahwa Ehab Al-Ghussein diangkat tiga bulan lalu untuk mengelola urusan pemerintah Hamas di Kota Gaza dan utara Gaza.

Militer Israel mengatakan melakukan serangan di area sebuah gedung sekolah di Kota Gaza, yang diklaim “teroris sedang beroperasi dan bersembunyi”.

Baca juga : Para Aktivis Tuntut Netanyahu Mundur

Militer Israel mengatakan mereka telah mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko terhadap warga sipil.

Saksi mata mengatakan serangan tersebut menargetkan Sekolah Keluarga Kudus di sebelah barat Kota Gaza, yang merupakan gedung yang juga menjadi tempat perlindungan bagi banyak orang. 

Serangan udara tersebut menargetkan dua ruang kelas di lantai dasar, kata mereka.

Baca juga : Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit Eropa di Khan Younis Sangat Sulit

Ehab Al-Ghussein sebelumnya adalah wakil menteri tenaga kerja dalam administrasi Hamas dan sebelum itu adalah juru bicara kementerian dalam negeri. Kematian Al-Ghussein tidak dianggap sebagai pukulan berat bagi Hamas secara militer, tetapi dia dianggap sebagai sosok penting dalam kepemimpinan administrasi Hamas.

Banyak pejabat lainnya dalam administrasi Hamas telah tewas dalam sembilan bulan terakhir.

Dalam satu serangan udara Israel pada November lalu, wakil menteri kebudayaan dan wakil ketua dewan legislatif tewas bersama dengan pegawai pemerintah lainnya, pejabat, serta perwira polisi senior.

Baca juga : PM Israel Benjamin Netanyahu: Militer Mendekati “Akhir Tahap Penghapusan” Hamas di Gaza

Secara terpisah, militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru untuk bagian tengah Kota Gaza.

Ibrahim Al-Barbari, 47, yang tinggal bersama istri, lima anak, ibu, dan saudara perempuannya di lingkungan Bani Amer, mengatakan kepada BBC bahwa puluhan keluarga sedang meninggalkan rumah mereka dan perempuan, serta anak-anak membawa tas dan menuju ke barat.

“Kami mendengar dari tetangga bahwa kami harus meninggalkan rumah. Kami belum menerima panggilan atau pesan dari tentara, tetapi kami sudah mulai mengumpulkan barang-barang kami untuk bersiap pindah lagi. 

Baca juga : Benjamin Netanyahu: Fase Intens Perang dengan Hamas Akan Segera Berakhir

“Kami telah hidup dalam keadaan hampir kelaparan selama berbulan-bulan.”

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kesepakatan gencatan senjata di Gaza harus memungkinkan Israel untuk melanjutkan pertempuran setelahnya, sampai tujuan mereka tercapai.

Dia sebelumnya telah mendefinisikan tujuan-tujuan ini sebagai pembongkaran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, serta pengembalian para sandera.

Pejabat Hamas mengatakan mereka sedang menunggu tanggapan Israel terhadap proposal gencatan senjata terbaru.

Perang Israel ini dipicu oleh serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober, di mana para penembak yang dipimpin Hamas membunuh sekitar 1.200 orang dan membawa 251 orang lainnya kembali ke Gaza sebagai sandera.

Menurut kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, setidaknya 38.098 orang Palestina telah tewas di Gaza akibat ofensif Israel. (BBC/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya