Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEBUAH kelompok kerja hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah dipenjara secara sewenang-wenang yang melanggar hukum internasional.
Dalam sebuah opini yang dikeluarkan, Senin, Kelompok Kerja PBB tentang Penahanan Sewenang-wenang yang berbasis di Jenewa mengatakan "remedi yang tepat adalah segera membebaskan Tuan Khan dan memberinya hak untuk kompensasi dan reparasi lainnya yang dapat ditegakkan, sesuai dengan hukum internasional".
“[Kelompok kerja] menyimpulkan penahanannya tidak memiliki dasar hukum dan tampaknya dimaksudkan untuk mendiskualifikasi dia dari pencalonan dalam pemilihan politik. Jadi, sejak awal, penuntutan tersebut tidak didasarkan pada hukum dan dilaporkan dimanfaatkan untuk tujuan politik,” kata kelompok kerja PBB dalam opini yang tertanggal 25 Maret namun baru dipublikasikan, Senin.
Baca juga : Israel Menyerang Gaza di Tengah Pelanggaran Hukum
Kelompok yang terdiri dari lima pakar independen, yang opininya tidak mengikat tetapi memiliki bobot reputasi, mengatakan masalah hukum Khan adalah bagian dari “kampanye represi yang jauh lebih besar” terhadapnya dan partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI).
Dikatakan bahwa menjelang pemilihan umum 2024, anggota partai Khan ditangkap dan disiksa serta aksi mereka diganggu. Kelompok tersebut juga menuduh adanya “kecurangan yang meluas pada hari pemilihan, mencuri puluhan kursi parlemen”.
Pemerintah Pakistan belum memberikan komentar terkait opini tersebut. Komisi pemilihan negara tersebut menyangkal bahwa pemilihan pada bulan Februari dicurangi.
Baca juga : Imran Khan Ditinggalkan Koalisi Shehbaz Sharif
Sejak dicopot dari jabatannya sebagai perdana menteri pada April 2022, Khan, 71, telah terlibat dalam lebih dari 200 kasus hukum dan dipenjara sejak Agustus tahun lalu. Dia menyebut kasus-kasus tersebut bermotif politik dan diatur oleh musuh-musuh politiknya untuk menjauhkannya dari kekuasaan.
Pekan lalu, sebuah pengadilan di Islamabad menolak permohonan untuk menangguhkan hukuman penjara Khan dan istrinya, Bushra Bibi, yang pernikahannya dinyatakan ilegal menurut hukum Islam.
Pada bulan April tahun ini, sebuah pengadilan tinggi Pakistan menangguhkan hukuman penjara 14 tahun Khan dan istrinya dalam kasus korupsi. Khan juga mendapatkan hukuman 10 tahun lainnya atas tuduhan pengkhianatan yang dibatalkan bulan ini.
Baca juga : Rakyat Pakistan Turun ke Jalan Protes Hasil Pemilu
Namun, dia tetap berada di penjara Adiala, di selatan ibukota Islamabad, karena vonis pernikahan ilegal.
Para analis mengatakan militer Pakistan yang kuat, yang telah memerintah secara langsung selama beberapa dekade dan memiliki kekuatan besar, kemungkinan berada di balik serangkaian kasus tersebut.
Khan digulingkan oleh mosi tidak percaya di parlemen setelah berselisih dengan jenderal-jenderal teratas yang dulu mendukungnya.
Baca juga : Gonjang-ganjing Pemilu Pakistan
Dia kemudian melancarkan kampanye yang belum pernah terjadi sebelumnya melawan mereka dan menuduh para perwira tinggi militer berkonspirasi dalam upaya pembunuhan di mana dia ditembak saat unjuk rasa politik pada November 2022. Militer menolak tuduhan tersebut.
Penangkapan singkat Khan pada Mei 2023 memicu kerusuhan nasional, yang kemudian mendorong tindakan keras besar-besaran terhadap partai PTI dan para pemimpin seniornya.
Kandidat PTI terpaksa berdiri sebagai independen dalam pemilihan umum Februari, meskipun kandidat yang setia kepada PTI masih memperoleh lebih banyak kursi daripada partai lain mana pun.
Namun, mereka dijauhkan dari kekuasaan oleh koalisi luas partai-partai yang dianggap setia kepada militer.
Pada hari Jumat, majelis rendah parlemen Pakistan mengecam resolusi kongres Amerika Serikat yang menyerukan penyelidikan independen terhadap tuduhan bahwa pemilihan Pakistan tahun ini dicurangi.
Meskipun pemerintah Pakistan menyatakan kemarahan atas resolusi AS tersebut, partai Khan memujinya, mengatakan bahwa kemenangan mereka dalam pemilihan diubah menjadi kekalahan oleh komisi pemilihan negara tersebut. (Al Jazeera/Z-3)
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan menerima kunjungan Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif pada Minggu (25/5) malam di Kantor Kerja Dolmabahce, Istanbul.
INDIA dan Pakistan kembali terlibat dalam saling tuduh, kali ini terkait pengelolaan senjata nuklir. Ketegangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah gencatan senjata
PM India Narendra Modi menegaskan India tak akan mentolerir pemerasan nuklir dan siap membalas serangan teroris dari Pakistan.
India dan Pakistan saling menuduh pelanggaran gencatan senjata yang baru disepakati, setelah beberapa hari pertempuran sengit di Kashmir.
Dunia internasional, termasuk PBB, Inggris, AS, dan Iran, menyerukan dialog damai untuk meredakan ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir ini.
Pakistan memperingatkan akan membalas serangan udara India yang menewaskan 31 orang, termasuk anak-anak, di wilayah Kashmir dan Punjab.
Menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji, pengawasan dari Tim Pengawas Haji (Timwas) DPR RI menemukan adanya ketidaksesuaian dalam penyediaan layanan transportasi jemaah ke Arafah
Seluruh tim pemenangan kedua paslon diingatkan untuk lebih berhati-hati dan tidak melakukan pelanggaran yang justru bisa berujung pada PSU.
Peraturan KPU memperumit lembaga pemantau untuk bisa melaporkan gugatan perkara
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menemukan 372 dugaan pelanggaran netralitas aparat sipil negara (ASN) di Pilkada 2024.
Kelima anggota grup K-pop NewJeans menggelar konferensi pers darurat untuk mengumumkan keputusan penting mereka—mengakhiri kontrak eksklusif dengan agensi ADOR.
BAWASLU diminta untuk menuntaskan laporan masyarakat maupun temuan jajaran pengawas terkait politik uang yang terjadi selama masa tenang maupun hari pemungutan suara Pilkada 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved