Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

500 Warga Palestina Tewas di Tepi Barat sejak Oktober

Ferdian Ananda Majni
13/6/2024 10:05
500 Warga Palestina Tewas di Tepi Barat sejak Oktober
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) melaporkan sejak 7 Oktober, 521 orang telah tewas di Tepi Barat(UNWRA)

KANTOR Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) melaporkan secara total, 521 orang, termasuk lebih dari 126 anak-anak, telah terbunuh di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki sejak 7 Oktober.

“Sebagian besar pembunuhan terjadi selama serangan militer Israel terhadap kamp-kamp pengungsi Palestina, kota kecil, desa dan kota besar,” kata OCHA dilansir Al Jazeera, Kamis (13/6).

Dua kota di Palestina dan kamp pengungsinya yakni Jenin dan Tulkarem menyumbang 34% dari total korban jiwa yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak bulan Oktober.

Baca juga : Pasukan Israel Bunuh Enam Warga Palestina di Tepi Barat

Menurut OCHA, pasukan Israel membunuh 504 warga Palestina selama periode 7 Oktober hingga 10 Juni, sementara pemukim Israel membunuh 10 warga Palestina lainnya, dan tujuh kasus pembunuhan masih belum diketahui apakah pelakunya adalah tentara Israel atau pemukim Israel.

Lebih dari 5.200 warga Palestina juga terluka dalam serangan sejak Oktober, termasuk 800 anak-anak.

Pada periode yang sama, tujuh tentara Israel dan lima pemukim dibunuh oleh warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Di Israel, delapan warga Israel tewas sejak Oktober dan empat penyerang Palestina.

Baca juga : Tidak Ada Sanksi, Israel Leluasa Lancarkan Kebiadaban di Palestina

Selain banyaknya korban tewas warga Palestina di Tepi Barat, 183 warga Palestina telah mengungsi dari rumah mereka di wilayah Yerusalem oleh otoritas Israel sejak awal tahun ini. 

Sementara itu , Staf OCHA Yasmina Guerda mengatakan lebih dari 300 orang dilaporkan tewas di kamp pengunsian Nuseirat hanya dalam tiga hari, dengan serangan sebelumnya terhadap sekolah PBB oleh pasukan Israel, termasuk dalam jumlah korban tewas.

"Mengerikan, mengerikan, mengerikan. Bisa lihat?" kata Hassan, seorang warga Nuseirat, sambil menunjuk ke bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel dan lokasi di mana rumahnya dulu berdiri.

"Satu-satunya yang saya pikirkan adalah tentang keluarga saya," katanya tentang serangan tersebut.

"Saya bukan Hamas. Saya bukan Fatah. Saya bukan apa-apa. Saya hanya seorang akuntan. Istri saya adalah seorang guru," tambahnya. (Aljazeera/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya