Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Rumah Sakit Kuwait di Rafah Ditutup Setelah Serangan Militer Israel Meningkat

Thalatie K Yani
28/5/2024 06:05
Rumah Sakit Kuwait di Rafah Ditutup Setelah Serangan Militer Israel Meningkat
Ilustrasi - Rumah Sakit Kuwait di pusat Rafah terpaksa ditutup pada hari Senin setelah serangan militer Israel yang meningkat.(AFP)

RUMAH Sakit Kuwait di pusat Rafah terpaksa ditutup, Senin, setelah serangan militer Israel meningkat di sekitar rumah sakit.

Menurut Dr Suhaib Al-Hims, direktur rumah sakit Kuwait, serangan "berulang kali dan disengaja" oleh pasukan Israel telah menyebabkan kematian dua staf rumah sakit dan melukai lima staf medis lainnya. Tim medis yang tersisa dipindahkan ke rumah sakit lapangan yang sedang disiapkan di area Al-Mawasi di Gaza, kata Al-Hims.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan serangan drone Israel menewaskan dua staf saat mereka bertugas di depan gerbang. Mereka diidentifikasi sebagai Rashid Mohammed Saeed Barhoum, 23, dan Musab Sami Dakhlallah Al-Araj, 22.

Baca juga : PM Israel Benjamin Netanyahu Sebut Serangan di Rafah Sebagai "Kecelakaan Tragis"

Sementara itu, Doctors Without Borders (Médecins Sans Frontières/MSF) dengan keras mengecam serangan udara mematikan Israel, Minggu di kamp pengungsian di Rafah yang menampung orang-orang terlantar dan menyerukan "gencatan senjata segera dan berkelanjutan" di Gaza.

Serangan udara itu terjadi "beberapa hari setelah Pengadilan Internasional (ICJ) memerintahkan Israel untuk menghentikan semua operasi militer di Rafah," catat MSF dalam sebuah pernyataan,Senin.

"Perempuan dan anak-anak termasuk di antara orang-orang yang dibawa ke titik stabilisasi, dan sekali lagi, warga sipil membayar harga perang ini," kata Samuel Johann, koordinator darurat MSF di Gaza, dalam pernyataan tersebut. MSF mengatakan serangan udara di kamp tersebut "menunjukkan pengabaian total terhadap nyawa warga sipil di Gaza."

Baca juga : Zona Aman Tak Luput dari Serangan Israel

"Kami terkejut oleh serangan terus-menerus terhadap warga sipil, dan kami tidak memiliki kata untuk menggambarkan kengerian yang kami lihat di sini di Gaza," kata Gaia Giletta, manajer aktivitas perawat MSF, dalam pesan suara dari Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan udara tersebut berjalan sangat salah.

"Terlepas dari upaya terbaik kami untuk tidak membahayakan mereka yang tidak terlibat, sayangnya terjadi kesalahan tragis tadi malam. Kami sedang menyelidiki kasus ini," kata Netanyahu dalam pidatonya di parlemen Israel pada hari Senin.

Setidaknya 45 orang tewas dan 200 terluka dalam serangan Israel tersebut, menurut kantor media pemerintah di Gaza.(Al Jazeera/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya