Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Oposisi Korea Selatan Kuasai Parlemen

Cahya Mulyana
11/4/2024 09:50
Oposisi Korea Selatan Kuasai Parlemen
Partai-partai oposisi Korea Selatan meraih kemenangan yang signifikan dalam pemilihan parlemen.(AFP)

PARTAI-partai oposisi Korea Selatan meraih kemenangan telak dalam pemilihan parlemen yang diadakan, Rabu (10/4). Perubahan politik ini memberikan pukulan telak terhadap Presiden Yoon Suk Yeol dan partai konservatifnya.

Salah satunya, Partai Demokrat (DP) diproyeksikan memperoleh lebih dari 170 dari 300 kursi di badan legislatif baru, menurut data Komisi Pemilihan Umum Nasional dan jaringan penyiaran, dengan lebih dari 99% suara dihitung Kamis (11/4) pukul 05.55 waktu setempat.

Sebuah partai liberal sempalan yang dianggap bersekutu dengan DP diperkirakan akan memperoleh setidaknya 10 kursi, berdasarkan proyeksi. 

Baca juga : Presiden Korsel Cemaskan Angka Kelahiran yang Makin Turun

"Ketika para pemilih memilih saya, itu adalah penilaian Anda terhadap pemerintahan Yoon Suk Yeol dan Anda memberikan tugas kepada Partai Demokrat untuk bertanggung jawab atas penghidupan masyarakat dan menciptakan masyarakat yang lebih baik ,” kata pemimpin DP Lee Jae-myung.

Lee memenangkan kursi di kota Incheon di sebelah barat ibu kota, Seoul, melawan kandidat kelas berat konservatif yang dianggap sebagai sekutu utama Yoon.

Pertarungan sengit ini dipandang beberapa analis sebagai referendum terhadap Yoon, yang popularitasnya merosot di tengah krisis biaya hidup dan serangkaian skandal politik.

Baca juga : PSI Masih Bisa Lolos Ambang Batas Parlemen

"Penghakiman adalah tema umum yang muncul dalam komentar para pemenang oposisi, banyak di antara mereka yang berkampanye dengan fokus pada apa yang mereka katakan sebagai salah urus ekonomi oleh Yoon. Dia enggan mengakui istrinya bertindak tidak pantas dengan menerima hadiah tas merek Dior.

Ibu Negara Kim Keon Hee tidak terlihat di depan umum sejak 15 Desember dan tidak hadir ketika Yoon memberikan suaranya. Itu mencerminkan pandangan beberapa analis dan anggota partai oposisi bahwa dia telah menjadi beban politik yang serius bagi Yoon dan Partai Kekuatan Rakyat (PPP).

Partai yang dipimpin Yoon diperkirakan akan meraih lebih dari 100 kursi. Itu berarti PPP tidak akan menjadi mayoritas dan oposisi dapat mematahkan veto presiden dan meloloskan amandemen konstitusi.

Baca juga : Presiden Korsel Dikabarkan Mangkir dari Upacara Peringatan Tragedi Itaewon, Kenapa?

Komisi Pemilihan Umum Nasional (NEC) Korea Selatan diperkirakan akan mengumumkan hasil resminya pada Kamis malam. Hampir 29,7 juta orang, atau 67% dari pemilih yang memenuhi syarat, memberikan suara mereka.

Ini menandai jumlah pemilih tertinggi dalam pemilihan parlemen, meskipun jumlahnya turun dari pemilihan presiden 2022 yang membawa Yoon ke tampuk kekuasaan.

Yoon, yang mulai menjabat pada Mei 2022, tidak ikut dalam pemilu kali ini, namun kemampuannya untuk mengesahkan undang-undang kemungkinan akan sangat terpengaruh oleh buruknya kinerja PPP yang dipimpinnya.

Baca juga : Presiden Korea Selatan Akan Melakukan Kunjungan Negara ke Inggris

Dia mendapat rating rendah selama berbulan-bulan karena gagal melaksanakan janjinya untuk memotong pajak, melonggarkan peraturan bisnis, dan memperluas dukungan keluarga di negara yang masyarakatnya paling menua di dunia.

Mason Richey, seorang profesor di Hankuk University of Foreign Studies, mengatakan Yoon mungkin akan lebih fokus pada agenda luar negerinya saat ini, meskipun rencana tersebut juga bisa berisiko jika oposisi berusaha memotong anggaran yang mayoritas anggotanya.

“Mengingat kemungkinan statusnya lemah, godaan bagi Yoon adalah fokus pada kebijakan luar negeri di mana ia masih memiliki kekuasaan hukum,” kata Richey. (France24/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya