Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PRESIDEN Korea Selatan Yoon Suk-yeol menyampaikan kekhawatirannya soal penurunan angka kelahiran di negaranya. Ia menyatakan, diperlukan langkah darurat dan cepat untuk mengatasi masalah itu, sebelum terlambat.
“Waktu semakin singkat. Saya berharap setiap lembaga pemerintah menangani masalah rendahnya angka kelahiran dengan tekad yang luar biasa,” sebut Yonhap News yang berbasis di Seoul mengutip ucapan Yoon kepada Kabinetnya.
Yoon pun menyerukan solusi efektif terhadap penurunan angka kelahiran, mengingat Korea Selatan memiliki angka kelahiran terendah di dunia.
Baca juga : Banyak Sekolah di Korsel Terancam Tutup karena Semakin Sedikit Anak Lahir
Penurunan populasi yang terus-menerus telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengambil kebijakan, karena tingkat kesuburan negara tersebut tercatat pada level terendah 0,7 pada kuartal ketiga tahun ini.
“Angka tersebut jauh di bawah tingkat penggantian sebesar 2,1, yang diperlukan untuk menjaga stabilitas populasi di angka 51 juta,” kantor berita tersebut melaporkan.
Ketatnya kompetisi kerja dan mahalnya biaya pendidikan diduga menjadi salah satu penyebab menurunnya angka kelahiran di Korsel.
Baca juga : Angka Kelahiran Korsel Catat Rekor Terendah, Jumlah Kematian Meningkat
“Masalah rendahnya angka kelahiran mengharuskan kita untuk menangani situasi ini dengan lebih serius dan memikirkan penyebab dan solusi dari dimensi yang berbeda dibandingkan sebelumnya,” ujar Yoon.
Korea Selatan mengalami penurunan jumlah kelahiran baru meskipun telah mengeluarkan dana sekitar US$200 miliar selama 16 tahun terakhir untuk mendorong pertumbuhan penduduk.
Baca juga : Korea Selatan Alami Krisis Demografi, Banyak Warga Ogah Menikah dan Punya Anak
Dalam laporannya baru-baru ini, Forum Ekonomi Dunia memperingatkan bahwa jika angka kelahiran yang rendah saat ini terus berlanjut, maka jumlah kelahiran di negara Asia Timur akan berkurang setengahnya dari angka kelahiran saat ini pada akhir abad ini.
Korea Selatan memiliki tingkat kelahiran yang rendah sepanjang masa selama tiga tahun berturut-turut pada tahun 2022, dengan hanya 249.000 bayi yang lahir di negara tersebut, yang mengakibatkan penurunan populasi sebesar 4,4% dari rekor terendah sebelumnya pada tahun 2021, menurut Statistik Korea.
Data menunjukkan rata-rata perempuan melahirkan anak pertamanya pada usia 33 tahun pada tahun lalu, disusul 34,2 dan 35,6. (Anadolu/Z-4)
Jepang menghadapi salah satu krisis demografi paling tinggi di dunia, dengan jumlah kelahiran tahunan turun di bawah 800 ribu untuk pertama kalinya pada 2022.
Jepang bisa tinggal nama gara-gara angka kelahiran terus menurun. LGBTQ dituding menjadi salah satu biang keroknya.
Italia menghadapi krisis demografi, simana angka kelahiran berada di level terendah di bawah 400 ribu.
TIONGKOK akan memberikan perhatian khusus kepada bidang pendidikan, sains, dan teknologi untuk meningkatkan populasi penduduknya. Berikut ini strateginya.
Jumlah bayi yang lahir di Korsel turun 6,7% dari tahun sebelumnya. Sebaliknya, jumlah kematian di negara itu melonjak 8,3%.
Jumlah bayi baru lahir di Korea Selatan terus menurun tajam.
Yoon, mantan jaksa yang tidak pernah memegang jabatan publik dinyatakan sebagai pemenang pada Kamis (10/3) setelah rivalnya dari Partai Demokratis Lee Jae-Myung mengakui kekalahan.
PM Jepang Fumio Kishida berharap bisa meningkatkan kerja sama yang lebih sehat
Presiden berusia 61 tahun itu akan dilantik saat ketegangan antara Korsel dengan Korea Utara (Korut) berada dalam tingkat tinggi seiring meningkatnya uji coba rudal Korut.
Dalam pidato pelantikannya, dia mengaku akan mempertimbangkan mengirimkan bantuan ekonomi untuk Korut jika Pyongyang telah meninggalkan program nuklir mereka.
Yoon Suk-yeol mengatakan akan mempertimbangkan untuk mengirim bantuan ekonomi yang signifikan ke Korea Utara, tetapi hanya jika Pyongyang menghentikan program nuklirnya.
Megawati hadir di Istana Kepresidenan Korsel untuk mengikuti prosesi pelantikan Yoon Suk Seol sebagai presiden Korsel menggantikan Moon Jae In.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved